Morfologi
Pengertian
Bidang
linguistik atau tata bahasa yang mempelajari kata dan proses pembentukan kata
secara gramatikal disebut morfologi. Dalam beberapa buku tata bahasa, morfologi
dinamakan juga tata bentukan.
Satuan
ujaran yang mengandung makna (leksikal atau gramatikal) yang turut serta dalam
pembentukan kata atau yang rnenjadi bagian dari kata disebut morfem.Berdasarkan
potensinya untuk dapat berdiri sendiri dalam suatu tuturan, rnorfem dibedakan
atas dua macam yaitu :
1. morfem terikat, morfem yang tidak mempunyai
potensi untuk berdiri sendiri, sehingga harus selalu hadir dengan rnengikatkan
dirinya dengan modem bebas lewat proses morfologs, atau proses pembentukan
kata, dan
2. morfem bebas, yang secara potensial mampu
berdiri sendiri sebagai kata dan secara gramatikal menduduki satu fungsi dalam
kalimat.
Dalam
bahasa Indonesia morfem bebas disebut juga kata dasar. Satuan ujaran seperti
buku, kantor, arsip, uji, ajar, kali, pantau, dan liput rnerupakan modem bebas
atau kata dasar; sedang me-, pe-, -an, ke - an, di-, ,swa-, trans-, -logi,
-isme merupakan morfem terikat.
Sebuah
morfem, jika bergabung dengan morfem lain, seting mengalami perubahan.
Misalnya, morfem terikat me dapat berubah menjadi men-, mem-, meny-, menge-,
dan menge- sesuai dengan lingkungan yang dimasuki. Variasi modem yang terjadi
karena pengaruh lingkungan yang dimasuki disebut alomor
Proses morfologis adalah proses pembentukan kata dari
suatu bentuk dasar menjadi suatu bentuk jadian.
Proses ini , meliputi afiksasi
(pengimbuhan), reduplikasi (pengulangan), dan komposisi (pemajemukan).
Sebelum
diuraikan lebih lanjut tentang ketiga proses morfologis di atas perlu
ditegaskan terlebih dahulu tiga istilah pokok dalam proses ini, Yaitu kata
dasar, bentuk dasar, dan unsur langsung.
Kata dasar :
kata
yang belum berubah, belum mengalami proses morfologis, baik berupa proses
penambaban imbuhan, proses pengulangan, rnaupun proses pemajemukan.
Bentuk dasar :
bentuk
yang menjadi dasar dalam proses morfologis, dapat benupa kata dasar, kata
berimbuhan, kata ulang, dan dapat pula berupa kata majemuk.
Unsur langsung :
bentuk
dasar dan imbuhan yang membentuk kata jadian.
Afiksasi (Penambahan Imbuhan)
Dalam
tata bahasa tradisional afiks disebut imbuhan, yaitu morfem terikat yang dapat
mengubah makna gramatikal suatu bentuk dasar. Misalnya me- dan -kan, di- dan
-kan, yang dapat mengubah arti gramatikal seperti arsip menjadi mengarsipkan,
diarsipkan.
Proses penambahan afiks pada
sebuah bentuk dasar atau kata dasar imiah yang disebut afiksasi.
Afiks
yang terletak di awal bentuk kata dasar. seperti ber-, di-; ke-, me-, se-, pe-,
per-, ter-, pre-, swa-,adalah prefiks atau awalan.
Yang
disisipkan di dalam sebuah kata dasar, seperfi -em, -er-, -el-, di-sebut infiks
atau sisipan.
Yang
terletak di akhir kata dasar, seperti -i -an, -kan, -isme, -isasi, -is, -if dan
lain-lain dinamakan sufiks atau akhiran.
