BERBAGAI HAL TENTANG TES
Pengertian Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang memiliki jawaban yang benar atau
salah. Tes juga dapat diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang membutuhkan
jawaban atau pertanyaaan yang membutuhkan tanggapan. Hasil dari tes merupakan
informasi tentang karakteristik seseorang atau kelompok orang. Oleh karena itu
untuk mendapatkan infomasi yang akurat membutuhkan tes yang handal. Tes juga
yang sering digunakan di berbagai keperluan di kegiatan pembelajaran. Ada
beberapa istilah terkait tes yaitu (a) testing adalah waktu pelaksanaan tes,
(b) testee adalah orang yang dikenakan tes, (c) tester adalah orang yang
melaksanakan tes atau pelaksana tes.
Tes yang diberikan harus memiliki kesalahan yang kecil. Kesalahan yang
besar pada tes akan memperngaruhi kualitas dan kevalidan informasi yang
diperoleh. Kesalahan dari tes dibedakan menjadi dua: kesalahan acak dan
kesalahan sistemik. Kesalahan acak merupakan kesalahan dari emosi penjawab tes,
kesalahan dari karena pemeriksa lembar jawaban. Selanjutnya kesalah sistemik merupakan
kesalahan dari soalnya, soal yang terlalu mudah atau sulit. Ada juga dari
pendidiknya, guru juga ada yang murah dan mahal dalam memberi skor atau nilai.
Tujuan Tes
Tes memiliki tujuan yaitu (1)
mengetahui tingkat kemampuan siswa, (2) mengukur pertumbuhan dan perkembangan
siswa, (3) mendiagnosis kesulitan belajar siswa, (4) mengetahui hasil
pengajaran, (5) mengetahui hasil belajar, (6) mengtahui hasil pencapaian
kurikulum, (7) mendorong siswa belajar, (8) mendorong pendidik mengajar lebih
baik. Seringkali tes digunakan untuk beberapa tujuan namun tidak akan memiliki
keefektifan yang dengan semua tujuan.
Sumber lain juga menyebutkan
beberapa tujuan dari adanya tes. Pertama, memperoleh umpan balik terhadap hasil
pembelajaran. Kedua, memperbaiki kurikulum dan program pendidikan. Ketiga,
meningkatkan motivasi siswa. Ketiga, melaksanakan diagnosis dan remedial.
Kelima, melakukan penempatan. Keenam, melakukan seleksi. Ketujuh, mengembangkan
khazanah ilmu pengetahuan.
Ditinjau dari tujuannya, ada empat
macam tes yang banyak digunakan di lembaga pendidikan. (a) tes penempatan. (b)
tes diagnotik. (c) tes formatif. (d) tes sumatif. Tes penempatan dilakukan di
awal pembelajaran untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa, apakah perlu diberi
tambahan pelajaran atau tidak. Tes diagnostik, tes yang berguna untuk
mengetahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik. Tes ini berguna untuk
mengetahui konsep apa yang sudah dikuasai siswa dan konsep apa yang belum. Tes
formatif, tes yang diberikan kepada siswa untuk mencari masukan atas tingkat
keberhasilan dalam proses pembelajaran. Jika pembelajaran gagal akan diperbaiki
untuk meningkatkan keberhasilanya pada pembelajaran berikutnya. Tes sumatif,
tes yang diberikan pada akhir pelajaran atau akhir semester. Hasilnya untuk
menentukan keberhasilan siswa untuk pelajaran tertentu. Tes ini memberikan skor
atau nilai, sertifikat dan sejenisnya untuk menunjukkan keberhasilan siswa.
