Tuesday, May 31, 2016

Meningkatkan Daya Simak itu gampang!




http://cdn.klimg.com/vemale.com/headline/650x325/2013/07/27846-mendengarkan-musik-bisa-membuat-anak-tahan-sakit-084845.jpg

UPAYA PENINGKATAN DAYA SIMAK

            Kegiatan menyimak sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, daya simak perlu ditingkatkan demi keefektifannya. Menurut Khundaru (2014: 35) ada beberapa teknik untuk meningkatkan kemampuan menyimak sebagai berikut.
1)      Simak ulang ucap: teknik dilakukan dengan siswa didik disuruh mengulang ucapan dari guru. Teknik ini sering dilakukan kepada peserta didik pada taraf rendah, pada siswa yang masih berlajar bahasa tahap awal.
2)      Indentifkasi kata kunci: siswa mendengarkan kalimat panjang yang diucapkan guru, kemudian anak disuruh menentukan beberapa kata kunci yang dapat mewakili pengertian kalimat.
3)      Parafrasa: teknik ini dilakukan dengan guru mempersiapkan puisi dan dibacakan kepada siswa, kemudian siswa disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata sendiri
4)      Merangkum: guru memberikan materi kepada siswa dengan lisa, kemudia siswa disuruh merangkum isi bahan simakan tersebut. Paang rangkuman sesuai dengan kemampuan siswa.
5)      Menjawab pertanyaan: guru menyajikan bahan simakan kepada siswa selanjutnya siswa disuruh menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan.

Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan dalam  menyimak dengan mudah, kita perlu meningkatkan Daya Simak, adapun kegiatan yang dapat meningkatkan daya simak seseorang diantaranya sebagai berikut.

1)      Menyimak secara Konservatif
Untuk memperbaiki serta meningkatkan kegiatan menyimak, kegiatan konservatif dapat kita lakukan yaitu,
a.      Menyiagakan, menyuruh anak-anak untuk bersiap-siap keperluan perbaikan serta peningkatan dengan jalan mendiskusikan tanda-tanda atau ciri-ciri kurangnya perhatian para penyimak yang telah diperhatikan oleh para siswa pembicara dari waktu ke waktu.
b.      Mengadakan norma atau standar bagi menyimak yang sopan santun yang pandai dan lincah bercakap atau berbicara dengan menarik terutama dalam diskusi.
c.      Membuat rekaman percakapan kelas serta menerapkan norma-norma yang telah ditetapkan itu.
d.     Membuat suatu daftar norma-norma bagi penyimak sopan santun yang tumbuh secara berangsur-angsur
e.      Mengevaluasi percakapan kelas berdasarkan norma menyimak sopan santun
f.       Mendorong para siswa untuk mengevaluasi diri sendiri dengan mempergunakan daftar norma di atas.
g.      Kemudian, memberi kesempatan kepada wakil-wakil kelas untuk mengadakan evaluasi atas kegiatan menyimak berdasarkan norma yang telah ditetapkan. Dan menerapkan kepada anak-anak agar terlibat dalam menyimak kritis untuk meningkatkan kebiasaan menyimak mereka.

2)      Menyimak Apresiatif
Menyimak apresiatif sangat berkaitan dengan aspek keresponsifan misalnya membaca nyaring atau membaca bersuara sering yang merupakan latar belakang bagi menyimak apresiatif dalam menyimak responsive apabila para penyimak:
a.      Membuat sketsa tokoh sesuai dengan situasi yang dilukiskan dalam suatu cerita
b.      Memainkan wayang secara spontan sebagai suatu respon terhadap cerita yang baru disimaknya.
c.      Menceritakan atau menulis suatu kesimpulan terhadap suatu cerita
d.     Membuat  latar belakang suara/bunyian dengan ritme instrument cerita yang melukiskan berbagai jenis suara atau kecepatan gerak, misalnya pada saat tokoh sedang berjalan cepat, melompat, atau gerakan lainnya.

Pada saat seorang guru bercerita dan memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar menyimak secara apresiatif dan kreatif, misalnya pada saat mereka:
a.      Menceritakan kisah bersambung sehingga setiap peserta harus menyambungnya mulai dari awal sampai akhir.
b.      Menyaksikan adegan pertama suatu lakon, lalu secara spontan menyusun dan mempersiapkan adegan berikutnya.
c.      nMenyimak petunjuk cerita, yang menimbulkan serta menyarankan cerita-cerita spontan pada pihak para penyimak.
d.     Lalu, siswa memperhatikan dan mencatat ide-ide yang telah di sajikan oleh guru atau teman sekolah.

3)      Menyimak Ekploratif
Kegiatan dalam menyimak eksploratif yaitu sebagai baerikut:
a.      Untuk memperluas dan mendalami makna kata, para siswa di haruskan untuk memahami kata-kata dengan memahami makna dan memperhatikan pemakaian kata-kata tersebut.
b.      Setelah menyimak, para siswa harus mengadakan suatu eksperimen sederhana yaitu melaksanakan beberapa usaha dalam keahlian atau konstruksi.
c.      Setelah menyimak, para siswa menuliskan petunjuk-petunjuk, misalnya bagi penyelamatan diri di pantai atau bagi permainan sepak bola.
d.     Atau, mereka menyimak informasi baru, Mengenai suatu topik yang sebagian telah di pelajari.

Cara paling baik untuk membantu siswa menyimak informasi adalah melihat apakah mereka menyimak dengan suatu pertanyaan. Sehingga guru dapat mengajukan berbagai pertanyaan secara diskusi kelas. Sehingga dari sini guru dapat memikirkan serta merencanakan berbagai latihan khusus, misalnya.
a.      Membuat ujaran yang berisi tentang pernyataan yang bertentangan atau tidak masuk akal, kemudian menyuruh para siswa untuk menyimak secara khusus terhadap pernyataan tersebut.
b.     Pernyataan yang bertentangan dan tidak masuk akal tersebut seperti: “Ani pergi ke kebun mmetik mawar yang telah layu dan indah warnanya buat di taruh di dalam pot bunga yang telah pecah di kamar tamu”.
c.      Para siswa harus menyimak suatu penjelasan untuk mempelajari fakta-fakta dan memperbaiki ide-ide yang keliru.
d.     Seluruh siswa dapat menonton serta menyimak suatu film dengan tujuan untuk memikirkaan masalah-masalah yang dapat membimbing diskusi kelompok.

4)      Menyimak Konsentratif
menyimak konsentratif menuntut para siswa untuk memperhatikan ide-ide sebagai berikut :
a.            Permainan sederhana mengikutsertakan anak-anak mengulangi apa yang telah di katakan dalam pernyataan kumulatif para siswa terdahulu, contoh :
Ani      : “Saya membeli jeruk.”
Ana     : “Saya membeli jeruk dan pisang.”
Ina       : “Saya membeli jeruk, pisang, dan mangga.”
Ida       : “Saya membeli jeruk, pisang, mangga, dan durian.”
Permainan ini berlangsung terus selama daftar kumulatif lengkap dan dalam susunan yang benar.
b.            Tulisan kedua yang menarik adalah memantomimkan suatu cerita (yang terdiri dari atas tiga tau empat adegan) yang telah di sajikan secara lisan.
c.            Penceritaan kembali cerita tersebut dalam urutan yang wajar.
d.           Membuat gambar-gambar yang sesuai dengan adegan cerita tersebut.
 

 http://www.suarawajarfm.com/wp-content/uploads/2016/05/Mendengarkan.jpg

MENJADI PENYIMAK YANG EFEKTIF

Penyimak yang baik, perlu mengetahui syarat menyimak efektif. Adapun syarat tersebut ialah: (1) menyimak dengan berkonsentrasi, (2) menelaah materi simakan, (3) menyimak dengan kritis, dan (4) membuat catatan. Berikut ini uraian dari masing-masing aspek.
1)      Menyimak dengan Berkonsentrasi
Menyimak berkonsentrasi ialah memusatkan pikiran perasaan, dan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara. Untuk dapat memusatkan perhatian terhadap bahan simakan yang disampaikan pembicara dengan baik, penyimak harus dapat menghindari gangguan menyimak, baik yang berasal dari dirinya sendiri ataupun yang berasal dari luar. Faktor dari luar sebagai berikut.
a.       Orang yang Datang Terlambat
Pada prinsipnya orang yang datang terlambat ke tempat ceramah akan mengganggu penyimak yang sedang berkonsentrasi terhadap bahan simakan.
b.      Keanehan-keanehan yang Terjadi di antara Pembicara dan Penyimak
Jika terjadi ketidakselarasan antara pembicara dan penyimak, akan terjadi gangguan pada diri penyimak.
c.       Metode Pembicara yang Tidak Tepat dalam Situasi Komunikasi
Metode yang tidak tepat, akan berakibat gagalnya alur komunikasi pembicaradan penyimak.
d.      Pakaian Pembicara
Pembicara yang memakai pakaian yang berlebihan akan mengganggu konsentrasi penyimak.
e.       Pembicara yang tidak menarik

