HAKIKAT ADMINISTRASI
Ilmu Administrasi
a.
Pengertian administrasi
Administrasi menurut asal katanya berasal dari bahasa
latin. ad + ministrae, ad berarti intensif sedangkan ministrae berarti melayani, membantu,
dan memenuhi, jadi tugas utama seorang adminisatrator/manajer adalah memberikan
layanan prima. Administrare adalah kata kerja sedangkan kata bendanya adalah
administration dan kata sifatnya adalah administratiavus. Administrasi dalam
pengertian yang sempit adalah suatu pekerjaan tata usaha dalam kantor.
Administrasi dalam pengertian yang luas adalah seluruh proses kerja sama orang
atau lebih dalam mencapai tujuan bersama.
b.
Definisi administrasi menurut para ahli
Leonard D white (1955: P.1) merumuskan sebaagai "administration is a process comman to all
group effort public or provaate, civil or millitaaary, large scaale or smaall
scall" (administrasi adalah suatu proses yang biasanya terdapat pada
semua usaha kelompok baik usaha pemerintah, ataupun swasta, sipil atau militer
baik secara besar-besaran ataupun kecil-kecilaan)
H.A.Simon
(1961:P.3) "administration can be
defined aas the aactivitiesa if group cooperating to accomplish common goals"
(administrasi dapat didefenisikan sebagai kegiatan kelompok orang-orang yaang
melakukan kerjasama untuk mencapai tujuan bersama)
Dwoght
Waldo (1971:P.20) "administrasi adalah suaatu bentuk daya upaya manusia
yang kooperatif yang mempunyai tingkat rasional yang tinggi":
The
Lianag Gie (1965:P.5) "administrasi adalah segenap proses
penyelenggaraaaan dalam segenap usaha kerjasama sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu". defenisi ini mendapat perubahan (1972 :P.a37)
yaitu peoses penyelenggaraan diganti dengan rangkaian penataan. kemudian lebih
disempurnakan (1977:13) yaitu administrasi adalah segenap rangkaian kegiatan
terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama
mencapaai tujuan tertentu.
S.p
Siagiaan (1985:P.3) " adalah keseluruhan proses kerjasama antara dua orang
manusia atau lebih yang didasarkan pada rasionalitas tertentu untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Parajudi
Atmosudirjo (11975 : P) administrasi adalah pengendalian dan penggerakk dari
suatu organisasi sedemikiaan rupa sehingga organisasi itu menjadi hidup dan
bergerak menuju ketercapainya segala sesuatu yang telah ditetapkan oleh
administrator yakni kepala organisasi.
c.
Kedudukan Administrasi
Dalam kehidupan manusia serba kebutuhan, kebutuhan untuk
tempat tinggal, makan, pakaian dan lain-lain yang biasa dikenal dengan istilah
kebutuhan- kebutuhan primer atau kebutuhan pokok. Untuk dapat memenuhi
kebutuhan ini apa itu kebutuhan primer atau kebutuhan sekunder. Orang harus
mengusahakan dengan perbuatan-perbuatan yang nyata
Berusaha seorang diri maupun secara bekerja sama dengan
perbuatan yang nyata akan dengan perbuatan nyata maka kebutuhan itu menjelma
menjadi tujuan. Di dalam memenuhi kebutuhannya dalam banyak hal orang harus
bekerja sama atau dengan kata lain orang harus melaksanakan suatu proses
penyelenggaraan usaha kerja sama dalam mencapai tujuaannya. proses
penyelenggaraan inilah yang disebut dengan administrasi dan pada masyarakat
modern yaang makin berkembang ini makin penting pula tujuan-tujuan yang ingin
dan hendak dicapainya maka makin baik dan tepat pula administrasi yanag harus
diarahkannya. Oleh karena it, makin penting pula kedudukan administrasi sebagai
kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan tersebut.
