PENGGUNAAN KATA DAN ISTILAH BAHASA
INGGRIS PADA RUBRIK OPINI SURAT KABAR
KOMPAS EDISI BULAN AGUSTUS TAHUN 2011
Agus
Milu Susetyo
Staf Pengajar di Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Jember
e-mail: mylu.umj@gmail.com
ABSTRACT
Language is a
communication tool that is used to convery the message or purpose oh the
speaker / writer to the listener /
reader. The communications can be be done with the spoken or written language.
Besides the communication prosess itself is common to use more than one
language. The mass media is a tool that is widely used for information,
intertaiment or other needs. One is subjective rubric. In the rubric opinions
on Kompas newspaper, a place or part of the mass media that provides a place
for anyone with any background caould express arguments, opinions, criticisms
and suggestions for events being discussed. Rubric opinions contained in the
mass media must use Indonesia Kompas standarized according to the rules of to
the Indonesia Language. But what happens is there are elements English on the
rubric. Kompas newspaper on a national scale should uphold Indonesian but still
there is the use of English in it. Is is the focus of this research.
The result
showed there was some kind of a form
elemental uptake English, his form, such as: basic words, affixes words,
phrases and acronyms or abbrevations. The phenomenon of absorption of the
elements of English into Indonesian, proving that the Indonesian language
develop according of the demand of the times. By not forget the good citizens
of Indonesian to continue to develop the Indonesian language and speak proudly
upholds the Indonesia language as Indonesian national identity.
Keywords:
english
language, words, terms, opinion
A. PENDAHULUAN
Bahasa sebagai sarana komunikasi
memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Bahasa digunakan sebagai
alat komunikasi untuk menyampaikan pesan atau maksud pembicara kepada
pendengar. Dengan demikian, “fungsi bahasa yang paling mendasar adalah sebagai
sarana komunikasi. Selain itu bahasa adalah alat pergaulan dan perhubungan
sesama manusia, sehingga terbentuk suatu sistem sosial atau masyarakat”
(Nababan, 1984:2). Komunikasi melibatkan beberapa aspek. Alwasilah mengatakan
bahwa “komunikasi sebagai suatu proses melibatkan (1) pihak yang berkomunikasi,
(2) informasi yang dikomunikasikan, (3) alat komunikasi” (1989:8). Jadi, jelas
bahwa bahasa adalah faktor yang penting bagi manusia dalam bermasyarakat dan
bahasa berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan
masyarakat pemakainya.
Proses komunikasi dalam masyarakat tidak
hanya berlangsung dalam satu bahasa saja, tetapi bisa lebih dari satu bahasa.
Sebagaimana diketahui bahwa dibanyak negara, bahkan banyak daerah dan kota,
terdapat orang-orang yang mampu memakai lebih dari satu bahasa, umpamanya
bahasa daerah dan bahasa Indonesia atau bahasa asing dan bahasa Indonesia.
Apabila dua bahasa atau lebih dipergunakan secara bergantian oleh penutur yang
sama, maka dapat dikatakan bahwa bahasa-bahasa tersebut dalam keadaan saling
kontak.
Pada era globalisasi, kontak bahasa
Indonesia dengan bahasa asing menjadi intensif dan memungkinkan terjadinya
pengaruh antarbahasa. Saling pengaruh itu tercermin pada pemakaian bahasa
Indonesia yang disisipi kosakata asing. Hal tersebut terjadi karena penutur
mempunyai kemampuan menggunakan dua bahasa. Suatu daerah atau masyarakat yang
menggunakan dua bahasa disebut daerah atau masyarakat yang berdwibahasa atau
bilingual. Orang yang dapat menggunakan dua bahasa disebut dwibahasawan atau
orang-orang yang bilingual (berdwibahasa).
Saat ini tingginya akses masyarakat
kepada wacana dalam media massa dalam koran, televivi, radio, juga diikuti
semakin banyak cara atau program acara yang digunakan untuk menyuarakan suara
masyarakat. Sekarang tidak hanya suara wartawan, politisi atau ahli media saja,
misalnya pada rublik opini surat kabar, acara talk show dan sejenisnya. Setiap
orang bisa berargumen, berpendapat, untuk
menyuarakan isi hatinya dalam media massa. Sementara itu, perkembangan internet
yang semakin populer, maka ada banyak informasi yang bisa didapatkan dari
banyak sumber dari berbagai belahan dunia.
Menurut (Ruslan, 2005), salah satu
rublik dalam media massa cetak yang sering menampung aspirasi, komentar,
argumen adalah opini. Opini ini dapat berasal dari mana saja, bisa pelajar,
pegawai, politisi, pedagang dan dari berbagai kalangan masyarakat. Keberadaan
rubrik opini dalam media cetak, menggunakan bahasa tulis. Tentunya harus
menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar. Terlebih pada harian nasional
seperti Kompas.
Penggunaan bahasa asing sebenarnya tidak
saja di hotel dan tempat-tempat hiburan, tetapi juga di rubrik opini beberapa
media cetak, seperti ‘Main Issue’, ‘Woman’s Secret’, ‘Man of the Month’, ‘Life
Style’ dan sebagainya. Dengan demikian, konstruksi budaya yang dibangun media
tersebut, disadari atau tidak, semakin memarginalkan posisi bahasa Indonesia
dan bahasa daerah. Padahal, seharusnya media massa memiliki peran yang sangat
penting untuk memberikan contoh pengokohan jati diri bangsa melalui penggunaan
bahasa nasional dan mengangkat kearifan lokal dengan tetap menjaga kelestarian
bahasa nasional.
Di sisi lain media massa digunakan oleh
masyarakat untuk berbagai keperluan, misalnya untuk mendapat informasi, untuk
hiburan dan juga untuk pendidikan. Media massa dalam penelitian ini adalah
surat kabar Kompas. Hal yang menjadi persoalan adalah masih terdapatnya istilah
asing atau kata bahasa Inggris pada koran nasional tersebut. Sebagai contoh
kalimat yang dikutip dari Kompas edisi Kompas, Jumat, 5 Agustus 20011 seperti
pada kalimat berikut, “Bukankah dulu DPR juga menangani kasus buloggate I dan
II, serta keduanya berujung pada pembentukan pansus yang magnitude-nya lebih
kurang sama?” oleh karena itu fokus masalah dalam karya ini adalah bagaimanakah
wujud, penggunaan dan penulisan kata dan istilah bahasa Inggris dalam rubrik
opini surat kabar Kompas edisi bulan Agustus 2011?
Tujuan merupakan hal yang sangat penting
dalam suatu penelitian. Dengan tujuan, penelitian akan dapat bekerja secara
terarah baik dalam mencari data dan pemecahan masalah. Adapun tujuan penelitian
ini adalah untuk mendeskripsikan wujud, penggunaan dan penulisan kata dan
istilah bahasa Inggris dalam rubrik opini surat kabar Kompas edisi bulan
Agustus 2011.
