Beternak Jangkrik
1 Sejarah singkat budidaya
ternak jangkrik
Dewasa
ini pada masa krisis ekonomi di Indonesia, budidaya jangkrik (Liogryllus Bimaculatus) sangat
gencar, begitu juga dengan seminar-seminar
yang
diadakan dibanyak kota. Kegiatan ini banyak
dilakukan
mengingat waktu yang
dibutuhkan untuk produksi telur yang akan diperdagangkan hanya memerlukan waktu ± 2-4 minggu.
Sedangkan untuk produksi jangkrik untuk
pakan
ikan dan burung maupun untuk diambil tepungnya, hanya memerlukan 2-3 bulan.
Jangkrik betina mempunyai siklus hidup ± 3 bulan, sedangkan jantan
kurang dari 3
bulan. Dalam siklus hidupnya jangkrik betina mampu memproduksi lebih dari 500 butir
telur. Penyebaran jangkrik di Indonesia
adalah merata, namun untuk kota-kota besar
yang banyak
penggemar burung dan ikan, pada awalnya sangat tergantunguntuk mengkonsumsi
jangkrik yang berasal dari alam, lama kelamaan dengan berkurangnya jangkrik yang
ditangkap dari alam maka mulailah dicoba untuk membudidayakan
jangkrik alam dengan diternakkan secara intensif dan usaha ini banyak dilakukan dikota-kota
dipulau jawa.
2 Jenis-
jenis jangkrik
Ada
lebih dari 100 jenis jangkrik yang terdapat di Indonesia. Jenis yang banyak dibudidayakan pada saat ini adalah
Gryllus Mitratus dan Gryllus testaclus,
untuk
pakan ikan dan burung. Kedua jenis ini dapat dibedakan dari bentuk tubuhnya, dimana Gryllus Mitratus
wipositor-nya lebih pendek disamping itu
Gryllus
Mitratus mempunyai garis putih pada pinggir sayap punggung, serta penampilannya yang tenang.
3 Manfaat-manfaat
budidaya jangkrik
Jangkrik
segar yang sudah diketahui baik untuk pakan burung berkicau seperti poksay, kacer dan hwambie serta
untuk pakan ikan, baik juga untuk
pertumbuhan
udang dan lele dalam bentuk tepung.
4 Teknis
budidaya jangkrik
Menurut
Farry, 1999, ternak jangkrik merupakan jenis usaha yang jika tidak direncanakan dengan matang, akan
sangat merugikan usaha. Ada beberapa
tahap
yang perlu dilakukan dalam merencanakan usaha ternak jangkrik, yaitu penyusunan jadwal kegiatan,
menentukan struktur organisasi, menentukan
spesifikasi
pekerjaan, menetapkan fasilitas fisik, merencanakan metoda pendekatan pasar, menyiapkan
anggaran, mencari sumber dana dan
melaksanakan
usaha ternak jangkrik.
A. Penyiapan Sarana dan
Peralatan
Karena
jangkrik biasa melakukan kegiatan diwaktu malam hari, maka kandang jangkrik jangan diletakkan dibawah
sinar matahari, jadi letakkan ditempat yang
teduh
dan gelap. Sebaiknya dihindarkan dari lalu lalang orang lewat terlebih lagi untuk kandang peneluran.
Untuk
menjaga kondisi kandang yang mendekati habitatnya, maka dinding kandang diolesi dengan lumpur sawah
dan diberikan daun-daun kering seperti
daun
pisang, daun timbul, daun sukun dan daun-daun lainnya untuk tempat persembunyian disamping untuk
menghindari dari sifat kanibalisme dari
jangkrik.
Dinding atas kandang bagian dalam sebaiknya dilapisi lakban keliling agar jangkrik tidak merayap naik
sampai keluar kandang.
Disalah
satu sisi dinding kandang dibuat lubang yang ditutup kasa untuk memberikan sirkulasi udara yang
baik dan untuk menjaga kelembapankandang. Untuk ukuran kotak pemeliharaan
jangkrik, tidak ada ukuran yang baku.