Kedudukan administrasi penting dalam suatu negara yang
telah maju apalagi bagi negara yang sedang berkembang. yang mana administrasi
akan memberi sumbangan pengalaman dibidang apapun telah mengajarkan kepada
negara-negera itu bahwa masalah kemajuan negara bukanlah dititik beratkan hanya
pada modal yang cukup sumber-sumber alam dan kekayaan bumi yaang berlimpah-limpah
tenaga kerja manusia yang belebih-lebihan tetapi sangat dibutuhkan peranan/kedudukan
aadminstrasi. Administras merupakan modal yang berhargan sekali bagi negara-negara
tersebut untuk melaksanakan tugas dalam mencapai tujuan apalagi asas utama
administrasi adalah daya guna kerja berarti bahwa manusia ingin mencapai suatu
hasil secara maksimum atau terbaik dengan menyelenggarakan sesuatu keja atau
usaha secara minimum dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Disamping administrasi penting bagi suatu negara maka
admnistrasi juga penting bagi badan-badaan atau organisasi perusahaaan dan
perindustrian juga bagi lembaga-lembaga seperti lembaga peradilan lembaga
permasyarakatan bahkan pembrontak dan orang matipun membutuhkan admnistrasi.
Sehingga dapat dikatakan bahwa dimana ada terdapat kegiatan dari orang-orang
yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama maka disana terdapat
administrasi.
Adminitrasi Pendidikan
a.
Pengertian Administrasi Pendidikan
Berdasarkan etimologi “administrasi” berasal dari bahasa
latin yang terdiri dari “ad” artinya
intensif dan “ministrare” artinya
melayani, membantu atau mengarahkan. Jadi pengertian administrasi adalah melayani
secara intensif. Dari perkataan “administrare”
terbentuk kata benda “administrario”
dan kata “administrauus” yang
kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris yakni “administration” (DR. Hadari Nawawis, 1982). Selain itu dikenal juga
kata “administratie” yang berasal
dari kata belanda, namun memilki arti yang lebih sempit, sebab terbatas pada
aktivitas ketatatusahaan yaitu kegiatan penyusunan dan pencatatan keterangan
yang diperoleh secara sistematis. Administrasi sering dikaitkan dengan
aktivitas administrasi perkantoran yang hanya merupakan salah satu bidang dari
aktivitas adminstrasi yang sebenarnya.
Ditinjau dari katanya, administrasi mempunyai arti sempit
dan arti luas. Dalam arti sempit diartikan sebagai kegiatan pencatatan data,
surat-surat informasi secara tertulis serta penyimpanan dokumen sehingga dapat
dipergunakan kembali bila diperlukan. Dalam hal ini kegiatan administrasi meliputi
pekerjaan tata usaha. Dalam arti luas, administrasi menyangkut kegiatan
manajemen/pengelolaan terhadap keseluruhan komponen organisasi untuk mewujudkan
tujuan/program organisasi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pekerjaan
administrasi merupakan pekerjaan operatif dan manajemen.
Sedangkan administrasi pendidikan merupakan perpaduan
dari dua kata, yakni “administrasi” dan “pendidikan”. Pada hakikatnya
administrasi pendidikan adalah penerapan ilmu administrasi dalam dunia
pendidikan atau dalam pembinaan, pengembangan dan pengendalian usaha
praktek-praktek pendidikan. Administrasi sekolah merupakan salah satu bagian
dari administrasi pendidikan, yaitu administrasi pendidikan yang dilaksanakan
di sekolah. Salah satu alat administrasi sekolah adalah tata usaha.
b.
Dasar dan Prinsip Administrasi Pendidikan
Berikut ini merupakan dasar yang perlu diperhatikan agar
administrator dapat mencapai sukses dalam tugasnya. Beberapa dasar dalam
administrasi antara lain.
1)
Efisiensi
Administrator akan berhasil dalam tugasnya bila dia
menggunakan semua sumber, tenaga, dana, dan fasilitas yang ada secara efisien
2)
Pengelolaan
Administrator akan memperoleh hasil yang paling efektif
dan efisien dengan cara melakukan pekerjaan manejemen, yakni merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan dan melakukan pemeriksaan (pengontrolan).
3)
Pengutamaan Tugas Pengelolaan
Bila diharuskan untuk memilih pekerjaan manajemen dan
pekerjaan operatif dalam waktu yang sama, seorang administrator cenderung
memprioritaskan pekerjaan operatif. Namun ia sebaiknya tidak memfokuskan
perhatiannya pada pekerjaan operatif saja karena bila ia hanya berkecimpung
dalam tugas-tugas operatif saja, maka pekerjaan pokoknya akan terbengkalai.