B. KAJIAN
LITERATUR
Menurut Moeliono (2009: 2), dalam
sejarah perkembangan bahasa Indonesia proses penyerapan ini sudah lama
berjalan. Tidaklah mengherankan jika bahasa serumpun, yang jumlah penuturnya
tergolong besar, merupakan sumber yang kaya. Karena di dalam masyarakat
multilingual kedwibahasawan bukan sesuatu yang langka, unsur serapan dapat
berasal dari penutur asli bahasa yang serumpun sehingga terjadi penambahan yang
spontan. Atau orang yang bukan penutur asli bahasa serumpun yang terkemuka, seperti
bahasa Jawa dan Sunda, menyerap juga dari bahasa yang bersangkutan itu dengan
pertimbangan bahwa unsur serapan itu akan segera dipahami oleh kalangan
masyarakat yang luas.
Sikap penutur bahasa Indonesia terhadap
bahasa asing sebagai sumber serapan berbeda dengan sikapnya terhadap bahasa
serumpun yang juga merupakan sumber serapan. Unsur serapan yang berasal dari
bahasa Jawa, misalnya, tidak dimasukkan ke dalam kategori yang asing walaupun
kedua bahasa itu dari jurusan linguistik digolongkan jadi dua sistem yang
otonom. Karena itu, penyerapan unsur dari bahasa asing pun berbeda di dalam
proses dan penempatannya di dalam sistem bahasa Indonesia.
Ditinjau dari taraf penyerapannya ke
dalam tubuh bahasa Indonesia, bentuk serapan itu ada yang jadi unsur kosakata
asing yang terdapat di dalam kosakata umum, dan ada yang dimasukkan langsung
sebagai unsur baru kosakata umum. Golongan yang pertama meliputi bentuk yang
melambangkan barang atau paham yang sangat baru bagi masyarakat bahasa penyerap
atau yang medan maknanya sangat khusus di dalam bahasa sumber itu sendiri.
Termasuk di dalam kategori itu, misalnya turn
key project, bowling, esprit de corps, Erklarung, Renaissance, Sturm und Drang,
Atlantic Charter, l'art pour l'art, dan
Svaraj.
Unsur
serapan itu digunakan di dalam konteks kalimat Indonesia dalam bentuknya yang
asli, baik ejaannya maupun lafalnya. Agaknya sejumlah kata dan ungkapan yang
berasal dari bahasa dengan tujuan khusus, misalnya, bahasa Arab dan Latin, yang
bertalian dengan akidah atau ibadat keagamaan, harus dimasukkan ke dalam
bilangan kelompok itu. Penempatannya di dalam kosakata asing bahasa Indonesia
mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh perbedaan pendapat tentang kedudukannya
di dalam kosakata. Tidak perlu dipersalahkan apakah tut wuri handayani dan salam assalamualaikum
masuk kosakata Indonesia atau tidak. Secara prinsip dapat dikatakan bahwa
setiap bahasa mengakui adanya kosakata asing di dalam korpus kosakata umumnya.
Leksikon bahasa Inggris, misalnya, mengandung sejumlah unsur leksikal Prancis
dan Latin yang digunakan secara umum, misalnya, vis-a-vis, in toto dan curriculum
vitae. Bertambahnya jumlah leksikal di dalam kosakata asing suatu bahasa
bertalian juga dengan pengembangan berbagai laras bahasa (register).
a.
Jenis dan Ragam Penyerapan
Perbendaharaan bahasa Indonesia
diperkaya oleh kata serapan dari berbagai bahasa asing, misalnya dari bahasa
Inggris, Jerman, Belanda, Prancis, dan Arab. Kata-kata serapan itu masuk ke
dalam bahasa Indonesia melalui empat cara yang lazim ditempuh, yaitu adopsi,
adaptasi, penerjemahan dan kreasi.
1)
Cara
adopsi terjadi apabila pemakai bahasa mengambil bentuk dan makna kata asing
yang diserap secara keseluruhan. Kata supermarket, plaza, mall, hotdog
merupakan contoh cara penyerapan adopsi.
2)
Cara
adaptasi terjadi apabila pemakai bahasa hanya mengambil makna kata asing yang
diserap dan ejaan atau cara penulisannya disesuaikan ejaan bahasa Indonesia.
Kata-kata seperti pluralisasi, akseptabilitas, maksimal, dan kado merupakan
contoh kata serapan adaptasi. Kata-kata tersebut mengalami perubahan ejaan dari
bahasa asalnya (pluralization dan acceptability dari bahasa Inggris, maximal dari bahasa Belanda, serta cadeu
dari bahasa Prancis). Pedoman pengadaptasiannya adalah Pedoman Penulisan
Istilah dan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang dikeluarkan oleh
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
3)
Cara
penerjemahan terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung
dalam kata bahasa asing kemudian mencari padanannya dalam bahasa Indonesia.
Kata-kata seperti tumpang-tindih, percepatan, proyek rintisan, dan uji coba
adalah kata-kata yang lahir karena proses penerjemahan dari bahasa Inggris
overlap, acceleration, pilot project, dan try out. Penerjemahan istilah asing
memiliki beberapa keuntungan. Selain memperkaya kosakata bahasa Indonesia
dengan sinonim, istilah hasil terjemahan juga meningkatkan daya ungkap bahasa
Indonesia.
b.
Dampak Penyerapan
Kata serapan dalam bahasa atau lebih
tepatnya antar bahasa adalah merupakan suatu hal yang lumrah. Setiap kali ada
kontak bahasa lewat pemakainya pasti akan terjadi serap menyerap kata. Unit
bahasa dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi
pengaruh bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti
mudah menerima pengaruh.
Bunyi bahasa dan kosa kata pada umumnya
merupakan unsur bahasa yang bersifat terbuka, dengan sendirinya dalam kontak
bahasa akan terjadi saling pengaruh, saling meminjam atau menyerap unsur asing.
Peminjaman ini dilatar belakangi oleh berbagai hal antara lain kebutuhan,
prestise kurang paham terhadap bahasa sendiri atau berbagai latar belakang yang
lain.
Tidak ada dua bahasa yang sama persis
apalagi bahasa yang berlainan rumpun. Dalam proses penyerapan dari bahasa
pemberi pengaruh kepada bahasa penerima pengaruh akan terjadi
perubahan-perubahan. Ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh, ada proses
penyerapan yang terjadi dengan beberapa penyesuaian baik yang terjadi dalarn
bahasa lisan maupun bahasa tulis. Dalam penyesuaian itu akan terjadi,
pergeseran baik dalam ucapan maupun ejaan antar bahasa pemberi dan penerima
pengaruh maupun pergeseran semantis.
