KALIMAT MAJEMUK
Pengertian Kalimat Majemuk
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas (Putrayasa,
2010:55). Menurut Verhaar, Kridalaksana, Tarigan dalam Putrayasa (2010:55)
mengatakan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau
lebih. Sedangkan menurut Cook dalam Putrayasa (2009:48) kalimat majemuk adalah
kalimat yang terdiri atas beberapa klausa bebas. Atau kalimat majemuk adalah
gabungan dua kalimat tunggal atau lebih, sehingga kalimat yang baru ini
menggandung dua pola kalimat atau lebih.
Berdasarkan
beberapa pengertian kalimat majemuk tersebut di atas, dapat dilihat hubungan
sifat kalimat-kalimat di dalamnya. Bisa dikatakan juga bahwa kalimat majemuk
adalah kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau lebih, yang masing-masing
pola dapat berdiri sendiri. Dapat dikatakan juga kalimat majemuk adalah kalimat
yang terbentuk dari dua atau lebih klausa yang dihubungkan dengan kata hubung
dengan pola intonasi selesai. Perhatikan contoh berikut:
Ibu datang, ayah pergi.
Contoh
kalimat tersebut terdiri atas dua klausa,yaitu ibu datang dan ayah pergi.
Klausa pertama “ibu datang”, dan
klausa kedua “ayah pergi” yang
masing-masing terdiri dari subjek dan predikat, klausa tersebut tidak saling
bergantung, karena masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.
Jenis Kalimat Majemuk
Menurut
Chaer (2009:46) berdasarkan klausanya,
kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga ,yaitu: (1) kalimat majemuk rapatan, (2)
kalimat majemuk setara, dan (3) kalimat majemuk bertingkat. Menurut Bagus
(2010:55) kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar, yaitu (a)
kalimat majemuk setara (KMS), (b) kalimat majemuk rapatan (KMR), dan (c)
kalimat majemuk bertingkat (KMB). Namun, menurut Putrayasa (2009:49) kalimat
majemuk dapat dibedakan atas empat bagian besar, yaitu (a) kalimat majemuk
setara (KMS), (b) kalimat majemuk rapatan (KMR), (c) kalimat majemuk bertingkat
(KMB), dan kalimat majemuk campuran (KMC). Keempat kalimat majemuk tersebut
memiliki pola kalimat tersendiri.
Kalimat Majemuk Setara (KMS)
Kalimat
majemuk setara adalah gabungan beberapa kalimat tunggal menjadi sebuah kalimat
yang lebih besar, dan tiap-tiap kalimat tunggal yang digabungkan itu tidak
kehilangan unsur-unsurnya (Putrayasa, 2009:49).Menurut
Chaer (1998:340) mengemukakan bahwa kalimat luas setara dibentuk dari dua buah
klausa atau lebih yang digabungkan menjadi sebuah kalimat, baik dengan bantuan
kata penghubung ataupun tidak. Kedudukan klausa-klausa didalam kalimat setara
ini adalah sama derajadnya, yang satu tidak lebih tinggi atau tidak lebih
rendah dari yang lain; atau yang satu tidak mengikat atau terikat pada yang
lain. Klausa-klausa itu mempunyai kedudukan yang bebas, sehingga kalau yang
satu ditinggalkan, maka yang lain masih tetap berdiri sebagai sebuah klausa.
Sedangkan
menurut Alek dan Achmad (2010:246) mengemukakan bahwa kalimat majemuk setara
terdiri atas dua suku kalimat (klausa),
atau lebih, yang bebas atau lebih. Tanda koma memisahkan suku kalimat itu jika
subjeknya berbeda, jika kata penghubungnya menunjukkan pertentangan, atau jika
suku kalimat itu panjang-panjang.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat majemuk adalah
gabungan dari beberapa kalimat tunggal,
yang pola kalimatnya mempunyai kedudukan yang sama. Kalimat-kalimat tunggal
dalam kalimat majemuk setara tersebut digabungkan dengan konjungsi. Adapun
konjungsi dalam kalimat majemuk setara dan memiliki tugas koordinatif
(sederajat) diantaranya adalah sebagai berikut: ‘dan’, ’atau’, ’sedangkan’, ’tetapi’, ‘kemudian’, dan ‘bahkan’. Jadi jika antara klausa
klausa yang satu dan klausa lainnya yang disambungkan dengan
konjungsi-konjungsi tersebut itu memiliki kedudukan yang setara atau sejajar.
Lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Pamannya pendiam sekali, tetapi bibinya cerewet
luar biasa.
Contoh
kalimat di atas terdiri atas dua kalimat tunggal yang dihubungkan dengan
konjungsi ‘tetapi’. Masing-masing
kalimat dapat berdiri sendiri.
