Saturday, May 28, 2016

Penyerapan Bahasa (Artikel)

PENGGUNAAN KATA DAN ISTILAH BAHASA INGGRIS  PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR KOMPAS EDISI BULAN AGUSTUS TAHUN 2011
Agus Milu Susetyo
Staf Pengajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jember
e-mail: mylu.umj@gmail.com

ABSTRACT
Language is a communication tool that is used to convery the message or purpose oh the speaker / writer to the listener  / reader. The communications can be be done with the spoken or written language. Besides the communication prosess itself is common to use more than one language. The mass media is a tool that is widely used for information, intertaiment or other needs. One is subjective rubric. In the rubric opinions on Kompas newspaper, a place or part of the mass media that provides a place for anyone with any background caould express arguments, opinions, criticisms and suggestions for events being discussed. Rubric opinions contained in the mass media must use Indonesia Kompas standarized according to the rules of to the Indonesia Language. But what happens is there are elements English on the rubric. Kompas newspaper on a national scale should uphold Indonesian but still there is the use of English in it. Is is the focus of this research.
The result showed there was some kind of  a form elemental uptake English, his form, such as: basic words, affixes words, phrases and acronyms or abbrevations. The phenomenon of absorption of the elements of English into Indonesian, proving that the Indonesian language develop according of the demand of the times. By not forget the good citizens of Indonesian to continue to develop the Indonesian language and speak proudly upholds the Indonesia language as Indonesian national identity.
Keywords: english language, words, terms, opinion


A. PENDAHULUAN
Bahasa sebagai sarana komunikasi memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan atau maksud pembicara kepada pendengar. Dengan demikian, “fungsi bahasa yang paling mendasar adalah sebagai sarana komunikasi. Selain itu bahasa adalah alat pergaulan dan perhubungan sesama manusia, sehingga terbentuk suatu sistem sosial atau masyarakat” (Nababan, 1984:2). Komunikasi melibatkan beberapa aspek. Alwasilah mengatakan bahwa “komunikasi sebagai suatu proses melibatkan (1) pihak yang berkomunikasi, (2) informasi yang dikomunikasikan, (3) alat komunikasi” (1989:8). Jadi, jelas bahwa bahasa adalah faktor yang penting bagi manusia dalam bermasyarakat dan bahasa berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat pemakainya.
Proses komunikasi dalam masyarakat tidak hanya berlangsung dalam satu bahasa saja, tetapi bisa lebih dari satu bahasa. Sebagaimana diketahui bahwa dibanyak negara, bahkan banyak daerah dan kota, terdapat orang-orang yang mampu memakai lebih dari satu bahasa, umpamanya bahasa daerah dan bahasa Indonesia atau bahasa asing dan bahasa Indonesia. Apabila dua bahasa atau lebih dipergunakan secara bergantian oleh penutur yang sama, maka dapat dikatakan bahwa bahasa-bahasa tersebut dalam keadaan saling kontak.
Pada era globalisasi, kontak bahasa Indonesia dengan bahasa asing menjadi intensif dan memungkinkan terjadinya pengaruh antarbahasa. Saling pengaruh itu tercermin pada pemakaian bahasa Indonesia yang disisipi kosakata asing. Hal tersebut terjadi karena penutur mempunyai kemampuan menggunakan dua bahasa. Suatu daerah atau masyarakat yang menggunakan dua bahasa disebut daerah atau masyarakat yang berdwibahasa atau bilingual. Orang yang dapat menggunakan dua bahasa disebut dwibahasawan atau orang-orang yang bilingual (berdwibahasa).
Saat ini tingginya akses masyarakat kepada wacana dalam media massa dalam koran, televivi, radio, juga diikuti semakin banyak cara atau program acara yang digunakan untuk menyuarakan suara masyarakat. Sekarang tidak hanya suara wartawan, politisi atau ahli media saja, misalnya pada rublik opini surat kabar, acara talk show dan sejenisnya. Setiap orang bisa berargumen, berpendapat, untuk  menyuarakan isi hatinya dalam media massa. Sementara itu, perkembangan internet yang semakin populer, maka ada banyak informasi yang bisa didapatkan dari banyak sumber dari berbagai belahan dunia.
Menurut (Ruslan, 2005), salah satu rublik dalam media massa cetak yang sering menampung aspirasi, komentar, argumen adalah opini. Opini ini dapat berasal dari mana saja, bisa pelajar, pegawai, politisi, pedagang dan dari berbagai kalangan masyarakat. Keberadaan rubrik opini dalam media cetak, menggunakan bahasa tulis. Tentunya harus menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. Terlebih pada harian nasional seperti Kompas.
Penggunaan bahasa asing sebenarnya tidak saja di hotel dan tempat-tempat hiburan, tetapi juga di rubrik opini beberapa media cetak, seperti ‘Main Issue’, ‘Woman’s Secret’, ‘Man of the Month’, ‘Life Style’ dan sebagainya. Dengan demikian, konstruksi budaya yang dibangun media tersebut, disadari atau tidak, semakin memarginalkan posisi bahasa Indonesia dan bahasa daerah. Padahal, seharusnya media massa memiliki peran yang sangat penting untuk memberikan contoh pengokohan jati diri bangsa melalui penggunaan bahasa nasional dan mengangkat kearifan lokal dengan tetap menjaga kelestarian bahasa nasional.
Di sisi lain media massa digunakan oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, misalnya untuk mendapat informasi, untuk hiburan dan juga untuk pendidikan. Media massa dalam penelitian ini adalah surat kabar Kompas. Hal yang menjadi persoalan adalah masih terdapatnya istilah asing atau kata bahasa Inggris pada koran nasional tersebut. Sebagai contoh kalimat yang dikutip dari Kompas edisi Kompas, Jumat, 5 Agustus 20011 seperti pada kalimat berikut, “Bukankah dulu DPR juga menangani kasus buloggate I dan II, serta keduanya berujung pada pembentukan pansus yang magnitude-nya lebih kurang sama?” oleh karena itu fokus masalah dalam karya ini adalah bagaimanakah wujud, penggunaan dan penulisan kata dan istilah bahasa Inggris dalam rubrik opini surat kabar Kompas edisi bulan Agustus 2011?
Tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian. Dengan tujuan, penelitian akan dapat bekerja secara terarah baik dalam mencari data dan pemecahan masalah. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan wujud, penggunaan dan penulisan kata dan istilah bahasa Inggris dalam rubrik opini surat kabar Kompas edisi bulan Agustus 2011.