Bahasa Indonesia dari awal
pertumbuhannya sampai sekarang telah banyak menyerap unsur-unsur asing terutama
dalam hal kosa kata. Bahasa asing yang memberi pengaruh kosa kata dalam bahasa
Indonesia antara lain : bahasa Sansekerta, bahasa Belanda, bahasa Arab dan
bahasa Inggris. Masuknya unsur-unsur asing ini secara historis juga sejalan
dengan kontak budaya antara bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa pemberi
pengaruh. Mula-mula bahasa Sansekerta sejalan dengan masuknya agama Hindu ke
Indonesia sejak sebelum bahasa Indonesia memunculkan identitas dirinya sebagai
bahasa Indonesia, kemudian bahasa Arab karena eratnya hubungan keagamaan dan
perdagangan antara masyarakat timur tengah dengan bangsa Indonesia, lalu bahasa
Belanda sejalan dengan masuknya penjajahan Belanda ke Indonesia, kemudian
bahasa Inggris yang berjalan hingga sekarang, salah satu faktor penyebabnya
adalah semakin intensifnya hubungan ilmu pengetahuan dan teknologi antara
bangsa Indonesia dengan masyarakat pengguna bahasa Inggris.
Unsur-unsur asing ini telah menambah
sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia sehingga bahasa Indonesia
mengalami perkembangan sesuai dengan tuntutan zaman. Dan sejalan dengan
perkembangan itu muncullah masalah-masalah kebahasaan. Ada kosa kata yang
diserap secara utuh tanpa mengalami perubahan dan penyesuaian. Dan ada kosa
kata yang diserap dengan mengalami penyesuaian-penyesuaian.
c.
Proses Penyerapan
Menurut Sugono (2000:15), penyerapan
istilah asing untuk menjadi istilah Indonesia perlu memperhatikan beberapa
pertimbangan. pertimbangan-pertimbangan saat melakukan penyerapan istilah asing
sebagai berikut.
1)
Istilah
asing yang akan diserap meningkatkan ketersalinan bahasa asing dan bahasa
Indonesia secara timbal balik (intertranslatability) mengingat keperluan masa
depan.
2)
Istilah
asing yang akan diserap mempermudah pemahaman teks asing oleh pembaca Indonesia
karena dikenal lebih dahulu.
3)
Istilah
asing yang akan diserap lebih ringkas jika dibandingkan dengan terjemahan
Indonesianya.
4)
Istilah
asing yang akan diserap mempermudah kesepakatan antarpakar jika padanan terjemahannya terlalu banyak sinonimnya.
5)
Istilah
asing yang akan diserap lebih cocok dan tepat karena tidak mengandung konotasi
buruk.
Selain itu Sugono (2000:17) juga
menambahkan penyerapan kata dan istilah asing juga terjadi pada afiks.
Penyerapan afiks dan bentuk terikat
istilah asing, terdiri atas i) penyesuaian ejaan prefiks dan bentuk terikat, ii)
penyesuaian ejaan sufiks, dan iii) macam-macam wujud kata dan istilah bahasa
Inggris.
d.
Penyesuaian
Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat
Prefiks asing yang bersumber pada bahasa
Indo-Eropa dapat dipertimbangkan pemakaiannya di dalam peristilahan Indonesia
setelah disesuaikan ejaannya. Penyesuaian prefiks dan bentuk terikat terdapat
dalam tabel sebagai berikut.
Tabel 1. Penyesuaian Ejaan Prefiks dan
Bentuk Terikat
Penyesuaian
Ejaan Prefiks dan Bentuk Terikat
|
|
a-,
ab-, abs- (‘dari’, ‘menyimpang dari’, ‘menjauhkan dari’) tetap a-, ab-, abs
|
exo-,
ex- ‘sebelah luar’, ‘mengeluarkan’ menjadi ekso-, eks
|
a-,
an- ‘tidak, bukan, tanpa’ tetap a-, an
|
extra-
‘di luar’ menjadi ekstra
|
ad-,
ac- ‘ke’, ‘berdekatan dengan’, ‘melekat pada’, menjadi ad-, ak
|
hemi-
‘separuh’, ‘setengah’ tetap hemi
|
am-,
amb- ‘sekeliling’, ‘keduanya’ tetap am-, amb
|
hemo-
‘darah’ tetap hemo
|
ana-,
an- ‘ke atas’, ‘ke belakang’, ‘terbalik’ tetap ana-, an
|
hepta-
‘tujuh’, ‘mengandung tujuh…’ tetap hepta
|
ante-
‘sebelum’, ‘depan’ tetap ante
|
hetero-
‘lain’, ‘berada’ tetap hetero
|
anti-,
ant- ‘bertentangan dengan’ tetap anti-, ant
|
hexa-
‘enam’, ‘mengandung enam…’ menjadi heksa
|
apo-
‘lepas, terpisah’, ‘berhubungan dengan’ tetap apo
|
hyper-
‘di atas’, ‘lewat’, ‘super’ menjadi hiper
|
aut-,
auto- ‘sendiri’,’bertindak sendiri’ tetap aut-, auto
|
im-,
in-, il- ‘tidak’, ‘di dalam’, ‘ke dalam’ tetap im-, in-, il
|
bi-
‘pada kedua sisi’, ‘dua’ tetap bi
|
hypo-
‘bawah’, ‘di bawah’ menjadi hipo
|
cata-
‘bawah’, ‘sesuai dengan’ menjadi kata
|
infra-
‘bawah’, ‘di bawah’, ‘di dalam’ tetap infra
|
co-,
com-, con- ‘dengan’, ‘bersama-sama’, ‘berhubungan dengan’ menjadi ko-, kom-,
kon
|
inter-
‘antara’, ‘saling’ tetap inter
|
contra-
‘menentang’, ‘berlawanan’ menjadi kontra
|
intra-
‘di dalam’, ‘di antara’ tetap intra
|
de-
‘memindahkan’, ‘mengurangi’ tetap de
|
intro-
‘dalam’, ‘ke dalam’ tetap intro
|
di-
‘dua kali’, ‘mengandung dua…’ tetap di
|
meta-
‘sesudah’, ‘berubah’, ‘perubahan’ tetap meta
|
dia-
‘melalui’, ‘melintas’ tetap dia
|
iso-
‘sama’ tetap iso
|
dis-
‘ketiadaan’, ‘tidak’ tetap dis
|
mono-
‘tunggal’, ‘mengandung satu’ tetap mono
|
eco-
‘lingkungan’ menjadi eko
|
pan-,
pant/panto- ‘semua’, ‘keseluruhan’ tetap pan-, pant-, panto
|
em-,
en- ‘dalam’, ‘di dalam’ tetap em-, en
|
para-
‘di samping’, ‘erat berhubungan dengan’, ‘hampir’ tetap para
|
endo-
‘di dalam’ tetap endo
|
penta-
‘lima’, ‘mengandung lima’ tetap penta
|
epi-
‘di atas’, ‘sesudah’ tetap epi
|
peri-
‘sekeliling’, ‘dekat’, ‘melingkupi’ tetap peri
|
ex-
‘sebelah luar’ menjadi eks
|
poly-
‘banyak’, ‘berkelebihan’ menjadi poli
|
pre-
‘sebelum’, ‘sebelumnya’, ‘di muka’ tetap pre
|
pro-
‘sebelum’, ‘di depan’ tetap pro
|
proto-
‘pertama’, ‘mula-mula’ tetap proto
|
pseudo-,
pseudo- ‘palsu’ tetap pseudo-, pseudo
|
quasi-
‘seolah-olah’, ‘kira-kira’ menjadi kuasi
|
re-
‘lagi’, ‘kembali’ tetap re
|
retro-
‘ke belakang’, ‘terletak di belakang’ tetap retro
|
semi-
‘separuhnya’, ‘sedikit banyak’, ‘sebagian’ tetap semi
|
sub-
‘bawah’, ‘di bawah’, ‘agak’, ‘hampir’ tetap sub
|
super-,
sur- ‘lebih dari’, ‘berada di atas’ tetap super-, sur
|
supra-
‘unggul’, ‘melebihi’ tetap supra
|
syn-
‘dengan’, ‘bersama-sama’, ‘pada waktu’ menjadi sin
|
tele-
‘jauh’, ‘melewati’, ‘jarak’ tetap tele
|
trans-
‘ke/di seberang’, ‘lewat’, ‘mengalihkan’ tetap trans
|
tri-
‘tiga’ tetap tri
|
ultra-
‘melebihi’, ‘super’ tetap ultra
|
uni-
‘satu’, ‘tunggal’ tetap uni
|
e.