Menurut
Chaer (1998:340) kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan dalam lima macam
kalimat majemuk setara, yaitu: (1) kalimat majemuk setara penambahan, (2)
kalimat majemuk setara pertentangan, (3) kalimat majemuk setara pemilihan, (4)
kalimat majemuk setara penegasan, dan (5) kalimat majemuk setara pengurutan. Berdasarkan
pendapat diatas, sebenarnya jenis kalimat majemuk setara sama-sama memiliki
kata penghubung, namun mereka memberikan nama yang berbeda.
Kalimat
Majemuk Setara Penambahan
Kalimat luas
setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘penambahan’
dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata
penghubung ‘dan’. Kalau ada unsur
yang sama dari kluasa-klausa yang digabungkan itu, maka unsur yang sama itu
dapat disatukan, artinya unsur yang sama itu hanya ditampilkan satu kali saja.
Kalimat
Majemuk Setara Pertentangan
Kalimat luas
setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘pertentangan’
dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata
penghubung ‘tetapi’, ‘namun’,
‘sedangkan’, dan‘sebaliknya’.
Kalimat
Majemuk Setara Pemilihan
Kalimat luas
setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘pemilihan’
dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata
penghubung ‘atau’
Kalimat
Majemuk Setara Penegasan
Kalimat luas
setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘penegasan’
dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata
penghubung ‘bahkan’, ‘lagipula’,
‘apalagi’, dan‘malah/malahan’.
Kalimat
Majemuk Setara Pengurutan
Kalimat luas
setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘pengurutan’
dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata
penghubung ‘lalu’, ‘kemudian’,
‘mula-mula’, ‘pertama’, ‘kedua’, dan seterusnya.
Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
Menurut
Chaer (2009:46) menyatakan bahwa kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang
terdiri dari dua buah klausa yang kedudukanya tidak setara. Menurut Putrayasa
(2009:59) kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan pola-polanya
tidak sederajat, salah satu bagian yang lebih tinggi kedudukanya disebut induk
kalimat sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. Sedangkan
menurut Chaer (1998:342) Kalimat luas bertingkat dibentuk dari dua buah klausa,
yang digabungkan menjadi satu. Biasanya dengan bantuan kata penghubung; sebab, kalau, meskipun, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat
tentang kalimat majemuk bertingkat di atas dapat di simpulkan bahwa kalimat
majemuk itu kalimat yang di dalamnya terdapat dua klausa atau lebih yang pola
kalimatnya tidak sederajat. Dalam tata bahasa tradisional klausa bebas dalam
kalimat luas bertingkat ini disebut induk kalimat, sedangkan klausa tidak bebas
disebut anak kalimat. Klausa yang tidak bebas, atau yang disebut anak kalimat
ini, biasanya didahului dengan kata penghubung.
Jika klausa
kedudukanya lebih tinggi mempunyai kedudukan bebas dapat berdiri sendiri.
Sedangkan klausa yang kedudukanya lebih rendah mempunyai kedudukan yang tidak
bebas, dengan artian anak kalimat tidak mempunyai kedudukan bebas dan tidak
dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat. Pengabungan dua buah klausa
menjadi kalimat luas bertingkat ini memberi makna, yang antara lain menyatakan.
Jenis kalimat
bertingkat
|
Jenis konjungsi
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat yang menyatakan sebab.
|
Sebab,
karena
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat yang menyatakan akibat
|
Sampai,
hingga, sehingga
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat yang menyatakan syarat
|
Jika,
kalau, jikalau, asal
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat yang menyatakan tujuan
|
Agar,
supaya, untuk
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat yang menyatakan waktu
|
Ketika,
setelah, sesudah, sebelum, sejak
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat yang menyatakan kesungguhan
|
Meskipun,
biarpun, sungguhpun
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat yang menyatakan pembatasan
|
Kecuali,
hanya
|
Kalimat
Majemuk Bertingkat yang menyatakan
perbandingan
|
Seperti,
bagai
|
Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
Kalimat
majemuk campuran adalah kalimat yang terdiri atas sebuah pola atasan dan
sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola atasan
dan satu atau lebih pola bawahan (Putrayasa, 2009: 72). Menurut Chaer (2009:46)
kalimat majemuk campuran disebut juga kalimat majemuk kompleks. Kalimat yang
terdiri dari tiga klausa atau lebih yang didalamnya terdapat hubungan
koordinatif (setara) dan juga hubungan subkoordinatif (bertingkat) itu disebut
kalimat majemuk campuran. Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mempunyai
satu pola atasan dan dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya mempunyai dua
pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan yang di dalamnya terdapat hubungan
koordinatif dan hubungan subkoordinatif. Perhatikan contoh kalimat ini.
Daftar Pustaka
Putrayasa, Ida Bagus. 2009. Jenis Kalimat dalam Bahasa
Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.
Chaer, Abdul. 1998. Tata
Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alek A, dkk. 2010. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.
No comments:
Post a Comment