B. KAJIAN LITERATUR
Menurut Moeliono (2009: 2), dalam sejarah perkembangan bahasa Indonesia proses penyerapan ini sudah lama berjalan. Tidaklah mengherankan jika bahasa serumpun, yang jumlah penuturnya tergolong besar, merupakan sumber yang kaya. Karena di dalam masyarakat multilingual kedwibahasawan bukan sesuatu yang langka, unsur serapan dapat berasal dari penutur asli bahasa yang serumpun sehingga terjadi penambahan yang spontan. Atau orang yang bukan penutur asli bahasa serumpun yang terkemuka, seperti bahasa Jawa dan Sunda, menyerap juga dari bahasa yang bersangkutan itu dengan pertimbangan bahwa unsur serapan itu akan segera dipahami oleh kalangan masyarakat yang luas.
Sikap penutur bahasa Indonesia terhadap bahasa asing sebagai sumber serapan berbeda dengan sikapnya terhadap bahasa serumpun yang juga merupakan sumber serapan. Unsur serapan yang berasal dari bahasa Jawa, misalnya, tidak dimasukkan ke dalam kategori yang asing walaupun kedua bahasa itu dari jurusan linguistik digolongkan jadi dua sistem yang otonom. Karena itu, penyerapan unsur dari bahasa asing pun berbeda di dalam proses dan penempatannya di dalam sistem bahasa Indonesia.
Ditinjau dari taraf penyerapannya ke dalam tubuh bahasa Indonesia, bentuk serapan itu ada yang jadi unsur kosakata asing yang terdapat di dalam kosakata umum, dan ada yang dimasukkan langsung sebagai unsur baru kosakata umum. Golongan yang pertama meliputi bentuk yang melambangkan barang atau paham yang sangat baru bagi masyarakat bahasa penyerap atau yang medan maknanya sangat khusus di dalam bahasa sumber itu sendiri. Termasuk di dalam kategori itu, misalnya turn key project, bowling, esprit de corps, Erklarung, Renaissance, Sturm und Drang, Atlantic Charter, l'art pour l'art, dan Svaraj.
Unsur serapan itu digunakan di dalam konteks kalimat Indonesia dalam bentuknya yang asli, baik ejaannya maupun lafalnya. Agaknya sejumlah kata dan ungkapan yang berasal dari bahasa dengan tujuan khusus, misalnya, bahasa Arab dan Latin, yang bertalian dengan akidah atau ibadat keagamaan, harus dimasukkan ke dalam bilangan kelompok itu. Penempatannya di dalam kosakata asing bahasa Indonesia mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan pendapat tentang kedudukannya di dalam kosakata. Tidak perlu dipersalahkan apakah tut wuri handayani dan salam assalamualaikum masuk kosakata Indonesia atau tidak. Secara prinsip dapat dikatakan bahwa setiap bahasa mengakui adanya kosakata asing di dalam korpus kosakata umumnya. Leksikon bahasa Inggris, misalnya, mengandung sejumlah unsur leksikal Prancis dan Latin yang digunakan secara umum, misalnya, vis-a-vis, in toto dan curriculum vitae. Bertambahnya jumlah leksikal di dalam kosakata asing suatu bahasa bertalian juga dengan pengembangan berbagai laras bahasa (register).
a. Jenis dan Ragam Penyerapan
Perbendaharaan bahasa Indonesia diperkaya oleh kata serapan dari berbagai bahasa asing, misalnya dari bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Prancis, dan Arab. Kata-kata serapan itu masuk ke dalam bahasa Indonesia melalui empat cara yang lazim ditempuh, yaitu adopsi, adaptasi, penerjemahan dan kreasi.
1)      Cara adopsi terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing yang diserap secara keseluruhan. Kata supermarket, plaza, mall, hotdog merupakan contoh cara penyerapan adopsi.
2)      Cara adaptasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing yang diserap dan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan ejaan bahasa Indonesia. Kata-kata seperti pluralisasi, akseptabilitas, maksimal, dan kado merupakan contoh kata serapan adaptasi. Kata-kata tersebut mengalami perubahan ejaan dari bahasa asalnya (pluralization dan acceptability dari bahasa Inggris, maximal dari bahasa Belanda, serta cadeu dari bahasa Prancis). Pedoman pengadaptasiannya adalah Pedoman Penulisan Istilah dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan oleh Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
3)      Cara penerjemahan terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam kata bahasa asing kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Kata-kata seperti tumpang-tindih, percepatan, proyek rintisan, dan uji coba adalah kata-kata yang lahir karena proses penerjemahan dari bahasa Inggris overlap, acceleration, pilot project, dan try out. Penerjemahan istilah asing memiliki beberapa keuntungan. Selain memperkaya kosakata bahasa Indonesia dengan sinonim, istilah hasil terjemahan juga meningkatkan daya ungkap bahasa Indonesia.