4)
Kepemimpinan yang Efektif
Administrator dikatakan berhasil dalam melakukan tugasnya
bila ia mampu mengembangkan kerjasma antara seluruh anggota baik secara
horizontal maupun secara vertikal.
c.
Tujuan Administrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan pada umumnya adalah agar
semua kegiatan mendukung tercapainya tujuan pendidikan atau dengan kata lain
administrasi yang digunakan dalam dunia pendidikan diusahakan untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Administrasi pendidikan semakin rumit karena menyangkut
masyarakat atau orang tua murid, yang terlibat langsung dalam pendidikan itu.
Oleh karena itu, semakin baik administrasi pendidikan ini, semakin yakin pula
bahwa tujuan pendidikan itu akan tercapai dengan baik.
Sergiovanni dan Carver (1975) menyebutkan empat tujuan
administrasi yaitu :
1)
Efektifitas produksi,
2)
Efisiensi,
3)
Kemampuan menyesuaikan diri (adaptivenes),
4)
Kepuasan kerja
Keempat tujuan tersebut dapat digunakan sebagai kriteria
untuk menentukan keberhasilan dalam penyelenggaraan sekolah. Sebagai contoh:
sekolah memiliki fungsi untuk mencapai efektifitas produksi, yaitu menghasilkan
lulusan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum. Dalam pencapaian tujuan tersebut
harus dilakukan usaha seefisien mungkin, yaitu dengan menggunakan kemampuan
dana, dan tenaga semaksimal mungkin, tetapi memberi hasil sebaik mungkin,
sehingga lulusan tersebut dapat melanjutkan ke tingkat berikutnya dan dapat
menyesuaikan dirinya (adaptivenes)
dengan lingkungan sekolahnya yang baru. Selanjutnya lulusan ini akan mencari
kerja pada perusahaan yang memberi kepuasan kerja kepada mereka.
d.
Fungsi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan tindakan
mengoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan untuk menata sumber daya
yang ada dengan sebaik-baiknya sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara
produktif. Penjabaran istilah produktif biasanya tergantung kepada siapa yang
meninjaunya. Ada tiga pola pandang tentang sekolah yang produktif, yakni
administrator, psikolog, dan ekonomi.
Pandangan
administrator. Administrator bertanggungjawab untuk mengolah sistem pendidikan.
Penentuan untuk mengkategorikan sekolah produktif dapat dilakukan dengan
mengaitkan antara input yang digunakan, yaitu ruangan, guru, buku, dan
peralatan lainnya dengan output ang diharapkan. Output yang diharapkan harus
dapat mencapai keseimbangan yang paling menguntungkan dengan input yang
tersedia.
Pandangan
psikolog. Mereka mengaitkan ukuran sekolah yang produktif dengan perubahan dan
perilaku peserta didik, yang mencakup pertambahan pengetahuan, nilai dan
peningkatan kemampuan lainnya dan mengaitkan pula dengan input yang tersedia.
Kesulitan utama dalam pola pandang ini adalah cara mengidentifikasikan dan
mengukur perubahan perilaku sebagai akibat pendidikan di sekolah. Kesulitan ini
terjadi karena perubahan perilaku peserta didik (output) adalah gabungan antara pengaruh sekolah dan lingkungan luar
sekolah.
Pandangan
ekonomi. Pendidikan memberikan kontribusi pada peserta didik untuk berperan dalam
sistem ekonomi. Sekolah disebut produktif jika nilai moneter yang diterima oleh
setiap individu akibat pendidikakn adalah seimbang atau lebih besar daripada
biaya yang dkeluarkan untuk memperoleh pendidikan.
e.