Ciri-Ciri Tes yang Baik
- Reliabilitas tes
Tes dikatakan reliable jika dapat dipercaya. Suatu tes
dapat dikatakan dapat dipercaya jika tes itu konstan atau tetap. Misalnya suatu
neraca digunakan untk menimbang beras, semula menunjukkan angka 1 kg, jika
ditimbang untuk yang kedua dan seterusnya tetap menunjukkan angka 1 kg. Dalam
pembelajaran suatu tes dapat dikatakan relible jika tetap. Artinya jika
digunakan untuk tes ke siswa dapat mengukur kemampuan yang tetap meskipun
berbeda situasi dan waktu. Situasi berbeda jika alat ukur dalam dunia
pendidikan dapat dikatakan tidak variabel dikarenakan: (a) situasi atau keadaan
jasmani dan rohani siswa yang dites, (b) keadaan tes itu sendiri. Oleh karena
itu si pembuat tes harus paham tentang materi yang dibuat tes dan membuat
kisi-kisi tes terlebih dahulu.
- Validitas tes
Valid artinya sah dan cocok atau benar. Valid artinya
dapat mengukur apa yang harus diukur. Tes tesebut benar-benar dapat memberikan
gambaran apa yang diinginkan untuk diukur. Contohnya untuk mengukur massa
gunakan timbanga, untuk mengukur panjang gunakan meteran dsb. Namun kevalidan
tes tergantung juga pada objek yang diukur. Contohnya jika ingin menyetahui massa
orang dewasa tidak mungkin menggunakan timbangan bayi meskipun timbangan
tersebut juga untuk mengukur massa. Hal tersebut karena timbangan bayi hanya
bisa mengukur massa cuma sampai 20 kg saja.
- Objektifitas
Objektivitas artinya bebas dari bias. Hal tersebut juga
dapat diartikan bahwa pendapat atau pertimbangan dari si pemberi skor tidak
ikut berpengaruh dalam proses pemberian angka atau nilai. Artinya jika hasil
tersebut diperiksa oleh penilai yang lain hasilnya akan tetap sama. Caranya
sebagai berikut (a) merumuskan pertanyaan secara spesifik dan tepat (b)
menghidari pertanyaan yang ambigu, (c)
menyusun tes yang hanya memerlukan jawaban tepat, pendek dan spesifik,
(d) daalm memberikan skor melihat kunci jawaban dan rubrik penilaian serta
rentang nilai yang telah ditentukan terlebih dahulu.
- Praktis
Apabila sebuah tes bersifat praktis dan mudah
pengadministrasiannya bisa dikatakan tes tersebut praktibilitas tinggi. Tes
yang memiliki kepraktisan tinggi memiliki indikator antara lain: (1) dilengkapi
oleh petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga siapapun dapat memahaminya, (2)
mudah pelaksanaannya (tidak membutuhkan persiapan, peralatan yang rumit), (3)
memberikan kebebasan siswa untuk mengerjakan tes yang mudah terlebih dahulu,
(4) mudah pemeriksaannya (dilengkapi lembar jawaban, kunci jawaban, pedoman
pemberikan skor dan kunci pemberian skor).
- Mudah dilaksanakan
Hal ini terkait dengan mudah dalam mengerjakan, siapa
yang bertanggungjawab mengelola tes tersebut, waktu dan dimana pelaksanaannya,
bagaimana sifat dan apa tujuan tes harus jelas. Jika semuanya sudah mudah akan
memudahkan juga dalam tahap selanjutnya.
- Mudah diskor
Tes juga harus memperhatikan kemudahan pemberian skor
karena menentukan nasib siswa. Tes yang terlalu sulit untuk diskor akan mengakibatkan
objektitas hilang. Hal lain juga masalah waktu dan tenaga. Alangkah baiknya tes
juga dilengkapi dengan (1) petunjukk dan pedoman penskoran, (2) lembar jawaban
terpisah dengan lembar soal, (3) adanya kunci jawaban
- Ekonomis
Ekonomis di sini adalah adanya penghematan dari aspek biaya dan tenaga.
Misalnya dari segi biaya, soal subjektif lebih ekonomis dalam kertas soal
tetapi lebih boros untuk lembar soal.
Soal objektif lebih boros dari segi lembar soal tetapi lebih hemat dari
aspek lembar jawaban.