Gabungan
prefiks dan sufiks yang membenluk satu kesatuan dan bergabung dengan kata
dasarnya secara serentak seperti :
ke-an
pada kata keadilan, kejujuran, kenakalan, keberhasilan, kesekretarisan, pe-an
seperti pada kata pemberhentian, pendahuluan, penggunaan, penyatuan, dan
per-an
sebagaimana dalam kata pertukangan, persamaan, perhentian, persatuan dinamakan
konfiks.
Ingat,
karena konfiks sudah membentuk satu kesaman, maka harus tetap dihitung satu
morfem. Jadi kata pemberhentian dihitung tiga morfem, bukan empat, Bentuk
dasarnya henti, satu morfem, mendapat prefiks ber-, satu morfem, dan mendapat
konfiks pe-an yang juga dihitung Satu morfem, maka semuanya tiga morfem.
Fungsi
dan Arti Afiks
Tidak
semua afiks dibicarakan di sini. Yang akan dibahas hanya afiks-afiks yang
memiliki frekuensi kemunculan dalam soal-soal tinggi.
1. Prefiks me-,
berfungsi
membentuk kata kerja atau verba. Prefiks ini mengandung arti struktural.
a.
'melakukan tindakan seperti tersebut dalam kata dasar' contoh:
menari,
melompat, mengarsip, menanam, menulis, mencatat.
b.
'membuat jadi atau menjadi' contoh :
menggulai,
menyatai, menjelas, meninggi, menurun, menghijau, menua
c.
mengerjakan dengan alat' contoh :
mengetik,
membajak, mengail mengunci, mengetam
d.
berbuat seperti atau dalam keadaan sebagai' contoh: membujang, menjanda,
membabi buta
e.
mencari atau mengumpulkan' contoh :
mendamar,
merotan.
f.
dll.
2. Prefiks ber,
berfungsi
membentuk kata kerja (biasanya dari kata benda, kata sifat, dan kata kerja
sendiri) Prefiks ini mengandung arti :
a.
'mempunyai' contoh :
bernama,
beristri, beruang, berjanggut
b.
'memakai' contoh :
berbaju
biru, berdasi, berbusana.
c.
melakukan tindakan untuk diri sendiri (refleksif)' contoh : berhias, bercukur,
bersolek
d.
'berada dalam keadaan' contoh :
bersenang-senang,
bermalas-malas, berpesta-ria, berleha-leha.
e.
'saling', atau 'timbal-balik' (resiprok) contoh :
bergelut,
bertinju bersalaman, berbalasan.
f.
dll.
3. Prefiks pe-, berfungsi membentuk kata
benda.(dan kata kerja, kata sifat, dan kata benda sendiri). Prefiks ini mendukung makna
gramatikal :
a.
'pelaku tindakan seperti tersebut dalam kata dasar contoh : penguji, pemisah,
pemirsa, penerjemah, penggubah, pengubah, penatar, penyuruh, penambang.
b.
'alat untuk me...' contoh :
perekat,
pengukur, penghadang, penggaris
c.
'orang yang gemar' contoh :
penjudi,
pemabuk, peminum, pencuri pecandu, pemadat.
d.
'orang yang di ...' contoh :
petatar,
pesuruh.
e.
'alat untuk ...' contoh :
perasa,
penglihat, penggali.
f.
dll.
4. Prefiks per-, befungsi membentuk kata kerja
imperatif. Mengandung arti :
a.
'membuat jadi' (kausatif) contoh: perbudak, perhamba, pertuan.
b.
'membuat Iebih' contoh. pertajam, perkecil, perbesar, perkuat
c.
`menbagi jadi' contoh: pertiga, persembilan dll.
5. Prefiks di-, berfungsi membentuk kata kerja,
dan menyatakan makna pasif, contoh :
diambil,
diketik, ditulis, dijemput, dikelola.
6.