Administrasi dan Manajemen Pendidikan
Ada beberapa istilah yang sering disamakan dengan istilah
administrasi pendidikan, misalnya manajemen pendidikan. Dalam penggunaannya
secara umum, administrasi sering diartikan sama dengan manajemen, administrator
dengan manajer. Namun, akhir-akhir ini
ada beberapa penulis yang mencoba membedakannya, walaupun kadang-kadang
pembedaaan itu tidak konsisten. Kalaupun ada nampaknya perbedaan itu tidak
fundamental. Ketidaksamaan pendapat yang ada dapat dipahami, sebab dalam
beberapa prakatiknya ada tiga pendapat tentang hubungan antara administrasi
dengan manajemen, yakni administrasi lebih luas dari manajemen atau
administrasi mencakup manajemen, pendapat ini sesuai dengan pendapat D. Waldo
dalam bukunya Public Administration yang mengatakan: “Public administration is organization of man and materials to achieve
the purposes of goverment” (Administrasi negara adalah pengorganisasian dan
manajemen manusia dan materi untuk mencapai tujuan pemerintah).
Administrasi
identik dengan manajemen, dengan alasan:
1)
Dilihat dari pengertiannya, baik administrasi maupun
manajemen merupakan proses, kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
2)
Dalam istilah sehari-hari, terutama dalam arti
kelembagaan keduanya sering dipakai menunjuk isi yang seperti Akademi
Administrasi, Aakademi Manajemen.
Administrasi
lebih sempit daripada manajemen, dalam arti administrasi tercakup dalam
manajemen, secara spesifik administrasi merupakan satu bidang dari manajemen
sebab manajemen terdiri atas enam bidang yakni production, marketing, financial, personal, human relation, dan administrative management. Dalam paham ini, administrasi disamakan dengan office management, yakni sebagai
kegiatan ketatausahaan atau sama dengan arti adminsitrative yang berasal dari bahasa Belanda.
Polemik tentang kaitan administrasi dan manajemen masih
berlangsung sampai saat ini. Namun akhir-akhir ini ada kecenderungan tertentu
untuk membedakan penggunaannya. Untuk bidang pendidikan, pemerintahan, rumah
sakit, dan kemiliteran dipakai istilah administrasi, sedangkan untuk bidang
industri dan perusahaan dipakai istilah manejemen.
f.
Fungsi Administrasi Pendidikan
Administrasi pendidikan merupakan aspek yang penting
dalam pendidikan. Administrasi pendidikan merupakan keseluruhan proses yang
diperlukan dalam penyelesaian pekerjaan-pekerjaan personil sekolah untuk
mendidik peserta didik. Jadi administrasi ini ditujukkan kepada pendidikan
peserta didik secara tidak langsung.
Selain memiliki tujuan, administrasi pendidikan juga
mempunyai beberapa fungsi, yakni administrasi pendidikan memiliki fungsi
sebagai (1) perencanaan, (2) pengorganisasian, (3) penyusunan, (4) pengarahan,
(5) pengkoordinasian, (6) pelaporan, (7) penganggaran, (8) pergerakan, (9)
pengawasan, dan (10) penilaian.
1)
Perencanaan
Administrasi dan manajemen membutuhkan selalu diawali
dengan fungsi perencanaan atau planning. Dalam tahap perencanaan ini
administrator berkegiatan untuk merumuskan, memilih, dan menetapkan apa saja
aktifitas-aktifitas sumber daya yang akan dilaksanakan dan mungkin yang akan
digunakan dimasa datang untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Sergiovanni (1987: 300) berpendapat bahwa: “plans are guides, approximations, goal post,
and compass setting not irrevocable commitments or decision commandments”.
Jadi rencana adalah sebuah penuntun yang disusun sedemikian rupa yang sulit
untuk dirubah.
Sedangkan Enoch (1992:3) berpendapat bahwa definisin
perencanaan pendidikan adalah sebagai : “suatu proses mempersiapkan alternatif
keputusan bagi kegiatan masa depan yang di arahkan kepada pencapaian tujuan
dengan usaha yang optimal mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di
bidang ekonomi, sosial budaya secara menyeluruh dari suatu negara”.
