Saturday, May 28, 2016

Cara Mudah Membuat Modul

CARA MUDAH MEMBUAT MODUL PEMBELAJARAN



Pengertian Modul
Istilah modul dipinjam dari dunia teknologi, yaitu alat ukur yang lengkap dan merupakan satu kesatuan program yang dapat mengukur tujuan. Modul menurut Cece Wijaya (1992:86), dapat dipandang sebagai paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar. Departemen Pendidikan Nasional dalam bukunya “Teknik Belajar dengan Modul, (2002:5), mendefinisikan modul sebagai suatu kesatuan bahan belajar yang disajikan dalam bentuk “self- instruction”, artinya bahan belajar yang disusun di dalam modul dapat dipelajari siswa secara mandiri dengan bantuan yang terbatas dari guru atau orang lain. Beberapa definisi bisa dijabarkan berikut ini.
a.      Suatu unit bahan yang dirancang   secara  khusus sehingga dipelajarai oleh pelajar secara mandiri.
b.      Merupakan program pembelajaran yang utuh, disusun secara sistematis, mengacu pada tujuan pembelajaran yang jelas dan terukur.
c.       Memuat tujuan pembelajaran, bahan dan kegiatan untuk mencapai tujuan serta evaluasi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.
d.      Biasanya digunakan sebagai bahan belajar mandiri .



Walaupun ada bermacam-macam batasan modul, namun ada kesamaan pendapat bahwa modul itu merupakan suatu paket kurikulum yang disediakan untuk belajar sendiri, karena modul adalah suatu unit yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Dengan demikian, pengajaran modul dapat disesuaikan dengan perbedaan individual siswa, yakni mengenai kegiatan belajar dan bahan pelajaran.
Batasan modul pada buku pedoman penyusunan modul (Cece Wijaya 1992:96), yang dimaksud dengan modul ialah satu unit program belajar mengajar terkecil yang secara terinci menggariskan:
a.      Tujuan-tujuan intruksional umum.
b.      Tujuan-tujuan intruksional khusus.
c.       Topik yang akan dijadikan pangkal proses belajar mengajar.
d.      Pokok-pokok materi yang akan dipelajari dan diajarkan.
e.      Kedudukan dan fungsi modul dalam kesatuan program yang lebih luas.
f.        Peranan guru dalam proses belajar mengajar.
g.      Alat dan sumber yang akan dipakai.
h.      Kegiatan belajar mengajar yang akan/harus dilakukan dan dihayati murid secara berurutan.
i.        Lembaran-lembaran kerja yang akan dilaksanakan selama berjalannya proses belajar ini.

Hal di atas sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh B. Suryosubroto (1983 :17), bahwa modul adalah sebagai sejenis satuan kegiatan belajar yang terencana, didesain guna membantu siswa menyelesaikan tujuan-tujuan tertentu.
Jadi, dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modul merupakan bahan belajar terprogram yang disusun sedemikian rupa dan disajikan secara terpadu, sistematis, serta terperinci. Dengan mempelajari materi modul, siswa diarahkan pada pencarian suatu tujuan melalui langkah-langkah belajar tertentu, karena modul merupakan paket program untuk keperluan belajar. Dan satu paket program modul, terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan belajar, metode belajar, alat dan sumber belajar, dan sistem evaluasi.