Prefiks ter-, berfungsi membentuk kata kerja (pasif) atau kata sifat. Arti yang
dimiliki antara lain ialah :
a. '
dalam keadaan di ' contoh :
terkunci,
terikat, tertutup, terpendam, tertumpuk, terlambat.
b. '
dikenai tindakan secara tak sengaja ', contoh :
tertinju,
terbawa, terpukul.
c. ' dapat
di- ', contoh :
terangkat,
termakan, tertampung.
d. '
paling (superlatif) ', contoh :
terbaik,
terjauh, terkuat, termahal, terburuk.
e. dll.
7.
Prefiks ke-, berfungsi membentuk kata bilangan tingkat dan kata bilangan
kumpulan, kata benda, dan kata kerja.
Sebagai
pembentuk kata benda, prefiks ke- bermakna gramatikal 'yang di ... i', atau
'yang di ... kan', seperti pada kata kekasih dan ketua.
8.
Sufiks -an, berfungsi membentuk kata benda.
Prefiks
ini mengandung arti :
a.
' hasil ' atau ' akibat dari me- ' contoh :
tulisan,
ketikan, catatan, pukulan, hukuman, buatan,tinjauan, masukan.
b.
' alat untuk melakukan pekerjaan ' contoh :
timbangan,
gilingan, gantungan.
c.
' setiap ' contoh :
harian,
bulanan, tahunan, mingguan.
d.
' kumpulan ', atau ' seperti ', atau ' banyak ' contoh :
lautan,
durian, rambutan.
e.
dll.
9.
Konfiks ke-an, berfungsi membentuk kata benda abstrak, kata sifat, dan kata
kerja pasif. Konfiks ini bermakna :
a.
' hal tentang ' contoh :
kesusastraan,
kehutanan, keadilan, kemanusiaan, kemasyarakatan, ketidakmampuan, kelaziman.
b.
' yang di...i ' contoh :
kegemaran
' yang digemari ', kesukaan ' yang disukai ', kecintaan ' yang dicintai '..
c.
' kena ', atau ' terkena ' contoh :
kecopetan,
kejatuhan, kehujanan, kebanjiran, kecolongan.
d.
' terlalu 'contoh :
kebesaran,
kekecilan, kelonggaran, ketakutan.
e.
' seperti ' contoh :
kekanak-kanakan,
kemerah-merahan.
f.
dll.
10.
Konfiks pe-an, berfungsi membentuk kata benda. Arfi konfiks ini di antaranya
ialah :
a.
' proses ' contoh :
pemeriksaan
' proses memeriksa ',
penyesuaian
' proses menyesuaikan ',
pelebaran
' proses melebarkan '.
b.
' apa yang di- ' contoh :
pengetahuan
' apa yang diketahui ',
pengalaman
' apa yang dialami ' ,
pendapatan
' apa yang didapat '
c.
dll.
11.
Konfiks per-an, befungsi membentuk kata benda. Arti konfiks ini ialah :
a.
' perihal ber- ' contoh :
persahabatan
' perihal bersahabat ',
perdagangan
' perihal berdagang ',
perkebunan
' perihal berkebun ',
pertemuan
' perihal bertemu '.
b.
' tempat untuk ber- ' contoh :
perhentian,
perburuan persimpangan, pertapaan.
c.
' apa yang di ' contoh :
pertanyaan,
perkataan.
d.
dll.
Afiks
Produktif dan Afiks Improduktif
Afiks
produktif ialah afiks yang mampu menghasilkam terus dan dapat digunakan secara
teratur membentuk unsur-unsur baru.
Yang
termasuk afiks produktif ialah :
me-,
di-, pe-, ber-, -an, -i, pe-an, per- an, dan ke-an.
Sedangkan
yang termasuk afiks improduktif ialah :
sisipan
-el-, -em-, er-, atau akhiran -wati,
Afiks
Serapan
Untuk
memperkaya khazanah bahasa Indonesia, kita menyerap unsur-unsur dari bahasa
daerah dan bahasa asing. Conloh afiks serapan :
1.
dwi- :
dwlingga,
dwipurwa, dwiwarna, dwipihak, dwifungsi.
