BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa
mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yaitu sebagi
alat komunikasi, baik komunikasi lisan maupun tulisan. Kridalaksana (1984:19)
menyatakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi arbitrer, yang dipergunakan
oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama dan berinteraksi, bahasa
merupakan alat komunikasi yang penting bagi kehidupan manusia. Alwasilah
(1986:9) menyatakan bahwa Bahasa sebagai alat komunikasi dapat digunakan dalam
bentuk lisan maupun tulisan yang dalam
prosesnya melibatkan tiga komponen penting, pihak yang berkomunikasi, informasi
yang kemukakan, dan alat komunikasi. Bahasa sebagai alat komunikasi yang
mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Adanya bahasa kegiatan
manusia berlangsung dengan baik, karena hampir semua kegiatan manusia
menggunakan bahasa, baik bahasa lisan maupun tulis.
Penggunaan
bahasa yang baik memperlihatkan hubungan logis antara bahasa yang digunakan
dengan pikiran yang terkandung dalam bahasa dan
memudahkan orang menangkap apa yang disampaikan dengan bahasa itu.
Menggunakan bahasa dengan baik dan benar memerlukan pembiasaan, tidak bisa
mahir begitu saja. Kemahiran berbahasa memerlukan pembelajaran yang
terus-menerus, berhati-hati dalam bertutur, perhatian terus- menerus, dan didasari sikap positif dalam bahasa itu.
Bahasa
Indonesia baik secara lisan maupun tulis mempunyai fungsi yang sama, yaitu
untuk menyampaikan informasi. Perbedaan terletak pada cara penyampaian
informasi dan tujuan penyampaianya. Penyampaian informasi dengan menggunakan
rangkaian huruf, kata, ataupun kalimat, dan tanda baca disebut bahasa tulis.
Bahasa lisan tentunya menggunakan bunyi-bunyi artikulasi. Hal tersebut senada
dengan pendapat Tarigan (1986: 3) mengemukakan bahwa berbicara adalah kemampuan
seseorang dalam mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang
bertujuan untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan
dan perasaan orang tersebut. Selanjutnya bahasa tulis merupakan bahasa yang
dilukiskan ke dalam media sehingga orang lain dapat memahami lambang grafik
tersebut.
Kegiatan
menulis merupakan hasil kemampuan berbahasa yang dimiliki seseorang yang paling
akhir setelah kemampuah menyimak, berbicara dan menulis (Iskandarwasid, 2011,
248). Keterampilan menulis dapat dikatakan sebagai keterampilan yang paling
sulit dibandingkan tiga terampilan berbahasa lainnya. Hal ini disebabkan
kemampuan menulis menghendaki penguasaan keterampilan bahasa lainnya di luar
keterampilan menulis. Berdasarkan latar belakang tersebut penulis ingin
mendeskrisikan beberapa aspek terkait dengan konsep atau teori menulis. Oleh
karena itu makalah ini berjudul “Keterampilan
menulis.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah diungkapkan di atas
terdapat masalah yang perlu dipecahkan sebagai berikut.
1.2.1 Apakah menulis itu?
1.2.2 Bagaimanakah fungsi dan
tujuan menulis?
1.2.3 Hakikat Keterampilan
Menulis?
1.2.4 Ada berapa jeniskah karya
dari keterampilan menulis?
1.3 Tujuan
Makalah ini disusun dengan pertimbangan adanya beberapa
tujuan yang ingin dicapai. Beberapa tujuan makalah ini sebagai berikut.
1.3.1 Mendeskripsikan definisi
menulis.
1.3.2 Mendeskripsikan fungsi
dan tujuan menulis?
1.3.3 Mendeskripsikan hakikat
keterampilan menulis?
1.3.4 Mendeskripsikan
jenis-jenis karya tulis.
1.4 Manfaat
Makalah ini disusun dengan pertimbangan manfaat yang
dimilikinya. Manfaat dari penyusunan makalah ini sebagai beriku.
1.4.1 Bagi pendidik, mahasiswa dan peserta didik, makalah
ini bermanfaat memberikan bahan materi bacaan tentang keterampilan menulis.
1.4.2 Bagi pembaca, makalah ini dapat meningkatkan
pemahaman kebahasaan terkait keterampilan menulis.
1.4.3 Bagi
peneliti makalah ini dapat digunakan untuk bahan referensi kajian teori.
