Thursday, May 26, 2016

Hakikat Definisi dan Teori Kalimat Majemuk

KALIMAT MAJEMUK



Pengertian Kalimat Majemuk
            Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa klausa bebas (Putrayasa, 2010:55). Menurut Verhaar, Kridalaksana, Tarigan dalam Putrayasa (2010:55) mengatakan kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih. Sedangkan menurut Cook dalam Putrayasa (2009:48) kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas beberapa klausa bebas. Atau kalimat majemuk adalah gabungan dua kalimat tunggal atau lebih, sehingga kalimat yang baru ini menggandung dua pola kalimat atau lebih.
Berdasarkan beberapa pengertian kalimat majemuk tersebut di atas, dapat dilihat hubungan sifat kalimat-kalimat di dalamnya. Bisa dikatakan juga bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang memiliki dua pola kalimat atau lebih, yang masing-masing pola dapat berdiri sendiri. Dapat dikatakan juga kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk dari dua atau lebih klausa yang dihubungkan dengan kata hubung dengan pola intonasi selesai. Perhatikan contoh berikut: 

Ibu datang, ayah pergi.
Contoh kalimat tersebut terdiri atas dua klausa,yaitu ibu datang dan ayah pergi. Klausa pertama “ibu datang”, dan klausa kedua “ayah pergi” yang masing-masing terdiri dari subjek dan predikat, klausa tersebut tidak saling bergantung, karena masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.




Jenis Kalimat Majemuk
        Menurut Chaer  (2009:46) berdasarkan klausanya, kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga ,yaitu: (1) kalimat majemuk rapatan, (2) kalimat majemuk setara, dan (3) kalimat majemuk bertingkat. Menurut Bagus (2010:55) kalimat majemuk dapat dibedakan atas tiga bagian besar, yaitu (a) kalimat majemuk setara (KMS), (b) kalimat majemuk rapatan (KMR), dan (c) kalimat majemuk bertingkat (KMB). Namun, menurut Putrayasa (2009:49) kalimat majemuk dapat dibedakan atas empat bagian besar, yaitu (a) kalimat majemuk setara (KMS), (b) kalimat majemuk rapatan (KMR), (c) kalimat majemuk bertingkat (KMB), dan kalimat majemuk campuran (KMC). Keempat kalimat majemuk tersebut memiliki pola kalimat tersendiri.


Kalimat Majemuk Setara (KMS)
           Kalimat majemuk setara adalah gabungan beberapa kalimat tunggal menjadi sebuah kalimat yang lebih besar, dan tiap-tiap kalimat tunggal yang digabungkan itu tidak kehilangan unsur-unsurnya (Putrayasa, 2009:49).Menurut Chaer (1998:340) mengemukakan bahwa kalimat luas setara dibentuk dari dua buah klausa atau lebih yang digabungkan menjadi sebuah kalimat, baik dengan bantuan kata penghubung ataupun tidak. Kedudukan klausa-klausa didalam kalimat setara ini adalah sama derajadnya, yang satu tidak lebih tinggi atau tidak lebih rendah dari yang lain; atau yang satu tidak mengikat atau terikat pada yang lain. Klausa-klausa itu mempunyai kedudukan yang bebas, sehingga kalau yang satu ditinggalkan, maka yang lain masih tetap berdiri sebagai sebuah klausa.
          Sedangkan menurut Alek dan Achmad (2010:246) mengemukakan bahwa kalimat majemuk setara terdiri atas dua  suku kalimat (klausa), atau lebih, yang bebas atau lebih. Tanda koma memisahkan suku kalimat itu jika subjeknya berbeda, jika kata penghubungnya menunjukkan pertentangan, atau jika suku kalimat itu panjang-panjang.
          Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat majemuk adalah gabungan  dari beberapa kalimat tunggal, yang pola kalimatnya mempunyai kedudukan yang sama. Kalimat-kalimat tunggal dalam kalimat majemuk setara tersebut digabungkan dengan konjungsi. Adapun konjungsi dalam kalimat majemuk setara dan memiliki tugas koordinatif (sederajat) diantaranya adalah sebagai berikut: ‘dan’, ’atau’, ’sedangkan’, ’tetapi’, ‘kemudian’, dan ‘bahkan’. Jadi jika antara klausa klausa yang satu dan klausa lainnya yang disambungkan dengan konjungsi-konjungsi tersebut itu memiliki kedudukan yang setara atau sejajar. Lebih jelasnya perhatikan contoh berikut:
Pamannya pendiam sekali, tetapi bibinya cerewet luar biasa.

Contoh kalimat di atas terdiri atas dua kalimat tunggal yang dihubungkan dengan konjungsi ‘tetapi’. Masing-masing kalimat dapat berdiri sendiri.



         Menurut Chaer (1998:340) kalimat majemuk setara dapat dikelompokkan dalam lima macam kalimat majemuk setara, yaitu: (1) kalimat majemuk setara penambahan, (2) kalimat majemuk setara pertentangan, (3) kalimat majemuk setara pemilihan, (4) kalimat majemuk setara penegasan, dan (5) kalimat majemuk setara pengurutan. Berdasarkan pendapat diatas, sebenarnya jenis kalimat majemuk setara sama-sama memiliki kata penghubung, namun mereka memberikan nama yang berbeda.