2.
pra- :
praduga,
prasangka, prasejarah, prasarana, prakiraan, prasaran, prabakti, prasetia,
prawacana, prakata.
3.
swa- :
swalayan.
swadesi, swasembada, swapraja, swatantra, swadaya, swasta.
4.
awa- :
awamang,
awagas, awabau, awaracun, awalengas.
5.
a-, ab- :
asusila,
amoral, ateis, abnormal.
6.
anti- :
antipati,
antiklimaks, antitoksin, antihama, antiseptik
7.
homo- :
homogen,
homoseks, homofon, homonim, homograf, homorgan.
8.
auto- : autodidak, autokrasi, autobiografi, automobil, autonomi.
9.
hipo- :
Hiponim,hipotesis,
hipokrit, hipovitaminosis.
10.
poli- :
polisemi,
poligami, poliandri, polisilabis, poliklinik
11.
sin- :
sintesis,
sinonim, sintaksis, sinkronis, simpati, simposium
12.
tele- :
telepon,
telegraf, telegram, telepati, teleskop, teleks.
13.
trans- :
transaksi,
transisi, transportasi, transkripsi, transmisi, transliterasi, transfirmasi,
transmigrasi,transfer, transitif.
14.
inter- :
interaksi,
interelasi, interupsi, internasional, intersuler, intermeso, interlokal, dan
lain - lain.
15.
isasi- :
modernisasi,
tabletisasi, pompanisasi, kuningisasi, dan lain-lain
Reduplikasi (Pengulangan
Reduplikasi adalah proses pembentukan
kata dengan cara mengulang bentuk dasar. Ada beberapa macam reduplikasi,
sebagai berikut :
1.
Kata ulang penuh, yaitu yang diperoleh dengan mengulang seluruh bentuk dasar ;
ada dua. macam :
a.
Yang bentuk dasarnya sebuah morfem bebas, disebut dwilingga :
ibu-ibu,
buku-buku, murid-murid
b.
Yang bentuk dasarnya kata berimbuhan :
ujian-ujian,
kunjungan-kunjungan, persoalan-persoalan
2.
Dwipurwa, yang terjadi karena pengulangan suku pertama dari bentuk dasarnya :
reranting,
lelaki, leluhur, tetangga, kekasih, lelembut
Di
antara dwipurwa ada yang mendapat akhiran, seperti kata ulang pepohonan,
rerumputan, dan tetanaman.
3.
Dwilingga salin suara adalah dwilingga yang mengalami perubahan bunyi :
sayur-mayur,
mondar-mandir, gerak-gerik, bolak-baliki,seluk-beluk, compang-camping,
hingar-bingar, hiruk-pikuk, ramah-tamah, serba-serbi, serta-merta, dan
lain-lain.
4.
Kata ulang berimbuhan :
berjalan-jalan,
anak-anakan, guruh-gem uruh, rias-merias, tulis-menulis, berbalas-balasan,
kekanak-kanakan, mengulur-ulur, meraba-raba, menjulur-julurkan, dan lain-lain.
5.
Kata ulang semu ( bentuk ini sebenarnya merupakan kata dasar, jadi bukan hasil
pengulangan atau redupikasi ) :
laba-laba,
ubur-ubur, undur-undur, kupu-kupu, dan empek-empek
Arti Reduplikasi
Reduplikasi
menyatakan arti antara lain sebagai berikut:
1.
'Jamak'
Murid-murid
berkumpul di halaman sekolah. Di perpusatakaan terdapat buku-buku pelajaran.
2.
'intensitas kualitatif'
Anto
menggandeng tangan Anti erat-erat. Baju yang dijual di toko itu bagus-bagus.
3.
'intensitas kuantitatif'
Berjuta-juta
penduduk Bosnia menderita akibat perang berkepanjangan. Kapal itu mengangkut
beratus-ratus peti kemas.
