UPAYA
PENINGKATAN DAYA SIMAK
Kegiatan
menyimak sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, daya
simak perlu ditingkatkan demi keefektifannya. Menurut Khundaru (2014: 35) ada
beberapa teknik untuk meningkatkan kemampuan menyimak sebagai berikut.
1)
Simak ulang ucap: teknik dilakukan dengan siswa didik
disuruh mengulang ucapan dari guru. Teknik ini sering dilakukan kepada peserta
didik pada taraf rendah, pada siswa yang masih berlajar bahasa tahap awal.
2)
Indentifkasi kata kunci: siswa mendengarkan kalimat
panjang yang diucapkan guru, kemudian anak disuruh menentukan beberapa kata
kunci yang dapat mewakili pengertian kalimat.
3)
Parafrasa: teknik ini dilakukan dengan guru mempersiapkan
puisi dan dibacakan kepada siswa, kemudian siswa disuruh menyatakan kembali
dengan kata-kata sendiri
4)
Merangkum: guru memberikan materi kepada siswa dengan
lisa, kemudia siswa disuruh merangkum isi bahan simakan tersebut. Paang
rangkuman sesuai dengan kemampuan siswa.
5)
Menjawab pertanyaan: guru menyajikan bahan simakan kepada
siswa selanjutnya siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan.
Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam menyimak dengan mudah, kita perlu
meningkatkan Daya Simak, adapun kegiatan yang dapat meningkatkan daya simak
seseorang diantaranya sebagai berikut.
1)
Menyimak secara Konservatif
Untuk memperbaiki serta meningkatkan kegiatan menyimak,
kegiatan konservatif dapat kita lakukan yaitu,
a.
Menyiagakan, menyuruh anak-anak untuk bersiap-siap
keperluan perbaikan serta peningkatan dengan jalan mendiskusikan tanda-tanda
atau ciri-ciri kurangnya perhatian para penyimak yang telah diperhatikan oleh
para siswa pembicara dari waktu ke waktu.
b.
Mengadakan norma atau standar bagi menyimak yang sopan
santun yang pandai dan lincah bercakap atau berbicara dengan menarik terutama
dalam diskusi.
c.
Membuat rekaman percakapan kelas serta menerapkan
norma-norma yang telah ditetapkan itu.
d.
Membuat suatu daftar norma-norma bagi penyimak sopan
santun yang tumbuh secara berangsur-angsur
e.
Mengevaluasi percakapan kelas berdasarkan norma menyimak
sopan santun
f.
Mendorong para siswa untuk mengevaluasi diri sendiri
dengan mempergunakan daftar norma di atas.
g.
Kemudian, memberi kesempatan kepada wakil-wakil kelas
untuk mengadakan evaluasi atas kegiatan menyimak berdasarkan norma yang telah
ditetapkan. Dan menerapkan kepada anak-anak agar terlibat dalam menyimak kritis
untuk meningkatkan kebiasaan menyimak mereka.
2)
Menyimak Apresiatif
Menyimak apresiatif sangat berkaitan dengan aspek
keresponsifan misalnya membaca nyaring atau membaca bersuara sering yang
merupakan latar belakang bagi menyimak apresiatif dalam menyimak responsive
apabila para penyimak:
a.
Membuat sketsa tokoh sesuai dengan situasi yang
dilukiskan dalam suatu cerita
b.
Memainkan wayang secara spontan sebagai suatu respon
terhadap cerita yang baru disimaknya.
c.
Menceritakan atau menulis suatu kesimpulan terhadap suatu
cerita
d.
Membuat latar
belakang suara/bunyian dengan ritme instrument cerita yang melukiskan berbagai
jenis suara atau kecepatan gerak, misalnya pada saat tokoh sedang berjalan
cepat, melompat, atau gerakan lainnya.
Pada saat seorang guru bercerita dan memberi kesempatan
kepada siswa untuk belajar menyimak secara apresiatif dan kreatif, misalnya
pada saat mereka:
a.
Menceritakan kisah bersambung sehingga setiap peserta
harus menyambungnya mulai dari awal sampai akhir.
b.
Menyaksikan adegan pertama suatu lakon, lalu secara
spontan menyusun dan mempersiapkan adegan berikutnya.
c.
nMenyimak petunjuk cerita, yang menimbulkan serta
menyarankan cerita-cerita spontan pada pihak para penyimak.
d.
Lalu, siswa memperhatikan dan mencatat ide-ide yang telah
di sajikan oleh guru atau teman sekolah.