Penyesuaian
Sufiks
Sufiks asing dalam bahasa Indonesia
diserap sebagai bagian kata berafiks yang utuh. Kata seperti standardisasi,
implementasi, dan objektif diserap secara utuh di samping kata standar,
implemen, dan objek. Penyesusian ejaan sufiks asing dalam bahasa Indonesia
terdapat dalam tabel berikut ini.
Tabel 2. Penyesuaian Ejaan Sufiks
Penyesuaian
Ejaan Sufiks Bahasa Angkasa ke Bahasa Indonesia
|
|
-aat
(Belanda) menjadi –at
|
-ase,
-ose (Inggris) menjadi -ase, -osa
|
-able,
-ble (Inggris) menjadi –bel
|
-asme
(Belanda), asm (Inggris) menjadi –asme
|
-ac
(Inggris) menjadi –ak
|
-ate
(Inggris) menjadi –at
|
-age
(Inggris) menjadi –ase
|
-cy
(Inggris) menjadi -asi, -si
|
-air
(Belanda), -ary (Inggris) menjadi –er
|
-atie
(Belanda), -(a)tion (Inggris) menjadi -(a)si
|
-al
(Inggris) menjadi –al
|
-et,
ette (Inggris) menjadi –et
|
-ance,
-ence (Inggris) menjadi –ans, -ens
|
-eel
(Belanda) yang tidak ada padanan dalam bahasa Inggris menjadi –el
|
-ancy,
-ency (Inggris) menjadi –ansi, -ensi
|
-eel,
aal (Belanda), -al (Inggris) menjadi –al
|
-anda,
-end, -andum, -endum (Belanda, Inggris) menjadi –anda, -en, -andum, -endum
|
-ficatie
(Belanda), -fication (Inggris) menjadi –fikasi
|
-ant
(Belanda, Inggris) menjadi –an
|
-eur
(Belanda) menjadi –ur
|
-ar
(Inggris) menjadi –ar, -er
|
-eus
(Belanda) menjadi –us
|
-archie
(Belanda), -archy (Inggris) menjadi –arki
|
-eur
(Belanda), -or (Inggris) menjadi –ur
|
-fiek
(Belanda), -fic (Inggris) menjadi –fik
|
-iek
(Belanda), -ic, -ique (Inggris) menjadi –ik
|
-isch
(Belanda), -ic, -ical (Inggris) menjadi –is
|
-icle
(Inggris) menjadi –ikel
|
-ica
(Belanda), -ics (Inggris) menjadi –ika, -ik
|
-id,
-ide (Inggris) menjadi –id, -ida
|
-ief
(Belanda), -ive (Inggris) menjadi –if
|
-iel
(Belanda), -ile, -le (Inggris) menjadi –il
|
-iet
(Belanda), -ite (Inggris) menjadi -it
|
-in
(Inggris) menjadi –in
|
-ine
(Inggris) menjadi –in, -ina
|
-isatie
(Belanda), -ization (Inggris) menjadi –isasi
|
-isme
(Belanda), -ism (Inggris) menjadi –isme
|
-ist
(Belanda, Inggris) menjadi –is
|
-iteit
(Belanda), -ity (Inggris) menjadi –itas
|
-logie
(Belanda), -logy (Inggris) menjadi –logi
|
-loog
(Belanda), -logue (Inggris) menjadi –log
|
-lyse
(Belanda), -lysis (Inggris) menjadi –lisis
|
-oide
(Belanda), -oid (Inggris) menjadi –oid
|
-oir(e)
(Belanda) menjadi –oar
|
-or
(Inggris) menjadi –or
|
-ous
(Inggris) ditinggalkan
|
-se
(Belanda), -sis (Inggris) menjadi –sis
|
-teit
(Belanda), -ty (Inggris) menjadi –tas
|
-ter
(Belanda), -tre (Inggris) menjadi –ter
|
-uur
(Belanda), -ure (Inggris) menjadi –ur
|
-y
(Inggris) menjadi –i
|
f.
Pembentukan
Istilah
Menurut Sugono (2007:11), ada upaya
kecendikiaan ilmuan (scientist) terus menghasilkan konsep ilmiah, yang
pengungkapannya dituangkan dalam perangkat peristilahan. Ada istilah yang sudah
ada atau mapan dan ada pula istilah yang masih perlu diciptakan. Konsep ilmiah
yang sudah dihasilkan ilmuwan Indonesia
dengan sendirinya mempunyai istilah yang mapan. Akan tetapi, sebagian besar
konsep ilmu pengetahuan modern yang dipelajari, digunakan, dan dikembangkan
oleh pelaku ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia datang dari luar negeri
dan sudah dilambangkan dengan istilah bahasa asing. Di samping itu, ada
kemungkinan bahwa kegiatan ilmuwan bahasa Indonesia akan mencetuskan konsep
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang sama sekali baru sehingga akan
diperlukan penciptaan istilah baru.
Menurut pendapat di atas maka jelaslah
bahwa hubungan antara ilmu pengetahuan dan peristilahan sangat mempengaruhi
satu dengan yang lain. Dimana ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan
dinamis dengan perantara berupa bahasa yang berbeda-beda. Salah satu cara
memperlajari ilmu pengetahuan dengan bahasa yang berbeda, ialah dengan
mempelajari bahasanya. Salah satu langkah awalnya adalah mempelajari istilah
atau katanya atau dengan menciptakan istilah yang baru untuk memperkaya bahasa
Indonesia.
g.
Bahan
Baku Peristilahan Indonesia
Menurut
Sugono (2007:12), tidak ada satu bahasa pun yang sudah memiliki kosakata
yang lengkap dan tidak memerlukan ungkapan untuk gagasan, temuan, atau
rekacipya yang baru. Bahasa Inggris yang kini dianggap bahasa internasional utama,
misalnya, pernah menyerap kata dan ungkapan dari bahasa Yunani, Latin, Prancis,
dan bahasa lain, yang jumlahnya hampir tiga perlima dari seluruh kosakatanya.