4.
'intensitas frekuentatif'
Orang
itu berjalan mondar-mandir. Pada akhir bulan ini ayah pergi-pergi saja. Berkali-kali
anak itu dimarahi ibunya.
5.
'melemahkan'
Warna
bajunya putih kehijau-hijauan. Wati tersenyum kemalu-maluan melihat calon
mertuanya datang.
6.
'bermacam-macam'
Pepohonan
menghiasi puncak bukit itu. lbu membeli buah-buahan. Sayur-mayur dijual di pasar
itu.
7.
'menyerupai'
Tingkah
laku orang itu kekanak-kanakan. Orang-orangan dipasang di tengah sawah. Adik
bermain mobil-mobilan.
8.
'resiproks (saling)'
Mereka
tolong-menolong menggarap ladang. Kedua anak itu berpukul-pukulan setelah
cekcok mulut
9.
'dalam keadaan'
Dimakannya
singkong itu mentah-mentah. Pada zaman jahiliyah banyak orang dikubur
hidup-hidup.
10.
'walaupun meskipun'
Kecil-kecil,
Mang Memet berani juga melawan perampok itu.
11.
'perihal'
Ibu-ibu
PKK di Kampung Bugis menyelenggarakan kursus masak-memasak dan jahit-menjahit.
Sekretatis di kantor kami bukan hanya menangani surat-menyurat, tetapi juga
pembukuan dan daftar gaji pegawai.
12.
'seenaknya, semaunya atau tidak serius'
Saya
melihat tiga orang remaja duduk-duduk di hawah pohon Kerjanya hanya
tidur-tiduran saja. Adik membaca-baca majalah di kamar.
13.
'tindakan untuk bersenang-senang'
Mereka
makan-makan di restoran tadi malam
Komposisi
Komposisi
ialah proses pembentukan kata majemuk atau kompositum. Kata majemuk ialah
gabungan kata yang telah bersenyawa atau membentuk satu kesatuan dan
menimbulkan arti baru, contoh : kamar mandi, kereta api, rumah makan, baju
tidur.
Gabungan
kata yang juga membentuk satu kesatuan, tetapi tidak menimbulkan makna baru
disebut frase, contoh: sapu ijuk, meja itu, kepala botak, rambut gondrong,
mulut lebar.
Jenis
kata Majemuk
1.
Kata majemuk setara, yang masing-masing unsurnya berkedudukan sama, contoh :
tua
muda, laki bini, tegur sapa, besar kecil, ibu bapak, tipu muslihat dan baik
buruk
2.
Kata majemuk bertingkat, yaitu yang salah satu unsurnya menjelaskan unsur yang
lain. Jenis kata majemuk itu bersifat endosentris, yakni salah satu unsurnya
dapat mewakili seluruh konstruksi, contoh :
kamar
mandi, sapu tangan, meja gambar, dan meja tulis.
Kelas
Kata
Kata
ialah satuan bahasa terkecil yang mengandung arti, baik arti leksikal maupun
arti gramatikal, dan yang dapat berdiri sendiri serta dapat dituturkan sebagai
bentuk bebas.
Ada
dua jenis kata: kata dasar, yakni kata yang belum mengalami proses morfologis,
dan kata jadian, yakni kata yang sudah mengalami proses morfologis.
Yang
termasuk kata jadian ialah kata berimbuhan, kata ulang, dan kata majemuk.
Kata
dasar sering juga dinamakan kata tunggal, yaitu kata yang hanya terdiri atas
satu morfem, sedangkan kata Jadian yang terdiri atas beberapa morfem, disebut
juga kata kompleks.
Kelas
kata ialah pengelompokan kata berdasarkan perilaku atau sifat kata tersebut
dalam kalimat. Kata-kata yang memiliki sifat atau perilaku sama dikelompokkan
dalam satu kelas kata. Misalnya:
la
tidak belajar. Ia bukan pelajar. Ia agak tinggi.