Komponen Modul
a.      Modul untuk siswa, berisi kegiatan belajar yang dilakukan siswa.
b.      Modul Untuk Guru, berisi petunjuk guru, tes akhir modul, dan kunci jawaban tes akhir modul.
Berdasarkan batasan modul di atas, dapat diketahui bahwa komponen-komponen atau unsur-unsur yang terdapat modul,  adalah sebagai berikut:
a.      Pedoman guru
Pedoman guru berisi petunjuk-petunjuk guru agar pengajaran dapat diselenggarakan secara efisien, juga memberi penjelasan tentang:
1)         Macam-macam yang harus dilakukan oleh guru.
2)         Waktu yang disediakan untuk menyelesaikan modul itu.
3)         Alat-alat pelajaran yang harus digunakan.
4)         Petunjuk-petunjuk evaluasi.
Petunjuk umum untuk guru
1)      Fungsi modul serta kedudukannya dalam kesatuan program pengajaran.
2)      Kemampuan khusus yang perlu dikuasai terlebih dahulu sebagai prasyarat.
3)      Penjelasan singkat tentang istilah-istilah.
Petunjuk khusus untuk guru
1)      Topik yang dikembangkan dalam modul.
2)      Kelas yang bersangkutan.
3)      Waktu yang diperlukan untuk modul itu.
4)      Tujuan intruksional.
5)      Pokok-pokok materi yang perlu dibahas.
6)      Prosedur pengerjaan modul, kegiatan guru dan murid, serta alat yang dipergunakan.
7)      Penilaian: prosedur dan alatnya.
b.      Lembar kegiatan siswa
Lembar kegiatan ini, memuat materi pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa dan pelajaran juga disusun secara teratur langkah demi langkah sehingga dapat diikuti dengan mudah oleh siswa. Dalam lembaran kegiatan, tercantum pula kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa, misalnya mengadakan percobaan, membaca kamus, dan sebagainya. Secara rinci dijabarkan sebagai berikut
1)      Petunjuk untuk murid mengenai topik yang akan dibahas, pengarahan umum, dan waktu yang tersedia untuk mengerjakannya.
2)      Tujuan pelajaran, yaitu yang berupa tujuan intruksional khusus yang ingin dicapai dengan modul yang bersangkutan.
3)      Pokok-pokok materi dan rinciannya.
4)      Alat-alat pelajaran yang dipergunakan, dan
5)      Petunjuk khusus tentang langkah-langkah kegiatan belajar yang harus ditempuh, yang biberikan secara terinci dan berkelanjutan diselingi dengan pelaksanaan kegiatan.
c.       Lembar kerja
Lembar kerja ini menyertai lembar kegiatan siswa, digunakan untuk menjawab atau mengerjakan soal-soal tugas atau masalah yang harus dipecahkan. Berisi tugas-tugas atau persoalan-persoalan yang harus dikerjakan oleh murid setelah mempelajari kegiatan murid.
d.      Kunci lembaran kerja
Maksudnya agar siswa dapat mengevaluasi (mengoreksi) sendiri hasil pekerjaannya, apabila siswa membuat kesalahan dalam pekerjaannya maka ia dapat meninjau kembali pekerjaannya. Berisi jawaban yang diharapkan tentang tugas-tugas yang dikerjakan oleh murid pada waktu melaksanakan kegiatan belajar dengan mempergunakan lembaran kerja. Dengan kunci jawaban ini, anak dapat mengoreksi sendiri apakah pekerjaannya telah diselesaikan dengan baik atau tidak.
e.      Lembaran tes
Tiap modul disertai lembaran tes, yakni alat evaluasi yang digunakan sebagai alat pengukur keberhasilan atau tercapai tidaknya tujuan yang telah dirumuskan dalam modul itu. Jadi, lembaran tes berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.  Berisi soal-soal untuk menilai keberhasilan murid dalam mempelajari bahan yang disajikan dalam modul tersebut.
f.        Kunci lembaran tes
Kunci lembaran tes sebagai alat koreksi sendiri terhadap penilaian yang dilaksanakan. Berisi jawaban yang benar untuk setiap soal yang ada dalam lembaran penilaian, ialah untuk digunakan sebagai alat koreksi sendiri terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Karakterisktik Modul
a.      Dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri.
b.      Program pembelajaran yang utuh dan sistematis.
c.       Mengandung tujuan, bahan/kegiatan dan evaluasi.
d.      Disajikan secara komunikatif, dua arah.
e.      Diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran pengajar.
f.        Cakupan bahasan terfokus dan terukur.
g.      Mementingkan aktifitas belajar pemakai.
h.      kecermatannya (accuracy)
i.        ketepatannya (matching)
j.        kecukupannya (sufficiency)
k.       keterbacaannya (readability)
l.        bahasanya (fluency)
m.    illustrasinya (attractiveness)
n.      perwajahannya (impression)



Cara Menyusun Modul
Suatu modul yang digunakan di sekolah, disusun atau ditulis dengan melalui langkah-langkah seperti berikut.
a.      Menyusun Kerangka modul
b.      Menulis program secara terperinci meliputi pembuatan semua unsur modul, yakni petunjuk guru, lembar kegiatan murid, lembar kerja murid, lembar jawaban, lembar penilaian (tes), dan lembar jawaban tes.
Secara garis besarnya, penyusunan modul atau pengembangan modul menurut S. Nasution (1987:217-218) dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
a.      Merumuskan sejumlah tujuan secara jelas, spesifik, dalam bentuk kelakuan siswa yang dapat diamati dan diukur.
b.      Urutan tujuan itu yang menentukan langkah-langkah yang diikuti dalam modul itu.
c.       Tes diagnostik untuk mengukur latar belakang siswa, pengetahuan, dan kemampuan yang telah dimilikinya sebagai pra-syarat untuk menempuh modul itu (Entry Behaviour atau Entering Behaviour).
d.      Menyusun alasan atau rasional pentingnya modul ini bagi siswa. Ia harus tahu apa gunanya ia mempelajari modul ini, siswa harus yakin akan manfaat modul itu agar ia bersedia mempelajarinya dengan sepenuh tenaga.
e.      Kegiatan-kegiatan belajar direncanakan untuk membantu dan membimbing siswa agar mencapai kompetensi-kompetensi seperti dirumuskan dalam tujuan. Kegiatan itu dapat berupa mendengarkan rekaman, melihat film, mengadakan percobaan dalam laboratorium, mengadakan bacaan membuat soal, dan sebagainya. Perlu disediakan beberapa alternatif, beberapa cara yang dijalani oleh siswa sesuai dengan pribadinya. Bagian inilah yang merupakan inti modul, aspek yang paling penting dalam modul itu, karena menyangkut proses belajar itu sendiri.
f.        Menyusun post-tes untuk mengukur hasil belajar murid, hingga manakah ia menguasai tujuan-tujuan modul. Dapat pula disusun beberapa bentuk tes yang pararel. Butir-butir tes harus bertalian erat dengan tujuan-tujuan modul.
g.      Menyiapkan pusat sumber-sumber berupa bacaan yang terbuka bagi siswa setiap waktu ia memerlukannya.
h.      Secara teoritis penyusunan modul dimulai dengan perumusan tujuan, akan tetapi dalam prakteknya sering dimulai dengan penentuan topik dan bahan pelajarannya dapat dipecahkan dalam bagian-bagian yang lebih kecil yang akan dikembangkan menjadi modul. Baru sebagai langkah kedua, dirumuskan tujuan-tujuan modul yang berkenaan dengan bahan yang perlu dikuasai itu.