b. Dampak Penyerapan
Kata serapan dalam bahasa atau lebih tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh.
Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka, dengan sendirinya dalam kontak bahasa akan terjadi saling pengaruh, saling meminjam atau menyerap unsur asing. Peminjaman ini dilatar belakangi oleh berbagai hal antara lain kebutuhan, prestise kurang paham terhadap bahasa sendiri atau berbagai latar belakang yang lain.
Tidak ada dua bahasa yang sama persis apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalarn bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dalam penyesuaian itu akan terjadi, pergeseran baik dalam ucapan maupun ejaan antar bahasa pemberi dan penerima pengaruh maupun pergeseran semantis.
Bahasa Indonesia dari awal pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing terutama dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi pengaruh. Mula-mula bahasa Sansekerta sejalan dengan masuknya agama Hindu ke Indonesia sejak sebelum bahasa Indonesia memunculkan identitas dirinya sebagai bahasa Indonesia, kemudian bahasa Arab karena eratnya hubungan keagamaan dan perdagangan antara masyarakat timur tengah dengan bangsa Indonesia, lalu bahasa Belanda sejalan dengan masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, kemudian bahasa Inggris yang berjalan hingga sekarang, salah satu faktor penyebabnya adalah semakin intensifnya hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi antara bangsa Indonesia dengan masyarakat pengguna bahasa Inggris.
Unsur-unsur asing ini telah menambah sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan perkembangan itu muncullah masalah-masalah kebahasaan. Ada kosa kata yang diserap secara utuh tanpa mengalami perubahan dan penyesuaian. Dan ada kosa kata yang diserap dengan mengalami penyesuaian-penyesuaian.
c. Proses Penyerapan
Menurut Sugono (2000:15), penyerapan istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia perlu memperhatikan beberapa pertimbangan. pertimbangan-pertimbangan saat melakukan penyerapan istilah asing sebagai berikut.
1)      Istilah asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa depan.
2)      Istilah asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia karena dikenal lebih dahulu.
3)      Istilah asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
4)      Istilah asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan  terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
5)      Istilah asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi buruk.

Selain itu Sugono (2000:17) juga menambahkan penyerapan kata dan istilah asing juga terjadi pada afiks. Penyerapan afiks dan bentuk  terikat istilah asing, terdiri atas i) penyesuaian ejaan prefiks dan bentuk terikat, ii) penyesuaian ejaan sufiks, dan iii) macam-macam wujud kata dan istilah bahasa Inggris.
d.      Penyesuaian Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat
Prefiks asing yang bersumber pada bahasa Indo-Eropa dapat dipertimbangkan pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia setelah disesuaikan ejaannya. Penyesuaian prefiks dan bentuk terikat terdapat dalam tabel sebagai berikut.




Tabel 1. Penyesuaian Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat
Penyesuaian Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat
a-, ab-, abs- (‘dari’, ‘menyimpang dari’, ‘menjauhkan dari’) tetap a-, ab-, abs
exo-, ex- ‘sebelah luar’, ‘mengeluarkan’ menjadi ekso-, eks
a-, an- ‘tidak, bukan, tanpa’ tetap a-, an
extra- ‘di luar’ menjadi ekstra
ad-, ac- ‘ke’, ‘berdekatan dengan’, ‘melekat pada’, menjadi ad-, ak
hemi- ‘separuh’, ‘setengah’ tetap hemi
am-, amb- ‘sekeliling’, ‘keduanya’ tetap am-, amb
hemo- ‘darah’ tetap hemo
ana-, an- ‘ke atas’, ‘ke belakang’, ‘terbalik’ tetap ana-, an
hepta- ‘tujuh’, ‘mengandung tujuh…’ tetap hepta
ante- ‘sebelum’, ‘depan’ tetap ante
hetero- ‘lain’, ‘berada’ tetap hetero
anti-, ant- ‘bertentangan dengan’ tetap anti-, ant
hexa- ‘enam’, ‘mengandung enam…’ menjadi heksa
apo- ‘lepas, terpisah’, ‘berhubungan dengan’ tetap apo
hyper- ‘di atas’, ‘lewat’, ‘super’ menjadi hiper
aut-, auto- ‘sendiri’,’bertindak sendiri’ tetap aut-, auto
im-, in-, il- ‘tidak’, ‘di dalam’, ‘ke dalam’ tetap im-, in-, il
bi- ‘pada kedua sisi’, ‘dua’ tetap bi
hypo- ‘bawah’, ‘di bawah’ menjadi hipo
cata- ‘bawah’, ‘sesuai dengan’ menjadi kata
infra- ‘bawah’, ‘di bawah’, ‘di dalam’ tetap infra
co-, com-, con- ‘dengan’, ‘bersama-sama’, ‘berhubungan dengan’ menjadi ko-, kom-, kon
inter- ‘antara’, ‘saling’ tetap inter
contra- ‘menentang’, ‘berlawanan’ menjadi kontra
intra- ‘di dalam’, ‘di antara’ tetap intra
de- ‘memindahkan’, ‘mengurangi’ tetap de
intro- ‘dalam’, ‘ke dalam’ tetap intro
di- ‘dua kali’, ‘mengandung dua…’ tetap di
meta- ‘sesudah’, ‘berubah’, ‘perubahan’ tetap meta
dia- ‘melalui’, ‘melintas’ tetap dia
iso- ‘sama’ tetap iso
dis- ‘ketiadaan’, ‘tidak’ tetap dis
mono- ‘tunggal’, ‘mengandung satu’ tetap mono
eco- ‘lingkungan’ menjadi eko
pan-, pant/panto- ‘semua’, ‘keseluruhan’ tetap pan-, pant-, panto
em-, en- ‘dalam’, ‘di dalam’ tetap em-, en
para- ‘di samping’, ‘erat berhubungan dengan’, ‘hampir’ tetap para
endo- ‘di dalam’ tetap endo
penta- ‘lima’, ‘mengandung lima’ tetap penta
epi- ‘di atas’, ‘sesudah’ tetap epi
peri- ‘sekeliling’, ‘dekat’, ‘melingkupi’ tetap peri
ex- ‘sebelah luar’ menjadi eks
poly- ‘banyak’, ‘berkelebihan’ menjadi poli
pre- ‘sebelum’, ‘sebelumnya’, ‘di muka’ tetap pre
pro- ‘sebelum’, ‘di depan’ tetap pro
proto- ‘pertama’, ‘mula-mula’ tetap proto
pseudo-, pseudo- ‘palsu’ tetap pseudo-, pseudo
quasi- ‘seolah-olah’, ‘kira-kira’ menjadi kuasi
re- ‘lagi’, ‘kembali’ tetap re
retro- ‘ke belakang’, ‘terletak di belakang’ tetap retro
semi- ‘separuhnya’, ‘sedikit banyak’, ‘sebagian’ tetap semi
sub- ‘bawah’, ‘di bawah’, ‘agak’, ‘hampir’ tetap sub
super-, sur- ‘lebih dari’, ‘berada di atas’ tetap super-, sur
supra- ‘unggul’, ‘melebihi’ tetap supra
syn- ‘dengan’, ‘bersama-sama’, ‘pada waktu’ menjadi sin
tele- ‘jauh’, ‘melewati’, ‘jarak’ tetap tele
trans- ‘ke/di seberang’, ‘lewat’, ‘mengalihkan’ tetap trans
tri- ‘tiga’ tetap tri
ultra- ‘melebihi’, ‘super’ tetap ultra
uni- ‘satu’, ‘tunggal’ tetap uni