Hal ini menunjukan bahwa perencanaan sekolah adalah
tuntunan-tuntunan, taksiran, pos-pos tujuan, dan letak-letak pedoman yang telah
jadi komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali, yang
diatur dan disepakati secara bersama-sama oleh kepala sekolah dan staff
personnel sekolah, berdasarkan periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
Arti penting perencanaan terutama adalah memberikan
kejelasan arah bagi setiap kegiatan, sehingga setiap kegiatan dapat diusahakan
dan dilaksanakan seefisien dan seefektif mungkin. Terdapat sembilan manfaat
perencanaan bahwa perencanaan antara lain.
a)
Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan lingkungan.
b)
Membantu dalam kristalisasi persesuaian pada
masalah-masalah utama.
c)
Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran;
d)
Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat.
e)
Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi.
f)
Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai
bagian organisasi.
g)
Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah
dipahami;
h)
Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti.
i)
Menghemat waktu, usaha dan dana.
Selain itu dalam perencanaan terdapat prinsip-prinsip
yang harus diperhatikan, karena merencanakan sesuatu harus didasarkan atas
pertimbangan tertentu dan sebuah perencanaan haruslah memiliki banyak manfaat,
berikut adalah prinsip-prinsip dalam perencanaan.
a)
Perencanaan adalah suatu proses yang berkesinambungan.
b)
Perencanaan adalah suatu proses yang komprehensif.
c)
Perencanaan hendaklah menghasilkan rencana yang fleksibel
dan realistis.
d)
Perencanaan harus berorientasi pada tujuan.
e)
Perencanaan pendidikan harus memperhitungkan aspek-aspek
kuantitatif dan kualitatif pendidikan.
f)
Perencanaan pendidikan harus melahirkan rangkaian
tindakan yang jelas, terarah, dan menurut prinsip efisiensi dan efektifitas.
g)
Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada identifikasi
fenomena pendidikan yang sedang terjadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa perencanaan adalah sebuah
panduan untuk mempersiapkan keputusan bagi kegiatan dimasa depan yang mengarah
kepada tujuan berdasarkan komitmen-komitmen tertentu.
2)
Pengorganisasian
Pengorganisasian merupakan kegiatan dimana aktivitasnya
berisi tentang menyusun dan membentuk hubungan kerja antar pribadi ataupun
kelompok, sehingga terwujud suatu kesatuan usaha dalam menempuh tujuan yang
sudah ditetapkan.
Berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai apa itu
pengorganisasian.
a)
Koontz dkk. mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah
penetapan sturuktur peranan internal dalam suatu lembaga yang terorganisasian
secara formal. Pengorganisasian yang efektif dapat membagi habis (merata) dan
menstrukturkan tugas-tugas ke dalam sub-sub komponen organisasi.
b)
Terry mengemukakan bahwa pengorganisasian adalah
pembagian pekerjaan yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok,
penentuan hubungan-hubungan pekerjaan di antara mereka dan pemberian lingkungan
pekerjaan yang sepatutnya.
Menurut Sergiovanni, terdapat empat aspek penting ataupun
empat syarat yang harus dipertimbangkan dalam pengorganisasian, yaitu
a)
Legitimasi (Legitimacy),
memberikan respon dan tuntunan eksternal, yaitu sekolah mampu menampilkan
performansi organisasi yang dapat mayakinkan pihak-pihak terkait akan kemampuan
sekolah mencapai tujuan melakukan tindakan melalui sasaran.
b)
Efisiensi (efficiency),
pengakuan terhadap sekolah pada penggunaan waktu, uang, dan sumber daya
sekolah.
c)
Keefektifan (effectivitness)
menggambarkan ketepatan pembagian tugas, hak, tanggung jawab, hubungan kerja
bagian-bagian organisasi, dan menentukan personnel (guru dan non guru)
melaksanakan tugasnya;
d)
Keunggulan (excellent)
menggambarkan kemampuan organisasi dan kepala sekolah melaksankan fungsi dan
tugasnya sehingga dapat meningkatkan harga diri dan kualitas sekolah.
Menurut Gorton, teradapat langkah-langkah dasar dalam
mengorganisasi program sekolah; yang pertama ialah menentukan tugas, kemudian
menentukan parameter waktu dan kebutuhan, setelah itu menentukan jabatan dan
tanggung jawab, merinci hubungan kewenangan, merinci hubungan komunikasi,
identifikasi kebutuhan koordinasi dan penyusunan penetapan kriteria penialian
kerja. Dalam pengorganisasian terdapat asas-asas penting yang harus
diperhatikan, diantaranya
a)
Organisasi harus profesional, yaitu dengan pembagian
satuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan;
b)
Pengelompokan satuan kerja harus menggambarkan pembagian
kerja;
c)
Organisasi harus mengatur pelimpahan wewenang dan
tanggung jawab;
d)
Organisasi harus mencerminkan rentangan kontrol;
e)
Organisasi harus mengandung kesatuan perintah; dan
f)
Organisasi harus fleksibel dan seimbang.