Bahasa dalam Modul
a.      Gunakan bahasa percakapan, bersahabat, komunikatif
b.      Buat bahasa lisan dalam bentuk tulisan
c.       Gunakan sapaan akrab yang menyentuh secara pribadi ( Kata ganti )
d.      Pilih kalimat sederhana, pendek, tidak beranak cucu
e.      Hindari istilah yang sangat asing dan terlalu teknis
f.        Hindari kalimat pasif dan negatif ganda
g.      Gunakan pertanyaan retorik
h.      Sesekali bisa digunakan kalimat santai, humor, ngetrend
i.        Gunakan bantuan ilustrasi untuk informasi yang abstrak
j.        Berikan ungkapan pujian, memotivasi
k.       Ciptakan kesan modul sebagai bahan belajar yang hidup

Penyajian Materi dalam Modul
Materi disajikan secara  naratif, deskriptif, argumentatif, dan Illustratif. Beberapa kiat lain terkait penyajian materi ini adalah sebagai berikut.
a.      Gunakan Pertanyaan Retorik
Contoh:
Apakah Anda pernah mendengar penyakit diabetes? Atau barangkali keluarga Anda ada yang menderita diabetes? Apa sebenarnya diabetes itu? Ya, diabetes sebenarnya bukan penyakit, diabetes adalah … .

Apakah Anda pernah mendengar istilah gerak? Apakah pengertian gerak dalam fisika berbeda dengan pengertian fisika dalam kehidupan sehari-hari? Apa yang terjadi jika di dunia ini tidak ada gerak? Apa sebenarnya gerak dalam fisika itu? Ya, pengertian gerak dalam fisika berbeda dengan gerak dalam kehidupan sehari-hari. Dalam fisika benda dikatakan bergerak jika ...

b.      Hindari ancaman
Jika nilai tes akhir modul Anda masih kurang dari 60 jangan berkecil hati, cobalah membaca sekali lagi
Jika Anda telah memahami modul ini, silakan melanjutkan mempelajari modul berikutnya….
Usahakan tidak melihat kunci jawaban sebelum selesai mengerjakan soal ….

c.       Berbicara dengan pembaca
Melalui modul ini Anda akan mempelajari tentang ... .
Setelah selesai mempelajari modul ini Anda diharapkan dapat … .
Untuk lebih jelasnya, perhatikan beberapa contoh berikut … .
Sebagai seorang siswa, kita seharusnya selalu siap mengerjakan tugas yang diberikan guru … .

d.      Gunakan kata ganti orang
Pada bagian sebelumnya, Anda telah mempelajari pengertian gaya. Selanjutnya, pada bagian ini kita akan membahas tentang….

e.      Hindari Kalimat Negatif Ganda
Contoh kalimat negatif ganda:
Jika kamu sudah memahami tentang konsep gaya, tak mungkin kamu tidak bisa mengerjakan soal tentang konsep gaya.
Kalimat di atas bisa diperbaiki menjadi:
Jika kamu sudah memahami tentang konsep gaya, kamu pasti bisa mengerjakan soal tentang konsep gaya.

f.        Kalimat Aktif Lebih Dianjurkan
Contoh:
Daripada menggunaan kalimat: Materi gaya ini pernah dibahas pada waktu kelas VIII. Apakah materi ini masih diingat? dianjurkan: Kita pernah membahas materi gaya ini pada waktu kelas VIII. Kamu masih ingat, bukan ?

g.      Lihatlah Perasaan Pembaca
Contoh:
Sebenarnya IPA itu mudah. Tapi, mengapa banyak siswa yang mengatakan IPA itu sukar ? Mungkin Anda  termasuk siswa yang ingin belajar IPA terasa mudah. Jika demikian, Anda perlu mencoba tips belajar IPA menjadi mudah berikut ini !


Sumber Bacaan:

Cece Wijaya (1992), Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya, B. Suryosubroto. (1983)  Sistem Pengajaran dengan Modul, Jakarta: Bina Aksara,

Departemen Pendidikan Nasional (2002), Teknik Belajar dengan Modul, Jakarta: Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah

S. Nasution,  (1987) Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar,  Jakarta: Bina Aksara

1 comment: