Saturday, May 28, 2016

Ideologi Muhammadiyah VS Gerakan Fundamentalis (Materi Kultum)

Assalamu alaikum wr wb
Alhamdulillahi rabbil alamin
wabihi naastain wa ala umuriddunya waddin
wassalatu wassalamu ala asrofil ambya,i wal mursain
waala alihi wasobbihi ajmain ama bakdu

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah Subbahanahu wattaala atas segala nikmatnya yang telah diberikan kepada kita semua. Nikmat sehat, nikmat taufik hidayah inayah dan nikmat yang paling besar adalah nikmat Iman dan Islam.

Serta berkat karunianya lah kita bisa sama-sama berkumpul  dalam rangka TALABUL LILMI,  yakni mencari ilmu. Serta kita bisa bersilaturahmi, bertatap muka di majlis yang mulia ini dalam keadaan aman fi amanillah sehal wal afiat. Muda-mudahan setiap derap langkah bisa membuahkan pahala bagi kita semua. Bisa menjadi penghapus dosa dan pengangkat derajat di hadapan Allah Ta’ala. AMIN YA ROBBAL ALAMIN

Tidak lupa Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan keharibaan Nabi Besar Muhammad shollalhhu allahi wasalam. Kepada keluarganya, sahabatnya para tabi’in tabiut tabiahum kepada kita semua, serta kepada seluruh umatnya hingga akhhir jaman yang menjadikannya sebagai USWATUN HASANAH suri tauladan yang baik.

Pada kesempatan yang berbahagia ini ijinkanlah saya akan menjelaskan sedikit materi dengan topik IDELOGI MUHMMADIYAH VS GERAKAN FUNDAMENTAL. Namun sebelum itu, sebagai awal Kultum ini saya awali dengan firman Allah Ta’ala dalam surat An Nahl ayat 97 yang artinya

“Barang siapa yang mengerjakan amal saleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik (di dunia) dan sesungguhnya akan kami berikan balasan kepada mereka (di Akhirat) dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”

Dari ayat ini terdapat hal yang kita pelajari bersama bahwa setiap perbuatan amal saleh yang kita kerjakan akan dijanjikan balasan yang lebih baik bahkan berlipat lipat daripada amalan yang kita kerjakan. Sebagai contohnya Tersebutlah sebuah cerita ada seorang wanita pelajur yang merelakan air minumnya demi seekor anjing meskipun ia sendiri sangatlah kehausan. Di akhir cerita si wanita ini mati merelakan jiwanya demi kelangsungan hidup anjing yang kehausan tadi. Lalu apa balasan untuk wanita ini. Surga untuk dia bapak ibu sekalian. Jadi, bapak ibu sekalian amanat dari cerita tersebut adalah bagaimanapun keadaan kita, amal saleh merupakan perbuatan yang akan mendapatkan pahala dari Allah Ta’ala. Selama dihati kita beriman. Semoga kita sebuah dapat diberi kemudahan untuk terus dan terus beramal saleh sepanjang hidup kita. AMIN

Kembali pada topik kali ini IDEOLOGI MUHAMMADIYAH vs GERAKAN FUNDAMENTALIS. Berbicara mengenai ideologi muhammadiyah, alangkah lebih baik jika kita telah bersama-sama dari kosa katanya terlebih dahulu.

IDEOLOGI berasal dari bahasa Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yaitu EDIOS yang artinya gagasan atau konsep dan logos yang berarti ilmu. Pengertian ideology secara umum adalah sekumpulan ide, gagasan, keyakinan, pandangan dan kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis. Dalam arti luas, ideology adalah pedoman normative yang dipakai oleh seluruh kelompok sebagai dasar cita-cita, nilai dasar dan keyakinan yang dijunjung tinggi.

Sedangkan Muhammadiyah adalah sebuah organisasi islam yang besar di Indonesia. Nama Muhammadiyah diambil dari nama nabi Muhammad SAW sehingga nama Muhammadiyah adalah orang-orang yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW. Organisasi ini didirikan oleh KH ahmad Dahlan tahun 1912. KH Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits.

Tidak dipungkiri bapak ibu sekalian organisasi Muhammadiyah juga memiliki ideologi artinya memiliki ide, gagasan bahkan memiliki pedoman yang merupakan suatu keyakinan oleh semua anggota Muhammadiyah. Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah bersumber Alqur’an dan As Sunnah menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat utama yang diridhai Allah SWT.