3)
Menyimak Ekploratif
Kegiatan dalam menyimak eksploratif yaitu sebagai
baerikut:
a.
Untuk memperluas dan mendalami makna kata, para siswa di
haruskan untuk memahami kata-kata dengan memahami makna dan memperhatikan pemakaian
kata-kata tersebut.
b.
Setelah menyimak, para siswa harus mengadakan suatu
eksperimen sederhana yaitu melaksanakan beberapa usaha dalam keahlian atau
konstruksi.
c.
Setelah menyimak, para siswa menuliskan
petunjuk-petunjuk, misalnya bagi penyelamatan diri di pantai atau bagi
permainan sepak bola.
d.
Atau, mereka menyimak informasi baru, Mengenai suatu
topik yang sebagian telah di pelajari.
Cara paling baik untuk membantu siswa menyimak informasi
adalah melihat apakah mereka menyimak dengan suatu pertanyaan. Sehingga guru
dapat mengajukan berbagai pertanyaan secara diskusi kelas. Sehingga dari sini
guru dapat memikirkan serta merencanakan berbagai latihan khusus, misalnya.
a.
Membuat ujaran yang berisi tentang pernyataan yang
bertentangan atau tidak masuk akal, kemudian menyuruh para siswa untuk menyimak
secara khusus terhadap pernyataan tersebut.
b.
Pernyataan yang bertentangan dan tidak masuk akal
tersebut seperti: “Ani pergi ke kebun mmetik mawar yang telah layu dan indah
warnanya buat di taruh di dalam pot bunga yang telah pecah di kamar tamu”.
c.
Para siswa harus menyimak suatu penjelasan untuk
mempelajari fakta-fakta dan memperbaiki ide-ide yang keliru.
d.
Seluruh siswa dapat menonton serta menyimak suatu film
dengan tujuan untuk memikirkaan masalah-masalah yang dapat membimbing diskusi
kelompok.
4)
Menyimak Konsentratif
menyimak konsentratif menuntut para siswa untuk
memperhatikan ide-ide sebagai berikut :
a.
Permainan sederhana mengikutsertakan anak-anak mengulangi
apa yang telah di katakan dalam pernyataan kumulatif para siswa terdahulu,
contoh :
Ani : “Saya
membeli jeruk.”
Ana : “Saya
membeli jeruk dan pisang.”
Ina : “Saya
membeli jeruk, pisang, dan mangga.”
Ida : “Saya
membeli jeruk, pisang, mangga, dan durian.”
Permainan ini berlangsung terus selama daftar kumulatif
lengkap dan dalam susunan yang benar.
b.
Tulisan kedua yang menarik adalah memantomimkan suatu
cerita (yang terdiri dari atas tiga tau empat adegan) yang telah di sajikan
secara lisan.
c.
Penceritaan kembali cerita tersebut dalam urutan yang wajar.
d.
Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan cerita
tersebut.
MENJADI
PENYIMAK YANG EFEKTIF
Penyimak yang baik, perlu mengetahui syarat menyimak
efektif. Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi, (2)
menelaah materi simakan, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan.
Berikut ini uraian dari masing-masing aspek.
1)
Menyimak dengan Berkonsentrasi
Menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran
perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara.
Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan
pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik
yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Faktor dari
luar sebagai berikut.
a.
Orang yang Datang Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat
ceramah akan mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan
simakan.
b.
Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan
Penyimak
Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan
penyimak, akan terjadi gangguan pada diri penyimak.
c.
Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi
Komunikasi
Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur
komunikasi pembicaradan penyimak.
d.
Pakaian Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan
mengganggu konsentrasi penyimak.
e.
Pembicara yang tidak menarik
2)
Menelaah Materi Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan
hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba
membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema
sentral (pokok pembicaraan, (d) mengamati dan memahami alat peraga (media)
sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara
membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3)
Menyimak Kritis
Menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para
penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara
sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis
memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan
pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak
dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang
telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan
yang telah disimak.
4)
Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang
diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah
hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah
awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui
penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang
bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan
jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak
akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan
mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik.
FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI MENYIMAK
Faktor Fisik
Kondisi fisik seseorang penyimak mungkin merupakan faktor
penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas menyimak. Ada orang
yang sukar sekali mendengar, dia mungkin
saja terganggu serta serta dibingungkan oleh upaya yang dia lakukan untuk
mendengar. Lingkungan fisik juga bertanggung jawab atas keefektifan menyimak
seseorang. Ruangan yang terlalu panas, lembab, ataupun terlalu dingin, suara
atau bunyi yang mengganggu, dan lain-lain.
Di sekolah sang guru hendaklah dengan cermat dan teliti
nenciptakan suatu lingkungan kelas yang tidak mendatangkan gangguan menyimak.
Lebih jauh lagi, sang guru harus membantu anak didik nya memperoleh situasi
yang menyenangkan serta cara penyajian belajar yang menarik hati, sehingga yang
mereka simak benar-benar mereka pahami.
Suatu hal yang tidak dapat
kita lupakan sebagai guru ialah perhatian para siswa mudah sekali pudar dan
menyimpang kepada hal lain. Perhatian penuh yang dilakukan siswa akan sia-sia
jika perhatian yang diberikan hanyalah perhatian setengah-setengah (pura-pura).
Oleh karena itu faktor fisik penyimak dan lingkungan memperharuhi keefektifan
kegiatan menyimak.
Faktor Psikologis
Faktor psikologis mencakup masalah-masalah sebagai
berikut.
1)
Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara.
2)
Keasyikan terhadap minat-minat pribadi serta
masalah-masalah pribadi.
3)
Kepicikan, kurang luas pandangan.
4)
Kebosanan atau tiadanya perhatian pada subyek.
5)
Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru,
terhadap subyek, terhadap pembicara.
Dalam hal inilah guru guru harus menampilkan fungsi
bimbingannya dan mencoba memperbaiki kondisi-kondisi tersebut. Faktor-faktor
psikologis mungkin pula sangat menguntungkan bagi penyimak. Misalnya,
pengalaman-pengalaman masa lalu yang menyenangkan, kepandaian beraneka ragam,
dan lain-lain.
Sikap psikologis yang
positif dapat diuraikan sebagai berikut.
1)
Latar belakang hidup yang menyenangkan, yaitu proses
menyimak akanberjalan dengan baik jika suasana hati dan pikiran penyimak dalam
keadaan tenang dan menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu proses
menyiak akan berjalan dengan baik jika bahan yang akan disimak oleh penyimak
sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang disimak sesuai dengan
pilihan maka penyimak akan dengan penuh kesungguhan dalam menyimak, namun
sebaliknya jika bahan simakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan
minat dan pilihan penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan tidak
serius dalam menyimak.
2)
Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik pada
penyimak untuk cepat dalam menanggapi, memahami, dan merespon simakan. Faktor
ini akan mempengaruhi apakah penyimak tangkas atau tidaknya dalam menyiak.
Sikap psikologis yang negatif dapat diuraikan sebagai
berikut.
1)
Prasangka buruk, yaitu prasangka atau pemikiran yang
tidak baik terhadap bahan yang disimak atau terhadap pembicara. Jika penyimak
sudah berperasangka buruk terhadap pembicara maka minat penyimak untuk menyimak
akan berkurang, sehingga proses menyimak akan menjadi tidak sepenuhnya dijalani
(setengah-setengah) dan informasi yang didapat juga tidak sesuai dengan apa
yang disampaikan
2)
Keegosentrisan (mementingkan diri sindiri), yaitu sikap
penyimak yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang
disampaika oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
3)
Kepicikan atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan
pandangan atau wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah
makna atau salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara.
4)
Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan
atau jenuh terhadap bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu
monoton sehingga penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan
simakan.
5)
Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat
mempengaruhi proses menyimak, jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka
kita akan nyaman dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan
pembicaraan dengan sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara
dan kita akan lebih mudah melakukan simakan.
Faktor Pengalaman
Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat
menyimak, yaitu jika kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak
membahas tentang minat yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya.misal
hobby atau minat terhadap sesuatu.
Latar belakang
pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak. Kosa kata menyimak
juga turut mempengaruhi kualitas menyimak. Makna-makna yang yang dipancarkan
kata-kata asing cenderung mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa.
Kosa kata menyimak cenderung berada atau ketinggalan di belakang kebutuha para
siswa.
Begitu banyak istilah teknis dan abstrak yabg
diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum sehingga anak tetap dipadati dengan
pengertian kata-kata yang samar dan kurang lengkap mereka dengar dalam
pelajaran-pelajaran mereka. Maka, tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar
dari pengajaran terbang begitu saja, tiada melekat dalam otak.
Faktor Sikap
Setiap orang cenderung menyimak
secara seksama pada topik atau pokok pembicaraan yang disenani dari pada topik
pembicaraan yang kurang disenangi. Umumnya seseorang akan nyaman dan menyenagi
sesuatu yang pada awalnya memang sudah disenangi dan demikian juga sebaliknya.
Ada dua sikap manusia dalam kegiatan menyimak sebagai berikut.
1)
Menerima simakan,dgn alasan menarik & menyenangkan.
Yaitu kita harus memiliki sikap menerima terhadap apa yang kita simak, kita
harus senang terhadap apa yang kita simak, sebab jika kita menyukai apa yang
disimak maka kita juga akan dengan penuh kesungguhan menyimak pembicaraan
tersebut.
2)
Menolak simakan, dengan alasan bosan dan merugikan. Sikap
ini kembalikan dar sikap di atas, sikap ini adalah dimana penyimak merasa bosan
dengan simakan, bahkan erasa dirugikan karena sudah menyimak, misal dirugikan
waktu yang terbuang untuk menyimak hal yang dianggap tidak penting.
Faktor Motivasi
Motivasi merupakan salah
satu butir penentu keberhasilan menyimak. Semakin kuat motivasi seseorang pada
topik simakan akan semakin efektif tujuan menyimak dicapai. Kebanyakan kegiatan
menyimak melibatkan sistem penilaian kita sendiri. Seandainya kita sebagai
menyimak mempunyai keyakinan bahwa bahan simakan akan mendatangkan hal positif
bagi kita, maka kita akan termotivasi untuk melakukan simakan dengan tekun dan
begitu pula sebaliknya. Dorongan dari dalam inilah merupakan minat yang perlu
dimiliki oleh penyimak.
Motivasi juga erat dengan
kepribadian seseorang. Jika kita sebagai penyimak mempunyai sifat kooperatif,
tenggang rasa dan analitis maka kita akan menjadi penyimak yang lebih baik.
Berbeda jika sebelumnya sudah malas dan argumentatf serta egoistif. jika kita
menyimak sesuatu yang dapat memotifasi kita dalam aspek kehidupan maka kita
akan semangat untuk menyimak agar dapat mendapatkan motifasi dan menerapkannya
dalam kehidupan. Contoh : acara tv Mario Teguh
Faktor Jenis Kelamin
Perbedaan umum laki-laki dan perempuan. Secara umum
laki-laki dan perempuan memiliki sifat
dan sikap yang berbeda, dan hal ini merupakan salah satu faktor dalam menyimak.
Namun sikap khas perempuan juga bisa dimiliki oleh laki-laki, begitu pula
sebaliknya, jadi sikap umum laki-laki dan perempuan tidak relatif.
Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik simpulan
bahwa antara pria dan wanita, pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda dan
cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.
Perbedaan
Gaya Menyimak Pria dan Wanita
Pria
|
Wanita
|
Objektif
Aktif
Keras hati
Analisis
Rasional
Tidak mau mundur
Netral
Intrusif
Berdikari
Swasembada
Menguasai emosi
|
Subjektif
Pasif
Simpatik
Difusif
Sensitif
Mudah
terpengaruh
Cenderung
memihak
Mudah
mengalah
Reseptif
Bergantung
Emosional
|
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap keberhasilan
belajar para siswa pada umumnya. Faktor lingkungan berupa lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan fisik menyangkut pengaturan dan penataan ruang
kelas serta sarana dalam pembelajaran menyimak. Lingkungan sosial mencakup
suasana yang mendorong anak-anak untuk mengekspresikan ide-ide mereka, dan juga
mengetahui bahwa sumbangan-sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang
mempunyai kesempatan untuk didengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan
apabila seseorang mempunyai kesempatan berbicara.
1)
Lingkungan fisik : yaitu sarana dan kondisi menyimak,
sarana yang digunakan dalam menyimak adalah secara langsung atau tidak
langsung,secara langsung misalkan berbicara dengan teman atau mendengarkan
pidato, secara tidak langsung misalkan menonton tv, mendengarkan radio.
2)
Lingkungan sosial : pertemanan, yaitu dimana saat kita
berbicara atau berdialog dengan teman kita.
DAFTAR
PUSTAKA
Tarigan, Henry
Guntur. 1989. Metodologi Pengajaran
Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Tarigan. Djago.
Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:Universitas Terbuka.
Ghazali, Syukur.
2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa
dengan Pendekatan Komunikatif –
Interakif. Bandung: Refika Aditama
Tarigan dan
Djago. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan
Berbahasa. Bandung: Angkasa
Tarigan, Henry
Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
No comments:
Post a Comment