e.       Penyesuaian Sufiks
Sufiks asing dalam bahasa Indonesia diserap sebagai bagian kata berafiks yang utuh. Kata seperti standardisasi, implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar, implemen, dan objek. Penyesusian ejaan sufiks asing dalam bahasa Indonesia terdapat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Penyesuaian Ejaan Sufiks
Penyesuaian Ejaan Sufiks Bahasa Angkasa ke Bahasa Indonesia
-aat (Belanda) menjadi –at
-ase, -ose (Inggris) menjadi -ase, -osa
-able, -ble (Inggris) menjadi –bel
-asme (Belanda), asm (Inggris) menjadi –asme
-ac (Inggris) menjadi –ak
-ate (Inggris) menjadi –at
-age (Inggris) menjadi –ase
-cy (Inggris) menjadi -asi, -si
-air (Belanda), -ary (Inggris) menjadi –er
-atie (Belanda), -(a)tion (Inggris) menjadi -(a)si
-al (Inggris) menjadi –al
-et, ette (Inggris) menjadi –et
-ance, -ence (Inggris) menjadi –ans, -ens
-eel (Belanda) yang tidak ada padanan dalam bahasa Inggris menjadi –el
-ancy, -ency (Inggris) menjadi –ansi, -ensi
-eel, aal (Belanda), -al (Inggris) menjadi –al
-anda, -end, -andum, -endum (Belanda, Inggris) menjadi –anda, -en, -andum, -endum
-ficatie (Belanda), -fication (Inggris) menjadi –fikasi
-ant (Belanda, Inggris) menjadi –an
-eur (Belanda) menjadi –ur
-ar (Inggris) menjadi –ar, -er
-eus (Belanda) menjadi –us
-archie (Belanda), -archy (Inggris) menjadi –arki
-eur (Belanda), -or (Inggris) menjadi –ur
-fiek (Belanda), -fic (Inggris) menjadi –fik
-iek (Belanda), -ic, -ique (Inggris) menjadi –ik
-isch (Belanda), -ic, -ical (Inggris) menjadi –is
-icle (Inggris) menjadi –ikel
-ica (Belanda), -ics (Inggris) menjadi –ika, -ik
-id, -ide (Inggris) menjadi –id, -ida
-ief (Belanda), -ive (Inggris) menjadi –if
-iel (Belanda), -ile, -le (Inggris) menjadi –il
-iet (Belanda), -ite (Inggris) menjadi -it
-in (Inggris) menjadi –in
-ine (Inggris) menjadi –in, -ina
-isatie (Belanda), -ization (Inggris) menjadi –isasi
-isme (Belanda), -ism (Inggris) menjadi –isme
-ist (Belanda, Inggris) menjadi –is
-iteit (Belanda), -ity (Inggris) menjadi –itas
-logie (Belanda), -logy (Inggris) menjadi –logi
-loog (Belanda), -logue (Inggris) menjadi –log
-lyse (Belanda), -lysis (Inggris) menjadi –lisis
-oide (Belanda), -oid (Inggris) menjadi –oid
-oir(e) (Belanda) menjadi –oar
-or (Inggris) menjadi –or
-ous (Inggris) ditinggalkan
-se (Belanda), -sis (Inggris) menjadi –sis
-teit (Belanda), -ty (Inggris) menjadi –tas
-ter (Belanda), -tre (Inggris) menjadi –ter
-uur (Belanda), -ure (Inggris) menjadi –ur
-y (Inggris) menjadi –i


f.       Pembentukan Istilah
Menurut Sugono (2007:11), ada upaya kecendikiaan ilmuan (scientist) terus menghasilkan konsep ilmiah, yang pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah yang sudah ada atau mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah yang sudah dihasilkan ilmuwan  Indonesia dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan bahasa Indonesia akan mencetuskan konsep ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan diperlukan penciptaan istilah baru.
Menurut pendapat di atas maka jelaslah bahwa hubungan antara ilmu pengetahuan dan peristilahan sangat mempengaruhi satu dengan yang lain. Dimana ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan dinamis dengan perantara berupa bahasa yang berbeda-beda. Salah satu cara memperlajari ilmu pengetahuan dengan bahasa yang berbeda, ialah dengan mempelajari bahasanya. Salah satu langkah awalnya adalah mempelajari istilah atau katanya atau dengan menciptakan istilah yang baru untuk memperkaya bahasa Indonesia.

g.      Bahan Baku Peristilahan Indonesia
Menurut  Sugono (2007:12), tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata yang lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau rekacipya yang baru. Bahasa Inggris yang kini dianggap bahasa internasional utama, misalnya, pernah menyerap kata dan ungkapan dari bahasa Yunani, Latin, Prancis, dan bahasa lain, yang jumlahnya hampir tiga perlima dari seluruh kosakatanya. Sejalan dengan itu, bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber, terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia, termasuk unsur serapannya, dan bahasa Melayu, (2) bahasa Nusantara yang serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3) bahsa asing, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai bahasa yang baru dan masih berkembang, dala hal ini adalah bahasa Indonesia masih memerlukan unsur dari bahasa yang lain. Hal ini dilakukan agar bahasa Indonesia kaya akan kosa kata dan isitlah sesuai dengan perkembanan jaman. Misalanya di saat bahasa Indonesia menemukan kata atau istilah baru, dan tidak apa padanannya pada bahasa Indonesia, maka jalan keluarnya adalah  menenyerap dan menyesuaikan kata atau itilah tersebut ke dalam sistem bahasa Indonesia.