Kalimat Majemuk Setara Penambahan
Kalimat luas setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘penambahan’ dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata penghubung ‘dan’. Kalau ada unsur yang sama dari kluasa-klausa yang digabungkan itu, maka unsur yang sama itu dapat disatukan, artinya unsur yang sama itu hanya ditampilkan satu kali saja.

Kalimat Majemuk Setara Pertentangan
Kalimat luas setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘pertentangan’ dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata penghubung ‘tetapi’, ‘namun’, ‘sedangkan’, dan‘sebaliknya’.

Kalimat Majemuk Setara Pemilihan
Kalimat luas setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘pemilihan’ dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata penghubung ‘atau’

Kalimat Majemuk Setara Penegasan
Kalimat luas setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘penegasan’ dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata penghubung ‘bahkan’, ‘lagipula’, ‘apalagi’, dan‘malah/malahan’.

Kalimat Majemuk Setara Pengurutan
Kalimat luas setara yang hubungan antara klausa-klausanya menyatakan makna ‘pengurutan’ dibentuk dari dua buah klausa atau lebih; biasanya dengan bantuan kata penghubung ‘lalu’, ‘kemudian’, ‘mula-mula’, ‘pertama’, ‘kedua’, dan seterusnya.

Kalimat Majemuk Bertingkat (KMB)
       Menurut Chaer (2009:46) menyatakan bahwa kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri dari dua buah klausa yang kedudukanya tidak setara. Menurut Putrayasa (2009:59) kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang hubungan pola-polanya tidak sederajat, salah satu bagian yang lebih tinggi kedudukanya disebut induk kalimat sedangkan bagian yang lebih rendah disebut anak kalimat. Sedangkan menurut Chaer (1998:342) Kalimat luas bertingkat dibentuk dari dua buah klausa, yang digabungkan menjadi satu. Biasanya dengan bantuan kata penghubung; sebab, kalau, meskipun, dan sebagainya.
       Berdasarkan pendapat tentang kalimat majemuk bertingkat di atas dapat di simpulkan bahwa kalimat majemuk itu kalimat yang di dalamnya terdapat dua klausa atau lebih yang pola kalimatnya tidak sederajat. Dalam tata bahasa tradisional klausa bebas dalam kalimat luas bertingkat ini disebut induk kalimat, sedangkan klausa tidak bebas disebut anak kalimat. Klausa yang tidak bebas, atau yang disebut anak kalimat ini, biasanya didahului dengan kata penghubung.
        Jika klausa kedudukanya lebih tinggi mempunyai kedudukan bebas dapat berdiri sendiri. Sedangkan klausa yang kedudukanya lebih rendah mempunyai kedudukan yang tidak bebas, dengan artian anak kalimat tidak mempunyai kedudukan bebas dan tidak dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat. Pengabungan dua buah klausa menjadi kalimat luas bertingkat ini memberi makna, yang antara lain menyatakan.


Jenis kalimat bertingkat
Jenis konjungsi
Kalimat Majemuk Bertingkat yang menyatakan sebab.
Sebab, karena
Kalimat Majemuk Bertingkat yang menyatakan akibat
Sampai, hingga, sehingga
Kalimat Majemuk Bertingkat yang menyatakan syarat
Jika, kalau, jikalau, asal
Kalimat Majemuk Bertingkat yang menyatakan tujuan
Agar, supaya, untuk
Kalimat Majemuk Bertingkat yang menyatakan waktu
Ketika, setelah, sesudah, sebelum, sejak
Kalimat Majemuk Bertingkat yang menyatakan kesungguhan
Meskipun, biarpun, sungguhpun
Kalimat Majemuk Bertingkat yang menyatakan pembatasan
Kecuali, hanya
Kalimat Majemuk Bertingkat yang menyatakan  perbandingan
Seperti, bagai




Kalimat Majemuk Campuran (KMC)

       Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang terdiri atas sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan (Putrayasa, 2009: 72). Menurut Chaer (2009:46) kalimat majemuk campuran disebut juga kalimat majemuk kompleks. Kalimat yang terdiri dari tiga klausa atau lebih yang didalamnya terdapat hubungan koordinatif (setara) dan juga hubungan subkoordinatif (bertingkat) itu disebut kalimat majemuk campuran. Berdasarkan kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang sekurang-kurangnya mempunyai satu pola atasan dan dua pola bawahan, atau sekurang-kurangnya mempunyai dua pola atasan dan satu atau lebih pola bawahan yang di dalamnya terdapat hubungan koordinatif dan hubungan subkoordinatif. Perhatikan contoh kalimat ini.


Daftar Pustaka

Putrayasa, Ida Bagus. 2009. Jenis Kalimat dalam Bahasa Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama.
Chaer, Abdul. 1998. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Alek A, dkk. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana.

No comments:

Post a Comment