Macam-Macam Tes
Sebelumnya perlu dibedakan antara
kuis dan tes. Kuis biasanya memerlukan waktu yang singkat dan topik lebih
sempit. Selanjutnya tes atau ujian memerlukan waktu yang lebih panjang dan
topik atau materi yang diujikan lebih komplek atau luas. Bentuk tes yang banyak
digunakan di lembaga pendidikan terdapat dua macam: (a) tes objektif: tes yang
jika dilihat dari sistem penskorannya, siapa pun yang memberi skor/ memeriksa
skor/hasilnya akan sama, (b) tes non objektif, tes yang sistem penskorannya
dipengaruhi oleh pemberi skor. Secara umum tes dapat diklasifikasikan menjadi 6
macam.
- Menurut sifatnya
1)
Tes
verbal
2)
Tes
non verbal
3)
Tes
kinerja
4)
Tes
kertas dan pena
5)
Tes
individu
6)
Tes
kelompok
- Menurut tujuannya
1)
Tes
bakat
2)
Tes
prestasi
3)
Tes
diagnostik
4)
Tes
penempatan
5)
Tes
seleksi
- Menurut pembuatannya
1)
Tes
baku
2)
Tes
buatan guru
- Menurut pelaksanaannya
1)
Pra
tes
2)
Pos
tes
- Menurut keruntutan pelaksanaannya
1)
Tes
formatif
2)
Tes
sumatif
- Menurut acuan yang dipergunakan untuk menafsirkan skor
1)
Tes
acuan norma
2)
Tes
acuan kriteria
- Menurut cara penskoran
1)
Tes
objektif
a) Menjodohkan
b) Salah benar
c) Pilihan ganda
2)
Tes
subjektif
a) Esai
b) Pertanyaan menggunakan kalimat tanya
c) Pertanyaan jawaban pendek
d) Tes melengkapi
e) Tes unjuk kerja
f) Portofolio
Tes Standar dan Buatan Guru
- Tes standar
Tes standar adalah tes yang pembuatannya telah melalui
proses standardisasi, baik mengenai reliabilitas dan validititasnya. Contoh tes
kecapakan dan tes inteligensi. Standar untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai
tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Bisa saja
standar A akan berbeda dengan standar B. Istilah “standar” mengandung arti
bahwa tes itu mengukur pretasi atas kemampuan yang sudah dimiliki yang
dilaksanakan secara seragam diusahakan dalam kondisi yang seragam, penskorannya
seobjektif mungkin dengan tingkat reliabilitas tinggi. Acuan penskorannya pun
acuan norma yang relevan.
- Tes buatan guru
Tes buatan guru adalah tes yang dibuat guru. Misalnya
ulangan-ulangan formatif, sumatif baik objektif dan subjektif.
- Perbedaan tes standar dan tes buatan guru
Tes Standar
|
Tes Buatan Guru
|
1) Didasarkan
atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah di seluruh negara.
2) Mencakup
askep yang luas.
3) Disusun
oleh para ahli
4) Mengunakan
butir soal yang sudah diujicobakan.
5) Mempunyai
reliabilitas yang tinggi
6) Dimungkinkan
menggunakan norma untuk seluruh negara
|
1) Didasarkan
atas bahan dan tujuan yang khusus dan dirumuskan oleh guru untuk kelasnya
sendiri
2) Mencakup
keterampilan yang sempit
3) Disusun
oleh guru sendiri
4) Jarang-jarang
menggunakan butir soal yang sudah diujicobakan
5) Mempunyai
reliabilitas rendah
6) Norma
kelompok terbatas kelas tertentu
|
Penyusunan tes standar membutuhkan waktu yang lama karena
1)
Penyusunan
2)
Uji
coba
3)
Analisis
4)
Revisi
5)
Edit
6)
Penerbitan
- Kegunaan tes standar dan tes buatan guru
Tes Standar
|
Tes Buatan Guru
|
1)
Sebagai alat perbandingan
2)
Mempelajari perkembangan siswa
3)
Melihat hasil prestasi siswa
|
1)
Untuk melihat keberhasilan siswa menguasai bahan
pelajaran pada waktu tertentu
2)
Untuk menentukan apakah tujuan pembelajara sudah tercapai
3)
Untuk memperoleh suatu nilai
|
No comments:
Post a Comment