2)      Menelaah Materi Simakan
Untuk menelaah materi simakan, penyimak dapat melakukan hal-hal berikut ini: (a) mencari arah dan tujuan pembicaraan, (b) mencoba membuat penggalan-penggalan pembicaraan dari awal sampai akhir, (c) menemukan tema sentral (pokok pembicaraan, (d) mengamati dan memahami alat peraga (media) sebagai penegas materi simakan. (e) memperhatikan rangkuman (jika pembicara membuat rangkuman) yang disampaikan pembicara.
3)      Menyimak Kritis
Menyimak kritis ialah aktivitas menyimak yang para penyimaknya tidak dapat langsung menerima gagasan yang disampaikan pembicara sehingga mereka meminta argumentasi pembicara. Pada dasarnya penyimak kritis memiliki ciri-ciri: (a) dapat menghubungkan yang dikaitakan pembicara dengan pengetahuan dan pengalamannya, (b) dapat menyusun bahan yang telah disimak dengan baik (reproduksi), (c) dapat menguraikan (menelaskan) apa saja yang telah disampaikan pembicara. dan (d) dapat melakukan evaluasi terhadap bahan yang telah disimak.
4)      Membuat Catatan
Kegiatan menyimak yang baik ialah kegiatan menyimak yang diikuti dengan kegiatan mencatat. Yang perlu dicatat dalam kegiatan menyimak ialah hal-hal. yang dianggap penting bagi penyimak. Catatan itu merupakan langkah awal dalam memahami bahan simakan. Hal-hal penting yang perlu diketahui penyimak dalam mencatat ialah: (a) catatan boleh menggunakan tanda-tanda yang bersifat informal. (b) bentuk catatan yang benar ialah singkat, padat, dan jelas. (c) catatan yang baik ialah catatan yang benar artinya catatan itu tidak akan menimbulkan keraguan, (d) catatan yang diberi tanda-tanda tertentu, akan mempermudah penyimak membaca ulang, (e) catatan perlu direviu secara periodik.

 http://aquariusnote.com/wp-content/uploads/2014/04/books-audio_9648539_215912c.jpg

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MENYIMAK

Faktor Fisik
Kondisi fisik seseorang penyimak mungkin merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas menyimak. Ada orang yang  sukar sekali mendengar, dia mungkin saja terganggu serta serta dibingungkan oleh upaya yang dia lakukan untuk mendengar. Lingkungan fisik juga bertanggung jawab atas keefektifan menyimak seseorang. Ruangan yang terlalu panas, lembab, ataupun terlalu dingin, suara atau bunyi yang mengganggu, dan lain-lain.
Di sekolah sang guru hendaklah dengan cermat dan teliti nenciptakan suatu lingkungan kelas yang tidak mendatangkan gangguan menyimak. Lebih jauh lagi, sang guru harus membantu anak didik nya memperoleh situasi yang menyenangkan serta cara penyajian belajar yang menarik hati, sehingga yang mereka simak benar-benar mereka pahami.
            Suatu hal yang tidak dapat kita lupakan sebagai guru ialah perhatian para siswa mudah sekali pudar dan menyimpang kepada hal lain. Perhatian penuh yang dilakukan siswa akan sia-sia jika perhatian yang diberikan hanyalah perhatian setengah-setengah (pura-pura). Oleh karena itu faktor fisik penyimak dan lingkungan memperharuhi keefektifan kegiatan menyimak.

Faktor Psikologis
Faktor psikologis mencakup masalah-masalah sebagai berikut.
1)      Prasangka dan kurangnya simpati terhadap pembicara.
2)      Keasyikan terhadap minat-minat pribadi serta masalah-masalah pribadi.
3)      Kepicikan, kurang luas pandangan.
4)      Kebosanan atau tiadanya perhatian pada subyek.
5)      Sikap yang tidak layak terhadap sekolah, terhadap guru, terhadap subyek, terhadap pembicara.

Dalam hal inilah guru guru harus menampilkan fungsi bimbingannya dan mencoba memperbaiki kondisi-kondisi tersebut. Faktor-faktor psikologis mungkin pula sangat menguntungkan bagi penyimak. Misalnya, pengalaman-pengalaman masa lalu yang menyenangkan, kepandaian beraneka ragam, dan lain-lain.