Yang penting sesuai dengan kebutuhan untuk jumlah populasi jangkrik tiap kandang. Menurut hasil
pemantauan dilapangan dan pengalaman
peternak,
bentuk kandang biasanya berbentuk persegi panjang dengan ketinggian 30-50 cm, lebar 60-100
cm sedangkan panjangnya 120-200 cm.
Kotak
(kandang) dapat dibuat dari kayu dengan rangka kaso, namun untuk mengirit biaya, maka dinding
kandang dapat dibuat dari triplek. Kandang
biasanya
dibuat bersusun, dan kandang paling bawah mempunyai minimal empat kaki penyangga. Untuk
menghindari gangguan binatang seperti semut,
tikus,
cecak dan serangga lainnya, maka keempat kaki kandang dialasi mangkuk yang berisi air, minyak
tanah atau juga vaseline (gemuk) yang
dilumurkan
ditiap kaki penyangga.
B. Pembibitan
1) Pemilihan
Bibit dan Calon Induk
Bibit
yang diperlukan untuk dibesarkan haruslah yang sehat, tidak sakit, tidak cacat (sungut atau kaki patah) dan
umurnya sekitar 10-20 hari. Calon induk
jangkrik
yang baik adalah jangkrik-jangkrik yang berasal dari tangkapan alam bebas, karena biasanya memiliki
ketahanan tubuh yang lebih baik. Kalaupun
induk
betina tidak dapat dari hasil tangkapan alam bebas, maka induk dapat dibeli dari peternakan. Sedangkan
induk jantan diusahakan dari alam bebas,
karena
lebih agresif. Adapun
ciri-ciri indukan, induk betina, dan induk jantan yang adalah sebagai berikut:
a.
Indukan:
- sungutnya (antena)
masih panjang dan lengkap.
-
kedua kaki belakangnya masih lengkap.
-
bisa melompat dengan tangkas, gesit dan kelihatan sehat.
-
badan dan bulu jangkrik berwarna hitam mengkilap.
-
pilihlah induk yang besar.
-dangan
memilih jangkrik yang mengeluarkan zat cair dari mulut dan duburnya apabila dipegang.
b.
Induk jantan:
-
selalu mengeluarkan suara mengerik.
-
permukaan sayap atau punggung kasar dan bergelombang.
-
tidak mempunyai ovipositor di ekor.
-
Induk betina:
-
tidak mengerik.
-
permukaan punggung atau sayap halus.
-
ada ovipositor dibawah ekor untuk mengeluarkan telur.
2) Perawatan Bibit dan Calon Induk
Perawatan
jangkrik yang sudah dikeluarkan dari kotak penetasan berumur10 hari harus
benar-benar diperhatikan dan dikontrol makanannya, karena pertumbuhannya sangat pesat.
Sehingga kalau makanannya kurang, maka
anakan
jangkrik akan menjadi kanibal memakan anakan yang lemah. Selain itu perlu juga dikontrol kelembapan
udara serta binatang pengganggu, yaitu,
semut,
tikus, cicak, kecoa dan laba-laba. Untuk mengurangi sifat kanibal dari angkrik, maka makanan jangan sampai
kurang. Makanan yang biasa diberikan
antara lain ubi, singkong, sayuran dan dedaunan serta diberikan bergantian setiap hari.
3) Sistem Pemuliabiakan
Sampai
saat ini pembiakan Jangkrik yang dikenal adalah dengan mengawinkan induk jantan dan induk
betina, sedangkan untuk bertelur ada
yang
alami dan ada juga dengan cara caesar. Namun risiko dengan cara caesar induk betinanya besar
kemungkinannya mati dan telur yang diperoleh
tidak
merata tuanya sehingga daya tetasnya rendah.
4) Reproduksi dan Perkawinan
Induk
dapat memproduksi telur yang daya tetasnya tinggi ± 80-90 % apabila diberikan makanan yang bergizi
tinggi. Setiap peternak mempunyai ramuanramuan yang
khusus diberikan pada induk jangkrik antara lain: bekatul jagung, ketan item, tepung ikan,
kuning telur bebek, kalk dan kadang-kadang
ditambah
dengan vitamin.