Ia
tidak membaca. Ia bukan pemalas. Ia lebih tinggi.
la
tidak bekerja. Ia bukan guru. Ia paling tinggi.
Kata
belajar, membaca, bekerja mempunyai perilaku sama, dan karena itu ketiga kata
tersebut dikelompokkan menjadi satu kelas kata. Sebaliknya kata pelajar berbeda
dari kata belajar; terbukti bahwa kata pelajar tidak dapat ditempatkan setelah
kata tidak. Selanjutnya kata belajar maupun pelajar berbeda dari kata tinggi;
terbukti bahwa kedua kata itu tidak dapat didahului oleh kata agak, lebih atau
paling.
Berdasarkan
perilakunya seperti di atas, kata belajar, membaca, dan bekerja dikelompokkan
ke dalam satu kelas kata kerja. Kata pelajar, pemalas, guru digolongkan ke
dalam kelas kata benda. Sedang kata-kata yang sama dengan kata tinggi
dikelompokkan menjadi satu kelas kata sifat. Selain ketiga kelas tersebut
terdapat kelas lain, yakni kelas kata tugas .
Kata
Benda
Kata
benda disebut juga nomina (substantiva), yaitu semua kata yang dapat
diterangkan atau yang diperluas dengan frase yang + kata sifat. Misalnya :
• bunga
yang indah,
•
sekretaris yang terampil,
• guru
yang bijaksana,
• siswa
yang cendekia,
• Tuhan
yang Maha Esa,
• udara
yang segar,
•
persoalan yang rumitl,
•
perjanjian yang gagal,
•
keadilan yang rapuh.
Semua
kata yang tercetak miring adalah nomina.
Dalam
sebuah wacana, sering kata benda diganti kedudukannya oleh kata yang lain.
Misalnya:
"Kemarin
Amir, mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa Amir akan menemui Hendro dan
Herman di tempat yang sama".
yang
sering dan lebih wajar jika dituturkan kembali menjadi:
"Kemarin
Amir mengatakan kepada Hendro dan Herman bahwa dia akan menemui mereka di
tempat yang sama'.
Kata dia
yang menggantikan Amir dan mereka yang menggantikan Hendro dan Herman adalah
kata ganti atau pronomina.
Dalam
tata bahasa tradisional kata benda dibedakan atas:
1.
Kata benda abstrak,seperti kejujuran.
2.
Kata benda konkret, misalnya gedung.
3.
Kata benda nama diri, yang huruf awalnya selalu ditulis dengan huruf kapital,
misalnya Amir Kata benda kumpulan, seperti regu, masyarakat, tim, kelas,
keluarga.
Selanjutnya
kata ganti juga dibedakan atas beberapa subkelas :
1.
Kata ganti orang : dia, mereka, engkau, saudara, anda.
2.
Kata ganti tunjuk : ini, itu.
3.
Kata ganti hubung: yang, tempat, serta.
4.
Kata ganti tanya : apa, siapa, kapan, berapa.
Kata Kerja
adalah
Semua kata yang dapat diperluas atau dijelaskan dengan frase dengan + kata
sifat, misalnya :
•
membaca dengan lancar,
•
belajar dengan sungguh-sungguh,
•
berpakaian dengan rapi,
• makan
dengan lahap,
•
berjalan dengan santai,
• tidur
dengan nyenyak,
Kata kerja atau verba dibedakan
atas :
1.
Kata kerja transitif,
yaitu
kata kerja yang memadukan objek, contoh :
membeli,
memikirkan, mengutarakan, membahas, menertawakan, memahami, menanamkan.
Antara
verba transitif dengan objek langsung tidak boleh disela oleh preposisi atau
kata depan. Jadi bentuk ujaran seperti : "Panitia membicarakan tentang
keuangan" tidak benar atau rancu. Kalimat di atas dapat dibakukan dengan
menghilangkan kata tentang.