            Sikap psikologis yang positif dapat diuraikan sebagai berikut.
1)      Latar belakang hidup yang menyenangkan, yaitu proses menyimak akanberjalan dengan baik jika suasana hati dan pikiran penyimak dalam keadaan tenang dan menyenangkan. Juga Penentuan minat dan pilihan. Yaitu proses menyiak akan berjalan dengan baik jika bahan yang akan disimak oleh penyimak sesuai dengan minat dan pilihannya, jika bahan yang disimak sesuai dengan pilihan maka penyimak akan dengan penuh kesungguhan dalam menyimak, namun sebaliknya jika bahan simakan tidak sesuai atau bahkan bertentangan dengan minat dan pilihan penyimak maka penyimak akan setengah-setengah dan tidak serius dalam menyimak.
2)      Kecerdasan emosional, yaitu kemampuan yang baik pada penyimak untuk cepat dalam menanggapi, memahami, dan merespon simakan. Faktor ini akan mempengaruhi apakah penyimak tangkas atau tidaknya dalam menyiak.

Sikap psikologis yang negatif dapat diuraikan sebagai berikut.
1)      Prasangka buruk, yaitu prasangka atau pemikiran yang tidak baik terhadap bahan yang disimak atau terhadap pembicara. Jika penyimak sudah berperasangka buruk terhadap pembicara maka minat penyimak untuk menyimak akan berkurang, sehingga proses menyimak akan menjadi tidak sepenuhnya dijalani (setengah-setengah) dan informasi yang didapat juga tidak sesuai dengan apa yang disampaikan
2)      Keegosentrisan (mementingkan diri sindiri), yaitu sikap penyimak yang hanya mementingkan diri sendiri sehingga pembicara dan apa yang disampaika oleh pembicara tidak di tanggapi dengan serius.
3)      Kepicikan atau pandangan tidak luas. Yaitu keterbatasan pandangan atau wawasan penyimak terhadap bahan simakan yang menimbulkan salah makna atau salah paham terhadap apa yang disampaikan oleh pembicara.
4)      Bosan dan jenuh, yaitu kondisi penyimak yang sudah bosan atau jenuh terhadap bahan simakan yang mungkin terlalu panjang atau terlalu monoton sehingga penyimak menjadi bosan, kemudian enggan untuk melanjutkan simakan.
5)      Sikap tidak sopan, yaitu sikap dan kesopanan sangat mempengaruhi proses menyimak, jika kita menyimak dengan sikap yang sopan maka kita akan nyaman dalam menyimak, begitu pula jika pembicara menyampaikan pembicaraan dengan sikap yang sopan kita akan menganggap baik kepada pembicara dan kita akan lebih mudah melakukan simakan.


Faktor Pengalaman
Pertumbuhan dan perkembangan sikap mempengaruhi minat menyimak, yaitu jika kita mempunyai minat terhadap sesuatu dan saat menyimak membahas tentang minat yang kita gemari maka kita akan merasa senang untuk menyimaknya.misal hobby atau minat terhadap sesuatu.
  Latar belakang pengalaman merupakan suatu faktor penting dalam menyimak. Kosa kata menyimak juga turut mempengaruhi kualitas menyimak. Makna-makna yang yang dipancarkan kata-kata asing cenderung mengurangi serta menyingkirkan perhatian para siswa. Kosa kata menyimak cenderung berada atau ketinggalan di belakang kebutuha para siswa.
Begitu banyak istilah teknis dan abstrak yabg diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum sehingga anak tetap dipadati dengan pengertian kata-kata yang samar dan kurang lengkap mereka dengar dalam pelajaran-pelajaran mereka. Maka, tidak dapat disangkal bahwa sebagian besar dari pengajaran terbang begitu saja, tiada melekat dalam otak.
  
Faktor Sikap
            Setiap orang cenderung menyimak secara seksama pada topik atau pokok pembicaraan yang disenani dari pada topik pembicaraan yang kurang disenangi. Umumnya seseorang akan nyaman dan menyenagi sesuatu yang pada awalnya memang sudah disenangi dan demikian juga sebaliknya. Ada dua sikap manusia dalam kegiatan menyimak sebagai berikut.