C. METODE PENELITIAN
            Pendekatan yang digunakan penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut, Kridalaksana, (2008), penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan mengamati fenomena-fenomena, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang atau kelompok. Pemilihan jenis pendekatan penelitian ini, dilatarbelakangi oleh fenomena penggunaan unsur-unsur bahasa Inggris dalam bahasa Indonesia dalam rubrik opini surat kabar Kompas. Penggunaan kata atau istilah bahasa Inggris ini yang akan dideskripsikan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Berdasarkan orientasi tersebut, jenis penelitian ini adalah penelitian deksriptif kualitatif.
Pemilihan jenis penelitian dan sumber data yang dikaji, menentukan peran peneliti pada proses penelitian yang dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil peran sebagai instrumen penelitian sekaligus pengumpul data. Peneliti juga berperan sebagai pengamat partisipatif. Menurut Kridalaksana (2008:112), pengamat partisipatif berperan sebagai pengamat dalam kegiatan yang dilakukan kelompok atau informan. Peneliti menciptakan peranan-peranan sendiri (meneliti objek) tanpa lebur dalam kepentingan kegiatan kelompok atau informan yang diteliti.
Saat penelitian dilakukan, terutama saat pengumpulan data, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberi perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian. Data yang diperoleh dan proses atau kegiatan berjalan apa adanya. Proses tersebut berjalan hingga data yang diinginkan diperoleh dan dapat diteliti untuk diproses ke langkah selanjutnya.
Sumber data penelitian ini adalah surat kabar Kompas. Pemilihan surat kabar Kompas sebab harian tersebut merupakan salah satu media massa nasional yang memberikan kontribusi positif terhadap penggunaan bahasa Indonesia dan juga ada fenomena yang diteliti dalam penelitian ini. Data pada hakikatya merupakan objek penelitian beserta konteksnya. Dalam suatu penelitian, data penelitian haruslah lengkap. Data yang lengkap tidak berarti berjumlah banyak, tetapi merambah semua persolaan yang hendak diteliti (Mastoyo, 2007:26).
Rubrik opini dalam surat kabar Kompas merupakan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan rubrik opini menjadi sumber data penelitian karena di dalam rubrik tersebut terdapat penggunaan kata dan istilah bahasa Inggris. Data penelitian ini diperoleh dengan teknik dokumentasi. Proses pendo-kumentasian dilakukan peneliti selama satu bulan, yaitu pada bulan Agustus 2011. Pendokumentasian selama satu bulan diasumsikan mencukupi segi kuantitas data yang diinginkan.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan yang telah dibahas maka metode yang dipakai untuk mengumpulkan dalam dalam penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi. Teknik tersebut dipilih dengan maksud untuk mengumpulkan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen tertulis. Dokumen yang dimaksud adalah rubrik opini koran Kompas sebagai sumber data. Data penelitian adalah penggunaan kata atau istilah bahasa Inggris dalam rubrik opini tersebut.
Tahap-tahap analisis data pada penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut.
1)      Membaca atau menyimak secara seksama, menafsirkan, mengintepretasikan seluruh sumber data, kemudian menyeleksi data tentang penggunaan bahasa Inggris pada rubrik opini.
2)      Mengidentifikasi, mengklasifikasi dan memberikan kode pada seluruh data secara utuh sesuai jenis kata atau istilah bahasa Inggris.
3)      Menafsirkan kembali data yang terindentifikasi dan terklasifikasi untuk menemukan penggunaan kata atau istilah bahasa Inggris sesuai butir-butir masalah.

Teknik analisis dokumen dilakukan dengan membaca rubrik opini pada koran kompas dan dilanjutkan dengan mencatat. Teknik tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan sebagai fenomena yang akan diteliti. Sehingga masalah yang telah dirumuskan akhirnya ditemukan jawabannya.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Wujud Penyerapan Kata dan Istilah
Berdasarkan proses identifikasi, ditemukan beberapa wujud penyerapan kata dan istilah bahasa Inggris yang terdapat dalam rubrik opini surat kabar Kompas. Wujudnya antara lain berupa (1) kata dasar, (2) kata dan istilah hasil berimbuhan, (3) kata majemuk, dan (4) akronim.
1)      Kata Dasar
Kata dasar merupakan kata asli atau kata yang digunakan sebagai dasar pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Proses identifikasi pada rubrik opini dalam surat kabar Kompas, ditemukan 1490 data dan istilah bahasa Inggris yang diserap ke dalam  bahasa Indonesia. Kata dasar yang diperoleh merupakan hasil penyerapan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia.
Wujud penyerapan bahasa Inggris yang berupa kata dasar pada penelitian ini didominasi dengan kata benda. Kata benda yang teridentifikasi berupa kata benda nyata dan kata benda abstrak. Misalnya ‘individu’, ‘human’, ‘dokumen’‘level’, ‘abstrak’, ‘modal’. Selain kata benda, jenis kata dasar lain adalah kata kerja. Kata kerja yang terkumpul berupa kata kerja intransitif yang menghendaki adanya suatu  pelengkap, misalnya ‘akselerasi’, ‘audit’. Kata benda dengan jenis kata sifat juga yang terkumpul ada pada proses analisis. Kata sifat merupakan kata yang menyatakan sifat atau hal keadaan dari suatu benda, misalnya ‘relatif’, ‘magnitude’,’favorable’. kata bilangan yang teridentifikasi merupakan kata bilangan utama yang menyatakan jumlah, misalnya ‘century’. Pada analisis data juga ditemukan jenis kata keterangan. Kata keterangan yang teridentifikasi, merupakan kata keterangan kualitatif yang menerangkan suasana atau situasi dari suatu perbuatan, misalnya ‘a priory’. Dari berbagai jenis kata dasar yang telah diidentifikasi dan dianalisis sebagain besar berupa kata yang berhubungan dengan bidang hukum ekonomi, sosial, dan politik.
2)      Kata Hasil Berimbuhan
Kata dan istilah berimbuhan berbahasa Inggris juga diserap ke dalam bahasa Indonesia. Pada proses analisis, kata berimbuhan didominasi oleh kata kerja, kata benda, dan kata sifat. Imbuhan terikat bahasa Inggris yang teridentifikasi antara lain: -isme, -isasi, -if, -itas, -si, -ing, dan –able. Kata dan istilah yang mendapat imbuhan tersebut misalnya, optimisme, otoriterianisme, Indonesiasi, partisipatif, indoktrinasi, voting, dan the untouchable. Kata dan istilah yang mengalami imbuhan tersebut, sebagian besar merupakan kata dan istilah yang berhubungan dengan masalah politik, hukum, sosial, ekonomi, dan umum
3)      Kata Majemuk
Pada rubrik opini kompas, juga terdapat penyerapan frase berbahasa Inggris. Proses analisis menemukan beberapa jenis frase nominal dan frase kerja. Kedua frase tersebut mengalami proses adopsi dan adaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Pada frase yang teradopsi penulisannya menggunakan huruf  miring. Untuk frase yang  teradaptasi ke dalam bahasa Indonesia penulisannya menggunakan huruf tegak. Data frase nominal misalnya, ‘Blok East Natuna’,Superpower’, ‘center of excellence’, dan ‘blue collar’ sedangkan data frase kerja misalnya ‘cosmic war’,  dan ‘joint venture’. Frase-frase yang teridentifikasi sebagian besar frase yang berhubungan dengan politik ,hukum,  ekonomi ,sosial ,bisnis dan umum.
4)      Akronik
Unsur akronim dan singkatan juga terindentifikasi proses penyerapan di rubrik opini Kompas. Unsur akronim yang teranalisis misalnya  ‘Internasional Court of Justice (ICJ)’, ‘Inter Governmental Group on Indonesia (IGGI)’, ‘Treaty of Amity and Coorperation (TAC)’, dan ‘East Asia Summit (EAS)’, sedangkan unsur singkatan misalnya, ‘IMF’, ‘SBY’. Akronim dan singkatan yang terindentifikasi berhubungan dengan bidang hukum, ekonomi, dan politik.