Sejalan dengan itu, bahan istilah Indonesia diambil dari berbagai sumber,
terutama dari tiga golongan bahasa yang penting, yakni (1) bahasa Indonesia,
termasuk unsur serapannya, dan bahasa Melayu, (2) bahasa Nusantara yang
serumpun, termasuk bahasa Jawa Kuno, dan (3) bahsa asing, seperti bahasa
Inggris dan bahasa Arab.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa sebagai bahasa yang baru dan masih berkembang, dala hal ini
adalah bahasa Indonesia masih memerlukan unsur dari bahasa yang lain. Hal ini
dilakukan agar bahasa Indonesia kaya akan kosa kata dan isitlah sesuai dengan
perkembanan jaman. Misalanya di saat bahasa Indonesia menemukan kata atau
istilah baru, dan tidak apa padanannya pada bahasa Indonesia, maka jalan
keluarnya adalah menenyerap dan
menyesuaikan kata atau itilah tersebut ke dalam sistem bahasa Indonesia.
C.
METODE PENELITIAN
Pendekatan yang digunakan penelitian
ini adalah pendekatan kualitatif. Menurut, Kridalaksana, (2008), penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
mengamati fenomena-fenomena, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang atau kelompok. Pemilihan jenis pendekatan penelitian ini,
dilatarbelakangi oleh fenomena penggunaan unsur-unsur bahasa Inggris dalam
bahasa Indonesia dalam rubrik opini surat kabar Kompas. Penggunaan kata atau
istilah bahasa Inggris ini yang akan dideskripsikan untuk menjawab rumusan
masalah penelitian. Berdasarkan orientasi tersebut, jenis penelitian ini adalah
penelitian deksriptif kualitatif.
Pemilihan jenis penelitian dan sumber
data yang dikaji, menentukan peran peneliti pada proses penelitian yang
dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil peran sebagai instrumen
penelitian sekaligus pengumpul data. Peneliti juga berperan sebagai pengamat
partisipatif. Menurut Kridalaksana (2008:112), pengamat partisipatif berperan
sebagai pengamat dalam kegiatan yang dilakukan kelompok atau informan. Peneliti
menciptakan peranan-peranan sendiri (meneliti objek) tanpa lebur dalam
kepentingan kegiatan kelompok atau informan yang diteliti.
Saat penelitian dilakukan, terutama saat
pengumpulan data, peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberi
perlakuan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian. Data yang diperoleh dan
proses atau kegiatan berjalan apa adanya. Proses tersebut berjalan hingga data
yang diinginkan diperoleh dan dapat diteliti untuk diproses ke langkah
selanjutnya.
Sumber data penelitian ini adalah surat
kabar Kompas. Pemilihan surat kabar Kompas sebab harian tersebut merupakan
salah satu media massa nasional yang memberikan kontribusi positif terhadap
penggunaan bahasa Indonesia dan juga ada fenomena yang diteliti dalam
penelitian ini. Data pada hakikatya merupakan objek penelitian beserta
konteksnya. Dalam suatu penelitian, data penelitian haruslah lengkap. Data yang
lengkap tidak berarti berjumlah banyak, tetapi merambah semua persolaan yang
hendak diteliti (Mastoyo, 2007:26).
Rubrik opini dalam surat kabar Kompas merupakan sumber data yang
digunakan dalam penelitian ini. Pemilihan rubrik opini menjadi sumber data
penelitian karena di dalam rubrik tersebut terdapat penggunaan kata dan istilah
bahasa Inggris. Data penelitian ini diperoleh dengan teknik dokumentasi. Proses
pendo-kumentasian dilakukan peneliti selama satu bulan, yaitu pada bulan
Agustus 2011. Pendokumentasian selama satu bulan diasumsikan mencukupi segi
kuantitas data yang diinginkan.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan
yang telah dibahas maka metode yang dipakai untuk mengumpulkan dalam dalam
penelitian ini adalah dengan teknik dokumentasi. Teknik tersebut dipilih dengan
maksud untuk mengumpulkan data dengan menghimpun dan menganalisis
dokumen-dokumen tertulis. Dokumen yang dimaksud adalah rubrik opini koran Kompas sebagai sumber data. Data
penelitian adalah penggunaan kata atau istilah bahasa Inggris dalam rubrik
opini tersebut.
Tahap-tahap analisis data pada
penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut.
1)
Membaca
atau menyimak secara seksama, menafsirkan, mengintepretasikan seluruh sumber
data, kemudian menyeleksi data tentang penggunaan bahasa Inggris pada rubrik
opini.
2)
Mengidentifikasi,
mengklasifikasi dan memberikan kode pada seluruh data secara utuh sesuai jenis
kata atau istilah bahasa Inggris.
3)
Menafsirkan
kembali data yang terindentifikasi dan terklasifikasi untuk menemukan
penggunaan kata atau istilah bahasa Inggris sesuai butir-butir masalah.
Teknik analisis dokumen dilakukan dengan
membaca rubrik opini pada koran kompas dan dilanjutkan dengan mencatat. Teknik
tersebut dilakukan untuk memperoleh data yang dibutuhkan sebagai fenomena yang
akan diteliti. Sehingga masalah yang telah dirumuskan akhirnya ditemukan
jawabannya.
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
a.
Wujud Penyerapan Kata dan Istilah
Berdasarkan proses identifikasi,
ditemukan beberapa wujud penyerapan kata dan istilah bahasa Inggris yang
terdapat dalam rubrik opini surat kabar Kompas. Wujudnya antara lain berupa (1)
kata dasar, (2) kata dan istilah hasil berimbuhan, (3) kata majemuk, dan (4)
akronim.
1)
Kata
Dasar
Kata
dasar merupakan kata asli atau kata yang digunakan sebagai dasar pembentukan
kata turunan atau kata berimbuhan. Proses identifikasi pada rubrik opini dalam
surat kabar Kompas, ditemukan 1490 data dan istilah bahasa Inggris yang diserap
ke dalam bahasa Indonesia. Kata dasar
yang diperoleh merupakan hasil penyerapan dari bahasa Inggris ke bahasa
Indonesia.
Wujud
penyerapan bahasa Inggris yang berupa kata dasar pada penelitian ini didominasi
dengan kata benda. Kata benda yang teridentifikasi berupa kata benda nyata dan
kata benda abstrak. Misalnya ‘individu’, ‘human’,
‘dokumen’‘level’, ‘abstrak’, ‘modal’. Selain kata benda, jenis kata dasar lain
adalah kata kerja. Kata kerja yang terkumpul berupa kata kerja intransitif yang
menghendaki adanya suatu pelengkap,
misalnya ‘akselerasi’, ‘audit’. Kata benda dengan jenis kata sifat juga yang
terkumpul ada pada proses analisis. Kata sifat merupakan kata yang menyatakan
sifat atau hal keadaan dari suatu benda, misalnya ‘relatif’, ‘magnitude’,’favorable’. kata bilangan yang teridentifikasi merupakan kata
bilangan utama yang menyatakan jumlah, misalnya ‘century’. Pada analisis data
juga ditemukan jenis kata keterangan. Kata keterangan yang teridentifikasi,
merupakan kata keterangan kualitatif yang menerangkan suasana atau situasi dari
suatu perbuatan, misalnya ‘a priory’.