Dalam Muhammadiyah terdapat pemikiran keagamaan yang bersifat ideologis yaitu Muqaddimah anggaran Dasar Muhammadiyah dan Matan Keyakinan dan Cita-cita hidup Muhammadiyah yang lahir sebagai upaya Muhammadiyah untuk merumuskan cita perjuangan dan tajdid di bidang Ideologi (keyakinan dan cita-cita hidup) guna mencapai masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Ideologi ini haruslah disosialisasikan dan dioperasikan untuk membangun kesadaran kolektif menuju cita-cita gerakan yang dibangun di atas keyakinan Islam yang kokoh sekaligus membawa pencerahan dan kemajuan bagi warga Muhammadiyah khususnya dan umat Islam pada umumnya.

Adapun landasan normatif ideologi Muhammadiyah adalah berlandaskan pada Al Qur’an:
1. QS. Al Imron: 104
Yang artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,  merekalah orang-orang yang beruntung.
2. QS. Al Imron: 110
Yang artinya: “Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. sekiranya ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”.

Adapun fungsi Ideologi Muhammadiyah adalah sebagai berikut:
1. Menjelaskan dan menanamkan “Islam agamaku, Muhammadiyah Gerakanku”.
2. Membangun komitmen idealisme untuk menjalankan misi dan cita-cita gerakan.
3. Mengikat solidaritas kolektif yang kokoh.
4. Membela/ menjaga/ mempertahankan keutuhan organisasi sesuai prinsip gerakan.

Dari fungsi ideologi muhmmadiyah yang ketiga yaitu “Mengikat solidaritas kolektif yang kokoh”. Dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi Muhammadiyah berusaha memperkuat satuan dan persatuan bagi warga Muhammadiyah khususnya dan umat Islam pada umumnya.

Di tengah riuh-rendahnya gerakan keagamaan di Tanah Air belakangan ini, gerakan Islam fundamentalis dalam batas tertentu berhasil mendulang dukungan. Kelompok ini berhasil menawarkan jalan keberagamaan di tengah kebingungan umat memaknai perubahan sosial, politik, dan budaya. Kelompok ini berhasil menyihir umat yang selama ini rindu spiritualitas. Pengaruhnya mulai menyasar komunitas muslim perkotaan, khususnya kelas profesional-terdidik.

Mereka yang disebut kelompok fundamentalis ini tentu saja tak bisa dilihat seragam. Ada beragam corak ideologi, termasuk nama gerakan di dalamnya, dari yang lunak hingga keras. Diantara corak ekstrem kelompok ini adalah para pendukung Islamic State of Iraq and Syam (ISIS), belakangan menjadi Islamic State (IS), yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat.

Seiring perkembangan jaman, seperti telah kita ketahui bahwa persatuan antara warga negara seakan akan terus digoyahkan dengan bermunculkan berbagai macam gerakan fundamental. Dan gerakan fundamental ini semakin mengarah menjadi gerakan radikal yaitu dengan mengajak masyarakat untuk tidak memercayai atau meyakini Islam. Tentu saja gerakan radikal ini sangat bertentengan dengan ideologi muhammadiyah.

Bapak ibu sekalian di indonesia terdapat Tiga organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), dan Muhammadiyah menjadi musuh besar oleh penganut aliran atau gerakan radikal. Pakar Hukum Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu itu mengatakan, tiga organisasi Islam tersebut sangat tidak disukai oleh mereka yang menganut Islam garis keras. Karena itu, kata dia, berbagai upaya dilakukan oleh mereka yang menganut gerakan radikal untuk menghalangi dakwah tiga organisasi Islam tersebut di masyarakat.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh gerakan radikal, yaitu dengan mengajak masyarakat untuk tidak memercayai atau meyakini Islam yang disebarluaskan oleh tiga organisasi tersebut. Di mana ajaran Islam yang dibawa oleh tiga organisasi tersebut dianggap oleh gerakan radikal tidak sesuai dengan anjuran agama Islam dan bertentangan dengan Alquran dan hadis. Bahkan mereka menganggap pemeluk agama Islam yang mengikuti MUI, NU, dan Muhammadiyah dianggap sebagai pihak yang salah dalam melaksanakan anjuran agama dan masuk neraka.
Beberapa nama gerakan fundamental yang radikal dibawah pimpinan ISIS yang ada di Indonesia antara lain:
1. Mujahideen Indonesia Barat
2. Mujahideen Indonesia Timur
3. Jamaah Tawhid Wal Jihad
4. Forum Aktivis Syariah Islam
5. Pendukung dan Pembela Daulah
6. Gerakan Reformasi Islam
7. Asybal Tawhid Indonesia
8. Kongres Umat Islam Bekasi
9. Umat Islam Nusantara
10. Ikhwan Muwahid Indunisy Fie
11. Jazirah Al-Muluk Ambon
12. Ansharul Kilafah Jawa Timur
13. Gerakan Tawhid Lamongan
14. Khilafatul Muslimin
15. Laskar Jundullah
16. DKM Masjid Al Fataa