2.
Kata kerja transitif ganda,
ialah
kata kerja yang memerlukan objek dua, contoh: membelikan, dan membawakan dalam
kalimat
a.
Ayah membelikan adik sepeda mini;
b.
Kakak membawakan kakek barang bawaannya.
3.
Kata kerja intransitif, ialah kata kerja yang tidak memerlukan objek, contoh :
berlari,
berdiri, tertawa, menyanyi, merokok, melamun.
4.
Kata kerja reflektif,
yang
menyatakan tindakan untuk diri sendiri, contoh :
bersolek,
berhias, bercukur, bercermin, mengaca.
5.
Kata kerja resiproks,
yang
menunjukkan tindakan atau perbuatan berbalasan atau menyatakan makna saling,
contoh :
bergelut,
berpandangan, bergandengan, bertinju, pukul-memuku,l surat-suratan,
senggol-senggolan.
Sehubungan
dengan kata kerja ini, kita sering membuat kesalahan dengan menambahkan kata
saling di depan kata kerja ini, misalnya:
saling
tolong-menolong, saling bergandengan, saling bertinju.
Semua
bentuk pengungkapan tersebut salah atau rancu, dan dapat dibetulkan dengan
menghilangkan kata saling, atau mengubah menjadi saling menolong, saling
menggandeng, saling meninju.
6.
Kata kerja instrumental,
yang
menunjuk sarana perbuatan :
mengetik,
bermotor, bersepeda, membajak, dan mengetam.
7.
Kata kerja aktif,
yang
subjeknya melakukan tindakan seperti yang dimaksud. Biasanya berawalan me- atau
ber-, contoh :
menyanyi,
mengungkit, berdebat, dan bermalam.
8.
Kata kerja pasif,
yang
subjeknya menjadi sasaran dari tindakan dimaksud. Biasanya berawalan di-, ter-
dan berimbuhan ke- an. contoh :
dibahas,
diminati, diulang, terpukul, tertindas, kecopetan.
Kata
kerja yang menduduki fungsi predikat disebut kata kerja finit (predikatif),
sedang kata kerja yang berfungsi nominal atau berfungsi sebagai kata benda,
yang menduduki fungsi subjek atau objek, dinamakan kata kerja infinit (substantiva).
Misalnya dalam kalimat :
Belajar
itu penting dan la belalar membaca. Belajar dan membaca adalah verba lnfinit.
Kata
Sifat
Semua
kata yang dapat diperluas dengan kata lebih, paling, sangat, atau mengambil
bentuk se-reduplikasi-nya, adalah kata sifat. Kata ini disebut juga adjektiva,
contoh :
lebih
cermat, agak membosankan, sangat cantik, semahal-mahalnya
lebih
bijaksana, paling enak, sangat mahal, sebaik-baiknya
lebih
bahagia, tua sekali, sangat pandai, sejelek-jeleknya
paling
menarik, cantik sekali, kurang berharga, seteliti-telitinya
Kata
sifat dikatakan berfungsi atributif jika digunakan untuk menjelaskan kata
benda, dan kata sifat tersebut bersama-sama dengan kata bendanya membentuk
frase nominal. Jika digunakan sebagai predikat sebuah kalimat ia dikatakan
berfungsi predikatif Perhatikan contoh berikut :
(1)
Mahasiswa baru itu sedang mengikuti penataran P4.
(2)
Buku itu baru.
Kata
baru dalam kalimat (1) berfungsi atributif, sedangkan dalam kalimat (2)
berfungsi predikatif.