BAB II
KAJIAN TEORI
KAJIAN TEORI
2.1 Hakikat Menulis
Kegiatan
menulis merupakan hasil kemampuan berbahasa yang dimiliki seseorang yang paling
akhir setelah kemampuah menyimak, berbicara dan menulis (Iskandarwasid, 2011,
248). Berdasarkan pendapat tersebut keterampilan menulis dapat dikatakan
sebagai keterampilan yang paling sulit Dibandingkan tiga terampilan berbahasa
lainnya. Hal ini disebabkan kemampuan menulis menghendaki penguasaan
keterampilan bahasa lainnya di luar keterampilan menulis.
Menulis
dan membaca adalah dua keterampilan yang saling melengkapi. Kebiasaan menulis
tidak mungkin ada jika tidak terbiasa membaca. Meskipun kebiasaan membaca belum
tentu membawa kebisaan menulis. Akan tetapi, membaca tetap akan memberi manfaat
menambah cakrawala pengetahuan. Pengatahuan dan wawasan yang didapat dari
kegiatan membaca akan menjadi dasar dari kegiatan menulis.
Menulis
pada dasarnya bukan saja berupa mengungkapkan pikiran atau perasaan saja,
tetapi pengungkapan ide, ilmu pengetahuan, dan pengalaman hidup seseorang daam
bahasa tulis (Khundaru, 2014: 150). Oleh karena itu menulis perlu dipelajari.
Tulisan yang dibuat, memuat pesan yang hendak disampaikan. Pesan tesebut
mempertimbangkan sususan kata demi kata, tanda baca yang dipakai, diksi yang
dipilih akan menentukan makna yang akan disampaikan.
Kesimpulannya
menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang
lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa
dan gambaran grafik itu. Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan
makna-makna, tetapi tidak menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis
merupakan suatu representasi bagian dan kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa. Hal
ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan, antara melukis dan
menulis.
Melukis
gambar bukanlah menulis. Dengan perkataan lain menggambar huruf-huruf bukanlah
menulis. Seorang pelukis dapat saja melukis huruf-huruf Cina, tetapi dia dia
tidak dapat dikatakan menulis, kalau dia tidak memahami bahasa cina beserta
huruf-hurufnya. Dengan kriteria yang seperti itu, dapatlah dikatakan bahwa
menyalin atau mengkopi huruf-huruf ataupun menyusun suatu naskah dalam huruf
naskah dalam huruf-huruf tertentu untuk dicetak bukanlah menulis kalau
orang-orang tersebut tidak memahami bahasa tersebut beserta representasinya
(Lado,1979:143).
Pada
prinsipnya fungsi dan tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak
langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena memudahkan para pelajar
berpikir, dapat menolong kita berpikir secara kritis, dapat memudahkan kita
merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau
persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan
bagi pengalaman.
2.2 Fungsi dan
Tujuan Menulis
Menulis
adalah menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat memahami lambang
grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut.
Gambar atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna-makna, tapi tidak
menggambarkan kesatuan-kesatuan bahasa. Menulis merupakan representasi bagian
dari kesatuan-kesatuan ekrepresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan lukisan
dan tulisan. Dengan kata lain menggambar huruf bukanlah menulis. Seorang
pelukis bisa saja melukis bisa huruf cina, tetapi dia tidak dapat dikatakan
menulis, kalau tidak memahami bahasa cina beserta huruf-hurufnya.
Pada
prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi secara
tidak langsung. Menulis dapat menjadi penting di pendidikan karena memudahkan
para pelajar berfikir dan dapat menolong kita berfikir kritis. Tulisan dapat
menjelaskan pikiran-pikiran kita. Setiap penulis tidak hanya diharuskan memilih
suatu pokok pembicaraan yang cocok dan serasi, tetapi juga harus menentukan
siapa pembaca karyanya itu dan apa maksud dan tujuannya.
Menulis
tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh penulisnya (Keraf, 1984: 54),
antara lain:
1)
tujuan penugasan,
2)
tujuan altruistik,
3)
tujuan persuarif,
4)
tujuan informasional,
5)
tujuan pernyataan diri,
6)
tujuan kreatif,
7)
tujuan pemecahan masalah.
2.3 Keterampilan Menulis
Secara
luas dapat dikatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia atau
binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain. Seperti
hewan-hewan lainnya, maka manusia berkomunikasi melalui gerak-gerik refleks
yang sederhana dan bunyi-bunyi yang tidak berupa bahasa. Tetapi hanya manusia
sajalah yang telah mengembangkan bahasa (Webb, 1975: 26).
Setiap
penulis atau pengarang mempunyai pikiran atau gagasan yang ingin disampaikan
atau dituturkan kepada orang lain. Dalam hal ini dia harus menerjemahkan
ide-idenya itu ke dalam sandi-sandi lisan yang selanjutnya diubah menjadi
sandi-sandi tulis. Sang pengarang memanfaatkan sejumlah sarana mekanis untuk
merekam sandi tulis tersebut. Setelah selesai perekaman itu maka dapatlah
diteruskan atau disebarkan kepada orang lain (dalam hal ini para pembaca)
melintasi waktu dan ruang.