Bapak ibu sekalian
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyampaikan sikap  menolak gerakan dan faham lslamic State of Iraq and Syria (lSlS) di lndonesia karena bertentangan dengan prinsip dan nilai-nilai ajaran lslam. Cara-cara kekerasan yang dipergunakan lSlS untuk mencapai tujuan sangat bertentangan dengan ajaran Islam yang mengajarkan perdamaian, kesantunan, dan keadaban. Dalam kesempatan yang sama beliau juga, menjelaskan  lSlS merupakan gerakan politik radikal yang lahir sebagai reaksi atas situasi politik dalam negeri lrak dan Syria. lSlS bukanlah gerakan Islam, tetapi gerakan politik yang mengatasnamakan lslam untuk merebut kekuasaan politik di lrak dan Syiria.

Dua ciri penting “makhluk” bernama fundamentalisme Islam ini,
PERTAMA, ideologi gerakan direfleksikan lewat apa yang mereka pahami sebagai “jihad”. Seruan jihad acapkali dikeluarkan untuk mengobarkan apa yang mereka yakini sebaga perjuangan dan pembelaan agama. Jihad menjadi kata kunci agar mereka terus eksis di dalam komunitas sendiri maupun di luar mereka. Ideologi jihad memegang peran penting untuk menggugah militansi dan radikalisasi umat.

KEDUA, orientasi utama perjuangan kelompok fundamentalisme Islam diwujudkan dengan cara perjuangan memberlakukan apa yang mereka sebut sebagai syariat Islam. Syariat Islam yang mereka pahami akan jadi solusi alternatif terhadap berbagai krisis moral, bangsa, negara dan masyarakat. Sebuah negara yang tak berlandaskan syariat Islam dianggap negara kafir.
Salah satu contoh kejadian yang sudah diberitakan adalah
Di suatu daerah di Indonesia tersiar kabar bahwa adanya peraturan di sebuah sekolah yang melarang siswa perempuanya memakai jilbab. Bahkan ada perusahaan – perusahaan tertentu yang melarang pegawai perempuannya memakai jilbab. Kejadian ini telah merampas HAM dalam menjalankan ajaran agama yang diyakini

Corak gerakan fundamentalisme tentu saja berbeda dengan corak umum Islam di Indonesia yang berwajah moderat, terbuka, dan toleran. Mereka terbuka dan toleran tanpa kehilangan semangat untuk tetap melaksanakan apa yang dipahami dengan ajaran-ajaran Islam melalui negara Pancasila.

Yang perlu digaris bawahi bapak ibu sekalian adalah bagaimana dan apa yang kita lakukan dan harus bersikap dalam menghadapi gerakan fundamentalis ini.

Islam sendiri secara tegas memerintahkan umatnya untuk berdakwah atau menyampaikan pesan agama dengan jalan dan cara yang baik. Misi agama yang damai tidak bisa dibumikan dengan cara kekerasan. Begitu pula dengan agama lainnya, saya kira tak satu pun yang membenarkan terorisme dan aksi kekerasan. Agama justru mengutuk tindak gegabah tersebut. Sikap dan tindakan seperti ini diakui sebagai akibat dari pemahaman agama yang tertutup yang melahirkan fanatisme beragama.
Berbagai perkembangan tak menguntungkan ini jelas harus segera diakhiri. Segenap umat beragama bertanggung jawab moral bersama guna mengembalikan tatanan sosial yang damai sehingga pesan agama yang sejatinya untuk kedamaian dan kesejahteraan manusia tak berubah menjadi laknat bagi kehidupan sosial manusia.
Kaum ulama dan tokoh agama, sebagai bagian terpenting konstelasi sosial dan pihak yang diyakini memiliki pengaruh dan otoritas sosial yang kuat dalam masyarakat, menjadi tumpuan kerja-kerja mulia menciptakan tatanan damai dan kehidupan keberagamaan yang toleran. Moderasi umat dalam beragama, dengan demikian, menjadi syarat mutlak tercapainya kehidupan damai di tengah pluralitas masyarakat Indonesia saat ini.

Demikian kultum singkat yang bisa saya sampaikan. Semoga berguna bagi kita semua. Demikian saya akhiri, kurang lebihnya mohon maaf. Kesempurnaan milih Allah dan kesalahan milik saya. Wabilahi taufik wal hidaya wa ridho wal inayah, wasalamuailaikum  warahmatullahi wabarakatuh

No comments:

Post a Comment