Disamping
itu suasana kandang harus mirip dengan habitat alam bebas, dinding kandang diolesi tanah liat,
semen putih dan lem kayu, dan diberi
daun-daunan
kering seperti daun pisang, daun jati, daun tebu dan serutan kayu. Jangkrik
biasanya meletakkan telurnya dipasir atau tanah. Jadi didalam kandang khusus peneluran disiapkan
media pasir yang dimasukkan dipiring
kecil.
Perbandingan antara betina dan jantan 10 : 2, agar didapat telur yang daya tetasnya tinggi. Apabila
jangkrik sudah selesai bertelur sekitar 5 hari, maka
telur dipisahkan dari induknya agar tidak dimakan induknya kemudian kandang bagiab dalam disemprot
dengan larutan antibiotik (cotrymoxale).Selain
peneluran secara alami, dapat juga dilakukan peneluran secara caesar. Akan tetapi
kekurangannya ialah telur tidak merata
matangnya (daya
tetas).
5) Proses kelahiran
Sebelum
penetasan telur sebaiknya terlebih dahulu disiapkan kandang yang permukaan dalam kandang dilapisi
dengan pasir, sekam atau handuk yang
lembut.
Dalam satu kandang cukup dimasukkan 1-2 sendok teh telur dimana satu sendok teh telur diperkirakan
berkisar antara 1.500-2.000 butir telur.
Selama proses
ini berlangsung warna telur akan berubah warna dari bening sampai kelihatan keruh. Kelembaban
telur harus dijaga dengan menyemprot
telur
setiap hari dan telur harus dibulak-balik agar jangan sampai berjamur. Telur akan menetas merata sekitar
4-6 hari.
C.
Pemeliharaan
1) Sanitasi dan
Tindakan Preventif
Seperti
telah dijelaskan diatas bahwa dalam pengelolaan peternakan jangkrik ini sanitasi merupakan masalah yang
sangat penting. Untuk menghindari
adanya
zat-zat atau racun yang terdapat pada bahan kandang, maka sebelum jangkrik dimasukkan kedalam
kandang, ada baiknya kandang dibersihkan
terlebih dahulu dan diolesi lumpur sawah. Untuk mencegah gangguan hama, maka kandang diberi
kaki dan setiap kaki masing-masing
dimasukkan
kedalam kaleng yang berisi air.
2) Pengontrolan
Penyakit
Untuk
pembesaran jangkrikn dipilih jangkrik yang sehat dan dipisahkan dari yang sakit. Pakan ternak harus
dijaga agar jangan sampai ada yang
berjamur
karena dapat menjadi sarang penyakit. Kandang dijaga agar tetap lembab tetapi tidak basah, karena
kandang yang basah juga dapat menyebabkan
timbulnya penyakit.
3) Perawatan
Ternak
Perawatan
jangkrik disamping kondisi kandang yang harus diusahakan sama dengan habitat aslinya, yaitu
lembab dan gelap, maka yang tidak kalah
pentingnya
adalah gizi yang cukup agar tidak saling makan (kanibal).
4) Pemberian
Pakan
Anakan
umur 1-10 hari diberikan Voor (makanan ayam) yang dibuat darikacang kedelai, beras merah dan
jagung kering yang dihaluskan. Setelah
vase
ini, anakan dapat mulai diberi pakan sayur-sayuran disamping jagung muda dan gambas.
Sedangkan
untuk jangkrik yang sedang dijodohkan, diberi pakan antara lain : sawi, wortel, jagung muda, kacang
tanah, daun singkong serta ketimun
karena
kandungan airnya tinggi. Bahkan ada juga yang menambah pakan untuk ternak yang dijodohkan anatar
lain : bekatul jagung, tepung ikan, ketan
hitam,
kuning telur bebek, kalk dan beberapa vitamin yang dihaluskan dan dicampur menjadi satu.
5) Pemeliharaan
Kandang
Air
dalam kaleng yang terdapat dikaki kandang, diganti setiap 2 hari sekali dan kelembapan kandang harus
diperhatikan serta diusahakan agar bahaya
jangan
sampai masuk kedalam kandang.
No comments:
Post a Comment