b. Penggunaan Kata dan Istilah
Penyerapan bahasa Inggris  pada rubrik opini di surat kabar Kompas, dapat dibedakan atas penggunaannya. Berdasarkan proses analisis data, diperoleh beberapa jenis penggunaan bahasa Inggris pada rubrik opini. Jenis penggunaannya  terdisi atas adopsi, adaptasi, terjemahan, dan kreasi.
1)      Adopsi
adopsi merupakan salah satu cara yang dilakukan pengguna bahasa Indonesia untuk memperkaya kosa kata bahasa Indonesia. Pada proses analisis ditemukan sejumlah data yang termasuk dalam kata dan istilah hasil proses adopsi. Proses adopsi terjadi pada data berjenis kata dasar, seperti favorable, magnitude, dan puzzle.  Selain kata dasar, proses adopsi juga terjadi pada bentuk frase, akronim dan singkatan. Data yang termasuk frase misalnya, participating inzterest, super power, dan hard power.  Data yang termasuk akronim dan singkatan hasil adopsi, misalnya European central bank/ECB, Commission Against Corruption (ICAC), Inter Governmental group on Indonesia (IGGI) dan internasional court of justice (ICJ). Dengan proses adopsi ini secara langsung maupun tidak telah meningkatan hubungan ketersalinan antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
2)      Adaptasi
Adaptasi merupakan salah satu efek dari kontak bahasa yang berbeda. Setiap ada kontak bahasa lewat pemakainya, pasti akan terjadi serap-menyerap kata. Unit bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah menerima pengaruh. Adaptasi dapat terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing yang diserap dan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan ejaan bahasa Indonesia. Proses adaptasi juga terjadi pada rubrik opini dalam surat kabar Kompas.
Berdasarkan proses analisis ditemukan adanya kata dan istilah hasil adaptasi. Proses adaptasi ditempuh dengan beberapa cara, antara lain, pertama kata atau  istilah bahasa Inggris yang diadaptasi dengan perubahan ejaan dan penyesuaian lafal. Kedua, perubahan ejaan dan tanpa penyesuaian lafal. Ketiga adaptasi dengan penyesuaian afiks dan penyesuaian huruf. Ada beberapa contoh kata dan istilah hasil adaptasi, misalnya kata ‘blok’ diadaptasi dari kata block dengan perubahan ejaan tanpa penyesuaian lafal serta penyesuaian ejaan sufiks -ck menjadi –k; kata ‘reaksi’, diadaptasi dari kata reaction dengan perubahan ejaan dan lafal serta penyesuaian ejaan sufiks  -tion  menjadi –si dan sisipan huruf -c menjadi –k; dan kata ‘imajinasi’, diadaptasi dari kata imagination dengan perubahan ejaan dan penyesuaian lafal serta penyesuaian ejaan infiks –tion menjadi –si dan penyesuaian huruf g menjadi j. Proses adaptasi ini secara tidak langsung menambah kosa kata bahasa Indonesia dan memudahkan pemahaman teks asing oleh pengguna bahasa Indonesia. proses adaptasi pada sebuah kata atau isitilah karena dinilai lebih ringkas dibandingkan dengan terjemahan bahasa Indonesianya.
3)      Terjemahan
Terjemahan, proses ini merupakan salah satu upaya untuk memudahkan pemakai bahasa untuk mencari arti dari bahasa asing agar mudah dimengerti maknanya menurut bahasa Indonesia. Proses penerjemahan terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung dalam kata bahasa asing kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia. Selain memperkaya kosa kata bahasa Indonesia, penerjemahan juga meninggkatkan daya ungkap bagi bahasa Indonesia.
Proses terjemahan kata dan istilah bahasa Inggris dilakukan dengan dua cara, yaitu a) diterjemahkan berdasarkan kesesuaian bentuk dan makna dan b) diterjemahkan berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan. Kata dan istilah yang diterjemahkan  berdasarkan kesesuaian bentuk dan makna adanya kata, misalnya zona, individu, spekulan, horizon, surplus, dan interval. Kata dan istilah seperti fatal, platform, kasus, klise dan level merupakan  hasil terjemahkan berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan. Sebagian besar kata atau istilah yang berhubungan dengan masalah politik, ekonomi, hukum, politik, umum, sosial dan bisnis.
4)      Kreasi
Kreasi, proses ini merupakan pembentukan kosa kata baru yang terjadi karena efek dari kontak bahasa yang berbeda. Dua bahasa yang bertemu ini saling memberi pengaruh sehingga terbentuklah kosakata atau istilah baru yang perpaduan diantara keduanya. Hal ini juga terjadi dalam rubrik opini surat kabar Kompas. Kata dan istilah yang mengalami proses kreasi sebagaian besar merupakan kata benda. Proses kreasi dilakukan dengan penambahan afik seperti   -isasi, -isme, -itas, -er, -asi, dan -multi. Pada proses kreasi terjadi penggabungan dua bentuk yang berbeda, menjadi satu kata atau istilah yan baru.  Misalnya , kata ‘marjinal’ berasal dari kata ‘margin’ yang berarti ‘batas’ sedangkan  sufiks –isasi yang berarti menyatakan ‘proses menjadikan‘ atau  ‘penambahan’. Proses kreasi menghasilkan kata “marjinalisasi” yang jika dicari padanan dalam bahasa Indonesia  berarti ‘usaha membatasi; pembatasan’.  Contoh yang lain kata  religifikasi, berasal dari kata religi yang berarti ‘keagamaan’ mendapat sufiks -isasi yang berarti menyatakan ‘proses menjadikan‘ atau  ‘penambahan’. Sehingga proses kreasi menghasilkan kata “religifikasi” yang berarti ‘Pemantapan kepercayaan kepada Tuhan’. Proses kreasi dapat dikatakan telah menciptakan kosa kata baru dengan makna yang berbeda dari makna  pembentuknya.