Dari berbagai jenis kata dasar yang telah diidentifikasi dan dianalisis sebagain
besar berupa kata yang berhubungan dengan bidang hukum ekonomi, sosial, dan
politik.
2)
Kata
Hasil Berimbuhan
Kata
dan istilah berimbuhan berbahasa Inggris juga diserap ke dalam bahasa
Indonesia. Pada proses analisis, kata berimbuhan didominasi oleh kata kerja,
kata benda, dan kata sifat. Imbuhan terikat bahasa Inggris yang teridentifikasi
antara lain: -isme, -isasi, -if, -itas,
-si, -ing, dan –able. Kata dan
istilah yang mendapat imbuhan tersebut misalnya, optimisme, otoriterianisme,
Indonesiasi, partisipatif, indoktrinasi, voting, dan the untouchable. Kata dan istilah yang mengalami imbuhan tersebut,
sebagian besar merupakan kata dan istilah yang berhubungan dengan masalah
politik, hukum, sosial, ekonomi, dan umum
3)
Kata
Majemuk
Pada
rubrik opini kompas, juga terdapat penyerapan frase berbahasa Inggris. Proses
analisis menemukan beberapa jenis frase nominal dan frase kerja. Kedua frase
tersebut mengalami proses adopsi dan adaptasi ke dalam bahasa Indonesia. Pada
frase yang teradopsi penulisannya menggunakan huruf miring. Untuk frase yang teradaptasi ke dalam bahasa Indonesia
penulisannya menggunakan huruf tegak. Data frase nominal misalnya, ‘Blok East Natuna’, ‘Superpower’, ‘center of
excellence’, dan ‘blue collar’ sedangkan
data frase kerja misalnya ‘cosmic war’, dan ‘joint
venture’. Frase-frase yang teridentifikasi sebagian besar frase yang
berhubungan dengan politik ,hukum,
ekonomi ,sosial ,bisnis dan umum.
4)
Akronik
Unsur
akronim dan singkatan juga terindentifikasi proses penyerapan di rubrik opini Kompas.
Unsur akronim yang teranalisis misalnya
‘Internasional Court of Justice
(ICJ)’, ‘Inter Governmental Group on
Indonesia (IGGI)’, ‘Treaty of Amity
and Coorperation (TAC)’, dan ‘East
Asia Summit (EAS)’, sedangkan unsur singkatan misalnya, ‘IMF’, ‘SBY’.
Akronim dan singkatan yang terindentifikasi berhubungan dengan bidang hukum,
ekonomi, dan politik.
b.
Penggunaan Kata dan Istilah
Penyerapan bahasa Inggris pada rubrik opini di surat kabar Kompas,
dapat dibedakan atas penggunaannya. Berdasarkan proses analisis data, diperoleh
beberapa jenis penggunaan bahasa Inggris pada rubrik opini. Jenis
penggunaannya terdisi atas adopsi,
adaptasi, terjemahan, dan kreasi.
1)
Adopsi
adopsi
merupakan salah satu cara yang dilakukan pengguna bahasa Indonesia untuk memperkaya
kosa kata bahasa Indonesia. Pada proses analisis ditemukan sejumlah data yang
termasuk dalam kata dan istilah hasil proses adopsi. Proses adopsi terjadi pada
data berjenis kata dasar, seperti favorable,
magnitude, dan puzzle. Selain kata dasar,
proses adopsi juga terjadi pada bentuk frase, akronim dan singkatan. Data yang
termasuk frase misalnya, participating
inzterest, super power, dan hard
power. Data yang termasuk akronim
dan singkatan hasil adopsi, misalnya European
central bank/ECB, Commission Against Corruption (ICAC), Inter Governmental
group on Indonesia (IGGI) dan
internasional court of justice (ICJ). Dengan proses adopsi ini secara
langsung maupun tidak telah meningkatan hubungan ketersalinan antara bahasa
Indonesia dan bahasa Inggris.
2)
Adaptasi
Adaptasi
merupakan salah satu efek dari kontak bahasa yang berbeda. Setiap ada kontak
bahasa lewat pemakainya, pasti akan terjadi serap-menyerap kata. Unit bahasa
dan struktur bahasa itu ada yang bersifat tertutup dan terbuka bagi pengaruh
bahasa lain. Tertutup berarti sulit menerima pengaruh, terbuka berarti mudah
menerima pengaruh. Adaptasi dapat terjadi apabila pemakai bahasa hanya
mengambil makna kata asing yang diserap dan ejaan atau cara penulisannya
disesuaikan ejaan bahasa Indonesia. Proses adaptasi juga terjadi pada rubrik
opini dalam surat kabar Kompas.
Berdasarkan
proses analisis ditemukan adanya kata dan istilah hasil adaptasi. Proses
adaptasi ditempuh dengan beberapa cara, antara lain, pertama kata atau istilah bahasa Inggris yang diadaptasi dengan
perubahan ejaan dan penyesuaian lafal. Kedua, perubahan ejaan dan tanpa
penyesuaian lafal. Ketiga adaptasi dengan penyesuaian afiks dan penyesuaian
huruf. Ada beberapa contoh kata dan istilah hasil adaptasi, misalnya kata
‘blok’ diadaptasi dari kata block
dengan perubahan ejaan tanpa penyesuaian lafal serta penyesuaian ejaan sufiks
-ck menjadi –k; kata ‘reaksi’, diadaptasi dari kata reaction dengan perubahan ejaan dan lafal serta penyesuaian ejaan
sufiks -tion menjadi –si dan sisipan huruf -c menjadi –k;
dan kata ‘imajinasi’, diadaptasi dari kata imagination
dengan perubahan ejaan dan penyesuaian lafal serta penyesuaian ejaan infiks
–tion menjadi –si dan penyesuaian huruf g menjadi j. Proses adaptasi ini secara
tidak langsung menambah kosa kata bahasa Indonesia dan memudahkan pemahaman
teks asing oleh pengguna bahasa Indonesia. proses adaptasi pada sebuah kata
atau isitilah karena dinilai lebih ringkas dibandingkan dengan terjemahan
bahasa Indonesianya.
3)
Terjemahan
Terjemahan,
proses ini merupakan salah satu upaya untuk memudahkan pemakai bahasa untuk
mencari arti dari bahasa asing agar mudah dimengerti maknanya menurut bahasa
Indonesia. Proses penerjemahan terjadi apabila pemakai bahasa mengambil konsep
yang terkandung dalam kata bahasa asing kemudian mencari padanannya dalam
bahasa Indonesia. Selain memperkaya kosa kata bahasa Indonesia, penerjemahan
juga meninggkatkan daya ungkap bagi bahasa Indonesia.