Pikiran
atau gagasan sang penulispun sampailah ke pihak pembaca. Pembaca melihat
tulisan tersebut. Dia menerjemahkan sandi tulis itu ke dalam sandi lisan
kembali dan mendapatkan serta menemui kembali pikiran atau gagasan sang
penulis. Akhirnya sang pembaca memahami pikiran atau gagasan tersebut.
2.4 Jenis Karya dari Keterampilan Menulis
Menurut
Adelstein dan Pival (dalam Tarigan, 1986) membagi enam jenis karya tulis
sebagai berikut.
a)
Tulisan dengan nada
akrab
Tulisan pribadi secara jelas bersifat subjektif, keakuan.
Tulisan ini merupakan suatu pernyataan dari gagasan-gagasan serta perasaan kita
mengenai pengalaman kita sendiri atau kerabat sendiri. Tulisan pribadi
mempunyai cirri-ciri yakni (a) hidup, besemangat, (b) lincah, cemelang, (c)
menatik, memikat, memukau, dan (d) menyegarkan.
1)
Buku harian
2)
Catatan harian
(jurnal)
3)
Cerita tidak resmi
4)
Puisi
5)
Surat
6)
Otobiografi
7)
Cerpen, novel dlll
b)
Tulisan bernada
penerangan
1)
Deskripsi
2)
Narasi
3)
Eksposisi
4)
Argumentasi
5)
Persuasi
c)
Tulisan bernada
informatif
1)
Pengumuman
2)
Artikel
3)
Opini
4)
Berita
5)
Features
6)
Resensi buku
d)
Tulisan bernada
argumentasi
1)
Sinopsis
2)
Opini
3)
Biografi
e)
Tulisan bernada
kritik
1)
Esai
2)
Kritik
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bahasa memiliki peranan untuk komunikasi antar sesama.
Bahasa memiliki jenis bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa tulis merupakan
bahasa yang digunakan oleh pengguna bahasa dalam bentuk tulisan. Agar bisa
menulis, maka pengguna bahasa harus bisa menulis dengan baik dan benar. Menulis
ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan
suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat
membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan
gambaran grafik itu.
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai
alat komunikasi secara tidak langsung. Oleh karena tulisan merupakan alat
komunikasi tidak langsing, penulis hendaknya bisa menciptakan tulisan yang
mudah dibaca, dipahami oleh pembaca. Diksi, tanda baca EYD, kalimat efektif dan
unsur linguistik lainnya tentu perlu dikuasai seorang penulis dan tidak lupa
adalah penguasaan topik yang akan ditulis. Guru dan pendidik perlu memberikan
latihan-latihan yang beragam untuk meningkatkan kemampuan menulis peserta
didiknya.
Jenis karya tulis pun beragam, mulai dari tulisan yang
bernada akrab, penerangan, informatif, argumentatif, dan kritik. Setiap jenis
tulisan mempunyai cara dan teknik penulisan tersendiri. Secara umum cara
menulis adalah pra menulis, pengedrafan, pengeditan dan publikasi.
3.2 Saran
Saran
yang dapat diberikan berdasarkan hasil pemaparan teori dalam makalah ini
sebagai berikut.
3.2.1 Bagi pendidik, hendaknya memperdalam kajian
mengenai keterampilan menulis sehingga nantinya bisa memperlancar pembelajaran
keterampilan menulis.
3.2.2 Bagi peserta
didik, hendaknya melatih keterampilan menulis dengan belajar menciptakan
berbagai macam karya tulis dengan dibantu bimbingan pendidik.
3.2.3 Bagi
pembaca, makalah ini tentunya dalam sedikit banyak membantu bahan referensi
terkait keterampilan menulis. Namun, demi penyempurnaan karya tulis ini segala
kritik dan saran sangat dibutuhkan penulis.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal dan Amran Tasai. 1985. Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Mediyatama sarana Perkasa
Chaer, Abdul. 2011. Ragam
Bahasa Ilmiah. Jakarta: Rinneka Cipta.
Hikmat, Ade dan Nani Solihati. 2013. Bahasa Indonesia. Jakarta: Kompas Gramedia.
Iskandarwassid & Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
Rosda.
Keraf, Gorys. 1984. Tata Bahasa Indonesia: Sekolah Menengah Tingkat Atas. Jakarta: Nusa
Indah.
No comments:
Post a Comment