c. Penulisan Kata dan Istilah
Penulisan kata dan istilah hasil penyerapan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, dibedakan menjadi dua. Pertama, penulisan dengan menggunakan huruf miring. Kedua, penulisan dengan menggunakan huruf tegak. Sesuai dengan ketentuan ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan yang menyatakan bahwa ‘huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya’ (Hasan Alwi, 2000:20). Untuk kata dan istilah bahasa Inggris yang ditulis dengan huruf tegak, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut telah mengalami adaptasi ke dalam bahasa Indonesia.
Semua kata dasar, kata berimbuhan, frase, akronim dan singkatan yang masih diadopsi kedalam bahasa Indonesia, maka penulisan menggunakan huruf miring. Misalnya pada data berikut ini, ’workshop’, ‘favorable’ ‘virtue’ ‘magnitude’ ‘puzzle’, ‘favours’’ the untouchable’, ‘emerging’ ‘rebalancing’dan ‘palacating’, ‘cosmic war’, ‘euro zone’, ‘best effort’, ‘hot money’, ‘Internasional Oil Corporation (IOC)’, ‘Treaty of Amity and Coorperation (TAC)’, ‘Inter Governmental group on Indonesia (IGGI)’, ‘Commission Against Corruption (ICAC)’, ‘internasional centre for settelement of investment disputes (ICSID)’, dan ‘East Asia Summit (EAS)’. Namun jika tidak tergolong pada kaidah adopsi, maka penulisannya dengan menggunakan huruf tegak.
Kata dan istilah hasil adaptasi ditulis dengan dua cara yakni a) dengan perubahan ejaan dan penyesuaian lafal, dan b) dengan perubahan ejaan dan tanpa penyesuaian lafal. Selain dua cara tersebut ada beberapa proses adaptasi yang dilakukan yakni penyesuaian ejaan prefiks, dan sufiks. Penyesuaian ejaan prefiks  contohnya seperti coo- menjadi koo, autho- menjadi oto, ex- menjadi eks. Penyesuaian ejaan sufiks contohnya seperti –ity menjadi –itas, -tion menjadi -si, -ive menjadi -if, ty menjadi -tas, -cy menjadi -si, -sion menjadi -si, -tial menjadi -sial, -ism menjadi -isme, -ent menjadi -en, -ization menjadi –isasi. Selain penyesuaian ejaan prefik dan sufiks ada lagi penyesuaian yang berupa penyesuaian huruf misalnya, y menjadi i, c menjadi k, x menjadi ks, c menjadi s, c menjadi k. Beberapa contoh data hasil analisis yang berasal dari proses adaptasi, misalnya, ‘human’, ‘’relatif’, ‘energi’, ‘simbol’, ‘konteks’, ‘level’, ‘renegosiasi’,’investigatif’, ‘kondisionalitas’ dan ‘individu’.  Kata dan istilah bahasa Inggris yang ditulis dengan huruf tegak, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut telah mengalami adapatasi ke dalam bahasa Indonesia.
Kata dan istilah hasil penerjemahan ditulis dengan beberapa cara, yakni a) ditulis secara  langsung dengan mempertahankan kesesuaian bentuk dan makna, b) ditulis berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan. Pada data yang ditulis secara langsung dengan mempertahan kesesuaian bentuk dan makna, penulisan kata atau istilah ditulis dengan huruf  kecil, dan memakai huruf miring karena hanya merupakan kata biasa dan bagian dari sebuah kalimat. Pada data yang berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan, kata atau istilah bahasa Inggris ditulis dengan huruf  kecil, dan memakai huruf miring karena hanya merupakan kata biasa dan bagian dari sebuah kalimat dan telah diterjemahkan dengan menggunakan bahasa Indonesia. Beberapa kata dan istilah hasil terjemahan antara lain: zona, individu, spekulan, horizon, surplus, dan interval.
Kreasi, kata dan istilah yang dihasilkan dari proses kreasi ditulis dengan cara penambahan akhiran dan awalan. Kelompok akhiran yang melekat pada sebuah kata yang digunakan dalam proses kreasi yakni –if, er, -itas, -al, -isasi, -isme, -able, dan  -is. Untuk awalan yang digunakan pada proses kreasi yakni, multi-, re-, hiper-, trans-, mis-, in-. Kata berbahasa Inggris yang mendapat awalan atau akhiran, jika tidak menunjukkan keistimewaan, ungkapan tertentu dan tidak di awal kalimat, penulisannya menggunakan huruf kecil, dan menggunakan huruf miring. Beberapa contoh kata dan istilah hasil kreasi, antara lain: Indonesiasisasi, komodifikasi, religifikasi, otoriterianisme, multikulturalisme, dan  marjinalisasi. Proses kreasi yang telah dianalisis sedikti banyak telah menyumbang perkembangan dan kemajuan bahasa Indonesia ditengah gempuran bahasa Inggris sebagai dampak arus globalisasi. Selain itu, proses kreasi telah menciptakan dan menambah kosa kata dan perbendaharaan pada bahasa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan teknologi dan kemajuan jaman, dan sifat bahasa itu sendiri yang selalu berkembang dan harus dikembangkan agar tidak punah.
 Dari ketiga pembahasan yang telah dijabarkan fenomena penyerapan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia membuktikan bahwa bahasa Indonesia yang selalu berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Hal tersebut ditunjukkan adanya kontak bahasa, antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris pada rubrik opini Kompas. Pengguna bahasa Indonesia sendiri telah merespons kejadian seperti ini, dengan melakukan proses penyerapan bahasa Inggris sesuai dengan perkembangan bahasa pada masa sekarang. Hal tersebut mengingat posisi bahasa Indonesia yang masih tergolong bahasa baru, jika tidak dikembangkan terutama oleh penggunanya, bisa mengakibatkan suatu bahasa akan mati dan punah.
Di era modern ini, pemasukan unsur asing khususnya bahasa Inggris, yang posisinya sebagai bahasa internasional tidak dapat dihindari lagi. Tidak adanya padanan kata yang tepat dalam bahasa Indonesia menyebabkan para ahli terpaksa memungut unsur-unsur asing tersebut. Faktor penyebab masuknya unsur bahasa Inggris tersebut yaitu : (1) lebih populer, (2) lebih ringkas, (3) lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi, (4) lebih kaya dalam kosakata, (5) ketepatan makna, (6) menambah keindahan, (7) lebih bergengsi, (8) lebih santai, dan (9) lebih menimbulkan keakraban.