Proses
terjemahan kata dan istilah bahasa Inggris dilakukan dengan dua cara, yaitu a)
diterjemahkan berdasarkan kesesuaian bentuk dan makna dan b) diterjemahkan
berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan. Kata dan istilah
yang diterjemahkan berdasarkan
kesesuaian bentuk dan makna adanya kata, misalnya zona, individu, spekulan,
horizon, surplus, dan interval. Kata dan istilah seperti fatal, platform,
kasus, klise dan level merupakan hasil
terjemahkan berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan.
Sebagian besar kata atau istilah yang berhubungan dengan masalah politik,
ekonomi, hukum, politik, umum, sosial dan bisnis.
4)
Kreasi
Kreasi,
proses ini merupakan pembentukan kosa kata baru yang terjadi karena efek dari
kontak bahasa yang berbeda. Dua bahasa yang bertemu ini saling memberi pengaruh
sehingga terbentuklah kosakata atau istilah baru yang perpaduan diantara
keduanya. Hal ini juga terjadi dalam rubrik opini surat kabar Kompas. Kata dan
istilah yang mengalami proses kreasi sebagaian besar merupakan kata benda.
Proses kreasi dilakukan dengan penambahan afik seperti -isasi,
-isme, -itas, -er, -asi, dan -multi. Pada proses kreasi terjadi
penggabungan dua bentuk yang berbeda, menjadi satu kata atau istilah yan
baru. Misalnya , kata ‘marjinal’ berasal
dari kata ‘margin’ yang berarti
‘batas’ sedangkan sufiks –isasi yang berarti
menyatakan ‘proses menjadikan‘ atau
‘penambahan’. Proses kreasi menghasilkan kata “marjinalisasi” yang jika
dicari padanan dalam bahasa Indonesia
berarti ‘usaha membatasi; pembatasan’.
Contoh yang lain kata
religifikasi, berasal dari kata religi yang berarti ‘keagamaan’ mendapat
sufiks -isasi yang berarti menyatakan ‘proses menjadikan‘ atau ‘penambahan’. Sehingga proses kreasi
menghasilkan kata “religifikasi” yang berarti ‘Pemantapan kepercayaan kepada
Tuhan’. Proses kreasi dapat dikatakan telah menciptakan kosa kata baru dengan
makna yang berbeda dari makna
pembentuknya.
c.
Penulisan Kata dan Istilah
Penulisan kata dan istilah hasil
penyerapan bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia, dibedakan menjadi dua.
Pertama, penulisan dengan menggunakan huruf miring. Kedua, penulisan dengan
menggunakan huruf tegak. Sesuai dengan ketentuan ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan yang menyatakan bahwa ‘huruf miring dalam cetakan dipakai untuk
menuliskan nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan
ejaannya’ (Hasan Alwi, 2000:20). Untuk kata dan istilah bahasa Inggris yang
ditulis dengan huruf tegak, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut telah
mengalami adaptasi ke dalam bahasa Indonesia.
Semua
kata dasar, kata berimbuhan, frase, akronim dan singkatan yang masih diadopsi
kedalam bahasa Indonesia, maka penulisan menggunakan huruf miring. Misalnya
pada data berikut ini, ’workshop’,
‘favorable’ ‘virtue’ ‘magnitude’ ‘puzzle’, ‘favours’’ the untouchable’, ‘emerging’
‘rebalancing’dan ‘palacating’, ‘cosmic war’, ‘euro zone’,
‘best effort’, ‘hot money’, ‘Internasional
Oil Corporation (IOC)’, ‘Treaty of
Amity and Coorperation (TAC)’, ‘Inter
Governmental group on Indonesia (IGGI)’, ‘Commission Against Corruption (ICAC)’, ‘internasional centre for settelement of investment disputes (ICSID)’,
dan ‘East Asia Summit (EAS)’. Namun
jika tidak tergolong pada kaidah adopsi, maka penulisannya dengan menggunakan
huruf tegak.
Kata
dan istilah hasil adaptasi ditulis dengan dua cara yakni a) dengan perubahan
ejaan dan penyesuaian lafal, dan b) dengan perubahan ejaan dan tanpa
penyesuaian lafal. Selain dua cara tersebut ada beberapa proses adaptasi yang
dilakukan yakni penyesuaian ejaan prefiks, dan sufiks. Penyesuaian ejaan
prefiks contohnya seperti coo- menjadi koo, autho- menjadi oto, ex-
menjadi eks. Penyesuaian ejaan sufiks contohnya seperti –ity menjadi –itas, -tion
menjadi -si, -ive menjadi -if, ty menjadi -tas, -cy menjadi -si, -sion menjadi
-si, -tial menjadi -sial, -ism menjadi -isme, -ent menjadi -en, -ization
menjadi –isasi. Selain penyesuaian ejaan prefik dan sufiks ada lagi penyesuaian
yang berupa penyesuaian huruf misalnya, y menjadi i, c menjadi k, x menjadi ks,
c menjadi s, c menjadi k. Beberapa contoh data hasil analisis yang berasal dari
proses adaptasi, misalnya, ‘human’, ‘’relatif’, ‘energi’, ‘simbol’, ‘konteks’,
‘level’, ‘renegosiasi’,’investigatif’, ‘kondisionalitas’ dan ‘individu’. Kata dan istilah bahasa Inggris yang ditulis
dengan huruf tegak, hal tersebut menunjukkan bahwa data tersebut telah
mengalami adapatasi ke dalam bahasa Indonesia.
Kata
dan istilah hasil penerjemahan ditulis dengan beberapa cara, yakni a) ditulis
secara langsung dengan mempertahankan
kesesuaian bentuk dan makna, b) ditulis berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya
tidak sepadan. Pada data yang ditulis secara langsung dengan mempertahan
kesesuaian bentuk dan makna, penulisan kata atau istilah ditulis dengan
huruf kecil, dan memakai huruf miring
karena hanya merupakan kata biasa dan bagian dari sebuah kalimat. Pada data
yang berdasarkan kesesuaian makna tetapi bentuknya tidak sepadan, kata atau
istilah bahasa Inggris ditulis dengan huruf
kecil, dan memakai huruf miring karena hanya merupakan kata biasa dan
bagian dari sebuah kalimat dan telah diterjemahkan dengan menggunakan bahasa
Indonesia. Beberapa kata dan istilah hasil terjemahan antara lain: zona,
individu, spekulan, horizon, surplus, dan interval.
Kreasi,
kata dan istilah yang dihasilkan dari proses kreasi ditulis dengan cara
penambahan akhiran dan awalan. Kelompok akhiran yang melekat pada sebuah kata
yang digunakan dalam proses kreasi yakni –if,
er, -itas, -al, -isasi, -isme, -able, dan -is. Untuk awalan yang
digunakan pada proses kreasi yakni, multi-, re-, hiper-, trans-, mis-, in-.