Kata
Tugas
Kata
yang berfungsi total, memperluas atau mentransformasikan kalimat dan tidak
dapat menduduki jabatan-jabatan utama dalam kalimat, seperti kata dan, di,
dengan, dll. dikelompokkan ke dalam kelas kata tugas. Yang termasuk kata tugas
ialah :
(1)
Kata depan atau preposisi : di, ke, dari
(2)
Kata hubung atau konjungsi : dan, atau, karena, dengan
(3)
Kata sandang atau artikula : si, sang, para, kaum
(4)
Kata keterangan atau adverbia : sangat, selalu, agak, sedang,
secepat-cepatnya
1.
Ciri - ciri Kata Tugas
1.
Tidak dapat berdiri sendiri sebagai tuturan yang bebas.
2.
Tidak, pernah mendapat imbuhan atau mengalami afiksasi.
Perhatikan,
kata ke, dari, di, tetapi, telah, akan, dsb., tidak mengalami afiksasi !
3.
Berfungsi menyatakan makna gramatikal kalimat. Sebuah kalimat akan berubah
artinya jika kata tugasnya diganti dengan kata tugas yang lain. Perhatikan
contoh di bawah ini :
a.
Herman sedang mandi
b.
Herman sudah mandi
c.
Herman belum mandi
d.
Herman akan mandi
e.
Herman selalu mandi
f.
Herman pernah mandi
4.
Jumlah kata tugas hampir tidak, berkembang karena sifat keanggotaannya
tertutup. Ini berbeda sekali dengan kata benda, kata kerja atau kata sifat yang
terus berkembang dan diperkaya oleh kata-kata baru.
2.
Fungsi Kata Tugas
Fungsi
kata tugas ialah untuk menperluas atau menyatakan hubungan unsur-unsur kalimat
dan menyatakan makna gramatikal atau arti struktural kalimat tersebut. Secara
terinci kata tugas berfungsi untuk menunjukkan hubungan :
1.
arah : di, ke, dati
2.
pelaku perbuatan : oleh
3.
penggabungan : dan, lagi, pula, pun, serta, tambahan
4.
kelangsungan : sedang, akan, sudah, belum, pernah, sesekali
5.
waktu : ketika, tatkala, selagi, waktu, saat, sejak
6.
pemilihan : atau
7.
pertentangan : tetapi, padahal, namun, walaupun, meskipun, sedangkan
8.
pembandingan : seperti, sebagai, penaka, serasa, ibarat, bagai, daripada,
mirip, persis
9.
persyaratan : jika, asalkan,kalau,jikalau,sekiranya, seandainya, seumpama, asal
10.
sebab : sebab, karena, oleh karena
11.
akibat : hingga, sehingga, sampai-sampai, sampai, akibatnya
12.
pembatasan : hanya, saja, melulu, sekadar, kecuali
13.
pengingkaran : bukan, tidak, jangan
14.
peniadaan : tanpa
15.
penerusan : maka, lalu, selanjutnya, kemudian
16.
penegasan : bahwa, bahwasanya, memang
17.
derajat : agak, cukup, kurang, lebih, amat, sangat, paling
18.
tujuan : agar, biar, supaya, untuk
19.
peningkatan : makin, semakin, kian, bertambah
20.
penyangsian : agaknya, kalau-kalau, jangan-jangan
21.
pengharapan : moga-moga, semoga, mudah-mudahan, sudilah
22.
orangan : sang, si, yang, para, kaum
23.
menjelaskan : ialah, adalah, yaitu, yakni, merupakan
Kata
tugas yang menyatakan hubungan arah di dan ke, yang merupakan kata yang penuh
berdiri sendiri dan dipisahkan dari kata yang mengikuti, sering dikacaukan
dengan prefiks di- dan ke- yang harus digabung dengan bentuk dasarnya.
Perhatikan
perbedaan berikut:
•
di sini , ke sini, ditulisi, kedua
•
di sana, ke samping, dikemukakan, kegemaran
•
di dalam, ke luar daerah, dikelilingi, kekasih
•
di bawah, ke Surabaya, dikeluarkan, kedalaman
•
di luar kota, ke utara, diutarakan, keringanan
No comments:
Post a Comment