E. KESIMPULAN
Proses analisis yang sudah dilakukan telah menemukan jawaban atas rumusan masalah pada penelitian ini. Secara deskriptif hasil analisis meliputi (a) wujud penyerapan, (b) penggunaan dan, (c) penulisan kata dan istilah bahasa Inggris pada rubrik opini surat kabar Kompas.
Adanya kontak bahasa ini, mengakibatkan bahasa Indonesia semakin berkembang sesuai tuntutan jaman, selain itu kosa kata bahasa Indonesia juga semakin kaya dan beragam. Namun sebagai pengguna bahasa Indonesia, kita jangan terlena dengan gempuran bahasa Inggris pada bahasa kita. Justru kita sebagai pengguna bahasa Indonesa yang seharusnya mengembangkan bahasa Indonesia untuk kepentingan masa depan. Arus globalisasi jangan membuat posisi bahasa Indonesia semakin tersisih dengan bahasa asing, akan tetapi harus semakin berkembang dan kita semakin cinta pada bahasa Indonesia.
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan, penulis memiliki saran yang perlu diperhatikan sebagai berikut. (1) diharapkan muncul sikap dan perbuatan untuk selalu mengutamakan bahasa Indonesia dan menempatkannya pada posisi terhormat. Semua pihak dituntut untuk peduli terhadap perkembangan bahasa Indonesia, baik itu pelajar, pengajar, pejabat, maupun pers. Apalagi pers memiliki peran yang sangat besar karena produknya setiap hari dibaca atau dinikmati masyarakat luas. Kini saatnya kita menunjukkan kecintaan yang tinggi terhadap bahasa Indonesia karena bahasa Indonesia merupakan bagian dari jati diri bangsa. (2) Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini untuk menemukan sesuatu yang baru dan mengarah pada perbaikan hingga  akhirnya benar-benar dapat bermanfaat bagi banyak orang. Sehingga khazanah ilmu kebahasaindonesiaan terus maju dan berkembang sesuai kemajuan jaman.



F. RUJUKAN
Alwasilah, Chaedar. 1993. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
_______. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Alwi, Hasan.dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai.
Badudu, JS. 1988. Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. _______. 2003. Kamus Kata-Kata Serapan Asing dalam Bahasa Indonesia.Jakarta: Kompas.
Brown, Gillian & Georeg Yule. 1996. Analisis Wacana. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Eddy, Nyoman. 1989. Unsur Serapan Bahasa Asing dalam Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
Haryanto, Steven. 2002. “Istilah Asing: Indonesiakan atau Biarkan”. Jakarta. Gramedia.
Jumariam, Meity T. Qodratillah., dan  C. Rudyanto. 1996. Senarai Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2003. Jakarta: Gramedia Kentjono, Djoko (Ed.). 1982. Dasar-dasar Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra UI.
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
_______. 1990. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
_______. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
_______. 1989. Fungsi Bahasa dan Sifat Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah
_______. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Muslich, Masnur. 2009: Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Muslich, Masnur & I Gusti Ngurah Oka. 1992. Perencaaan Bahasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Nababan. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Gramedia.
Olii , Helena. 2011. Opini Publik. Jakarta. Indeks.
Pusat Pembinaan dan Pembinaan Bahasa. 2006. Pedoman Umum Ejaaan Bahasa Indonesia yang Disempurnaka dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Bandung: Yrama Widya.
Rahardjo, Mudjia. 2009. Bahasa Indonesia di Tengah Gempuran Globalisasi dan Nasib Bahasa Daerah. (http:// indonesiaproud.wordpress.com: 16 Februari 2012).
Samsuri. 1982. Analisis Bahasa. Jakarta Pusat: Erlangga.




No comments:

Post a Comment