1)      Menerima simakan,dgn alasan menarik & menyenangkan. Yaitu kita harus memiliki sikap menerima terhadap apa yang kita simak, kita harus senang terhadap apa yang kita simak, sebab jika kita menyukai apa yang disimak maka kita juga akan dengan penuh kesungguhan menyimak pembicaraan tersebut.
2)      Menolak simakan, dengan alasan bosan dan merugikan. Sikap ini kembalikan dar sikap di atas, sikap ini adalah dimana penyimak merasa bosan dengan simakan, bahkan erasa dirugikan karena sudah menyimak, misal dirugikan waktu yang terbuang untuk menyimak hal yang dianggap tidak penting.

Faktor Motivasi
            Motivasi merupakan salah satu butir penentu keberhasilan menyimak. Semakin kuat motivasi seseorang pada topik simakan akan semakin efektif tujuan menyimak dicapai. Kebanyakan kegiatan menyimak melibatkan sistem penilaian kita sendiri. Seandainya kita sebagai menyimak mempunyai keyakinan bahwa bahan simakan akan mendatangkan hal positif bagi kita, maka kita akan termotivasi untuk melakukan simakan dengan tekun dan begitu pula sebaliknya. Dorongan dari dalam inilah merupakan minat yang perlu dimiliki oleh penyimak.
            Motivasi juga erat dengan kepribadian seseorang. Jika kita sebagai penyimak mempunyai sifat kooperatif, tenggang rasa dan analitis maka kita akan menjadi penyimak yang lebih baik. Berbeda jika sebelumnya sudah malas dan argumentatf serta egoistif. jika kita menyimak sesuatu yang dapat memotifasi kita dalam aspek kehidupan maka kita akan semangat untuk menyimak agar dapat mendapatkan motifasi dan menerapkannya dalam kehidupan. Contoh : acara tv Mario Teguh

 http://i1.wp.com/kelascinta.com/content/uploads/communicate-with-your-man.jpg?fit=1170%2C9999&resize=770%2C433


Faktor Jenis Kelamin
Perbedaan umum laki-laki dan perempuan. Secara umum laki-laki  dan perempuan memiliki sifat dan sikap yang berbeda, dan hal ini merupakan salah satu faktor dalam menyimak. Namun sikap khas perempuan juga bisa dimiliki oleh laki-laki, begitu pula sebaliknya, jadi sikap umum laki-laki dan perempuan tidak relatif.
Dari beberapa penelitian, beberapa pakar menarik simpulan bahwa antara pria dan wanita, pada umumnya mempunyai perhatian yang berbeda dan cara mereka memusatkan perhatian pada sesuatu pun berbeda pula.
Perbedaan Gaya Menyimak Pria dan Wanita
Pria
Wanita
Objektif
Aktif
Keras hati
Analisis
Rasional
Tidak mau mundur
Netral
Intrusif
Berdikari
Swasembada
Menguasai emosi
Subjektif
Pasif
Simpatik
Difusif
Sensitif
Mudah terpengaruh
Cenderung memihak
Mudah mengalah
Reseptif
Bergantung
Emosional

Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar para siswa pada umumnya. Faktor lingkungan berupa lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik menyangkut pengaturan dan penataan ruang kelas serta sarana dalam pembelajaran menyimak. Lingkungan sosial mencakup suasana yang mendorong anak-anak untuk mengekspresikan ide-ide mereka, dan juga mengetahui bahwa sumbangan-sumbangan mereka akan dihargai. Anak-anak yang mempunyai kesempatan untuk didengarkan akan lebih sigap lagi mendengarkan apabila seseorang mempunyai kesempatan berbicara.

1)      Lingkungan fisik : yaitu sarana dan kondisi menyimak, sarana yang digunakan dalam menyimak adalah secara langsung atau tidak langsung,secara langsung misalkan berbicara dengan teman atau mendengarkan pidato, secara tidak langsung misalkan menonton tv, mendengarkan radio.
2)      Lingkungan sosial : pertemanan, yaitu dimana saat kita berbicara atau berdialog dengan teman kita.




DAFTAR PUSTAKA

Tarigan, Henry Guntur. 1989. Metodologi Pengajaran Bahasa: Suatu Penelitian Kepustakaan. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.

Tarigan. Djago. Drs. dkk. 2006. Materi Pokok Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta:Universitas Terbuka.

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa dengan Pendekatan    Komunikatif – Interakif. Bandung: Refika Aditama

Tarigan dan Djago. 1987. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

No comments:

Post a Comment