Kata berbahasa Inggris yang mendapat awalan atau akhiran, jika tidak
menunjukkan keistimewaan, ungkapan tertentu dan tidak di awal kalimat,
penulisannya menggunakan huruf kecil, dan menggunakan huruf miring. Beberapa
contoh kata dan istilah hasil kreasi, antara lain: Indonesiasisasi,
komodifikasi, religifikasi, otoriterianisme, multikulturalisme, dan marjinalisasi. Proses kreasi yang telah
dianalisis sedikti banyak telah menyumbang perkembangan dan kemajuan bahasa
Indonesia ditengah gempuran bahasa Inggris sebagai dampak arus globalisasi.
Selain itu, proses kreasi telah menciptakan dan menambah kosa kata dan
perbendaharaan pada bahasa Indonesia. Hal tersebut sesuai dengan perkembangan
teknologi dan kemajuan jaman, dan sifat bahasa itu sendiri yang selalu
berkembang dan harus dikembangkan agar tidak punah.
Dari ketiga pembahasan yang telah dijabarkan
fenomena penyerapan bahasa Inggris ke bahasa Indonesia membuktikan bahwa bahasa
Indonesia yang selalu berkembang sesuai dengan tuntutan jaman. Hal tersebut
ditunjukkan adanya kontak bahasa, antara bahasa Indonesia dan bahasa Inggris
pada rubrik opini Kompas. Pengguna bahasa Indonesia sendiri telah merespons
kejadian seperti ini, dengan melakukan proses penyerapan bahasa Inggris sesuai
dengan perkembangan bahasa pada masa sekarang. Hal tersebut mengingat posisi
bahasa Indonesia yang masih tergolong bahasa baru, jika tidak dikembangkan
terutama oleh penggunanya, bisa mengakibatkan suatu bahasa akan mati dan punah.
Di
era modern ini, pemasukan unsur asing khususnya bahasa Inggris, yang posisinya
sebagai bahasa internasional tidak dapat dihindari lagi. Tidak adanya padanan
kata yang tepat dalam bahasa Indonesia menyebabkan para ahli terpaksa memungut
unsur-unsur asing tersebut. Faktor penyebab masuknya unsur bahasa Inggris
tersebut yaitu : (1) lebih populer, (2) lebih ringkas, (3) lebih cocok dan
tepat karena tidak mengandung konotasi, (4) lebih kaya dalam kosakata, (5)
ketepatan makna, (6) menambah keindahan, (7) lebih bergengsi, (8) lebih santai,
dan (9) lebih menimbulkan keakraban.
E. KESIMPULAN
Proses analisis yang sudah
dilakukan telah menemukan jawaban atas rumusan masalah pada penelitian ini.
Secara deskriptif hasil analisis meliputi (a) wujud penyerapan, (b) penggunaan
dan, (c) penulisan kata dan istilah bahasa Inggris pada rubrik opini surat
kabar Kompas.
Adanya kontak bahasa ini,
mengakibatkan bahasa Indonesia semakin berkembang sesuai tuntutan jaman, selain
itu kosa kata bahasa Indonesia juga semakin kaya dan beragam. Namun sebagai
pengguna bahasa Indonesia, kita jangan terlena dengan gempuran bahasa Inggris
pada bahasa kita. Justru kita sebagai pengguna bahasa Indonesa yang seharusnya
mengembangkan bahasa Indonesia untuk kepentingan masa depan. Arus globalisasi
jangan membuat posisi bahasa Indonesia semakin tersisih dengan bahasa asing,
akan tetapi harus semakin berkembang dan kita semakin cinta pada bahasa
Indonesia.
Berdasarkan kesimpulan yang
telah diuraikan, penulis memiliki saran yang perlu diperhatikan sebagai
berikut. (1) diharapkan muncul sikap dan perbuatan untuk selalu mengutamakan
bahasa Indonesia dan menempatkannya pada posisi terhormat. Semua pihak dituntut
untuk peduli terhadap perkembangan bahasa Indonesia, baik itu pelajar,
pengajar, pejabat, maupun pers. Apalagi pers memiliki peran yang sangat besar
karena produknya setiap hari dibaca atau dinikmati masyarakat luas. Kini
saatnya kita menunjukkan kecintaan yang tinggi terhadap bahasa Indonesia karena
bahasa Indonesia merupakan bagian dari jati diri bangsa. (2) Diharapkan dapat
mengembangkan penelitian ini untuk menemukan sesuatu yang baru dan mengarah
pada perbaikan hingga akhirnya
benar-benar dapat bermanfaat bagi banyak orang. Sehingga khazanah ilmu
kebahasaindonesiaan terus maju dan berkembang sesuai kemajuan jaman.
F. RUJUKAN
Alwasilah, Chaedar. 1993. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
_______. 1985. Sosiologi Bahasa. Bandung: Angkasa.
Alwi, Hasan.dkk. 2003. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai.
Badudu, JS. 1988. Cakrawala Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia. _______. 2003. Kamus Kata-Kata Serapan
Asing dalam Bahasa Indonesia.Jakarta: Kompas.
Brown, Gillian & Georeg Yule.
1996. Analisis Wacana. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Eddy, Nyoman. 1989. Unsur Serapan Bahasa Asing dalam Bahasa
Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
Haryanto, Steven. 2002. “Istilah Asing: Indonesiakan atau Biarkan”.
Jakarta. Gramedia.
Jumariam, Meity T. Qodratillah., dan C. Rudyanto. 1996. Senarai Kata Serapan
dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. 2003. Jakarta: Gramedia Kentjono, Djoko (Ed.). 1982. Dasar-dasar
Linguistik Umum. Jakarta: Fakultas Sastra UI.
Kridalaksana, Harimurti. 1984. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
_______. 1990. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud.
_______. 1992. Pembentukan Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
_______. 1989. Fungsi Bahasa dan Sifat Bahasa. Ende Flores: Nusa Indah
_______. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
Muslich, Masnur.
2009: Tata Bentuk Bahasa Indonesia.
Jakarta: Bumi Aksara
Muslich, Masnur
& I Gusti Ngurah Oka. 1992. Perencaaan
Bahasa. Jakarta: Bumi Aksara.
Nababan. 1984. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar.
Jakarta: Gramedia.
Olii , Helena. 2011. Opini Publik. Jakarta. Indeks.
Pusat Pembinaan
dan Pembinaan Bahasa. 2006. Pedoman Umum
Ejaaan Bahasa Indonesia yang Disempurnaka dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah.
Bandung: Yrama Widya.
Rahardjo,
Mudjia. 2009. Bahasa Indonesia di Tengah Gempuran Globalisasi dan Nasib Bahasa
Daerah. (http:// indonesiaproud.wordpress.com:
16 Februari 2012).
Samsuri. 1982. Analisis Bahasa. Jakarta Pusat: Erlangga.
No comments:
Post a Comment