Thomson menggambarkan bahwa organisasi mempunyai inti
teknis kegiatan yang dilaksankan berhubungan langsung dengan lingkungan
eksternal, dan mengatasi ketidak pastian dan penyesuaian dalam melaksanakan
tugas meliputi pasangan timbal balik antara staff yang selevel seperti guru
atau sesama staff personnel lainnya di sekolah (Owens, 1987).
Alasan fungsi pengorganisasian penting:
a)
Mewujudkan struktur organisasi.
b)
Uraian tugas dari setiap bidang atau bagian dalam
organisasi menjadi jelas.
c)
Wewenang atau tanggung jawab menjadi jelas.
d)
Memperlihatkan antar tugas atau pekerjaan dari setiap
unit organisasi.
e)
Sumber daya manusia dan material yang dibutuhkan dapat
diketahui.
3)
Kepegawaian
Fungsi yang ketiga adalah kepegawaian. Setara dengan
fungsi-fungsi sebelumnya, kepegawaian mempunyai fungsi yang sangat penting
dimana kepegawaian adalah pengisian sesuatu bidang atau unit dengan personal
yang akan melaksanakan tugas kegiatannya.
Dalam kepegawaian yang menjadi titik penekannya ialah
personal itu sendiri. aktifitasnya yang dilakukan di dalam kepegawaian antara
lain: menentukan, memilih, menempatkan, dan membimbing personel.
Sebenarnya fungsi administrasi ini sudah dijalankan sejak
penyusunan perencanaan dan pengorganisasian. Dalam hal ini prinsip the right
man in the right place selalu diperhatikan.
Masalahnya selanjutnya yang perlu diperhatikan didalam
kegiatan-kegiatan kepegawaian ialah pemberian motivasi kepada para pegawai agar
selalu giat, kesejahteraan pegawai (jasmani maupun rohani), insentif dan
penghargaan atas jasa-jasa mereka, konduite dan bimbingan untuk dapat lebih
maju, adanya kesempatan meng-upgrade diri, masalah pemberhentian dan pension
pegawai.
4)
Pengarahan
Suharsimi Arikunto memberikan definisi pengarahan sebagai
penjelasan, petunjuk, serta pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas
yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan tugas
dapat berjalan dengan lancar.
Pengarahan (directing)
merupakan pengarahan yang diberikan kepada anggota organisasi, sehingga mereka
menjadi karyawan yang berpengerahuan dan akan bekerja efektif menuju sasaran
yang telah ditetapkan organisasi. Directing juga mencakup kegiatan yang
dirancang untuk memberikan orientasi kepada pegawai antara lain informasi
tentang hubungan antar bagian, antar pribadi, kebijaksanaan, dan tujuan
organisasi.
Falsafah yang dikembangkan dalam fungsi pengarahan ini
adalah suatu cara berfikir dalam menejemen yang meliputi pengamatan, pengertian
terhadap konsep dan keyakinannya untuk mengambil tindakan. Oleh karena itu,
kerja sama dalam satu tim kerja di sekolah memerlukan proses pemantauan (monitoring) yang intesif, yaitu suatu
kegiatan untuk mengumpulkan data informasi berkaiatan dengan apa yang dilakukan
dalam usaha mengetahui seberapa jauh kegiatan pendidikan yang telah dilakukan
oleh guru, konselor, dan karyawan sekolah lainnya telah mencapai tujuannya.
Hal yang penting didalam fungsi pengarahan ialah
bagaimana kepemimpinan berperan besar untuk memotivasi dan tentu saja
mengarahkan dan mendorong kepada setiap orang yang ia pimpin untuk mencapai
tujuan yang sesuai dengan kapasitasnya.
Pengarahan-pengarahan dapat berupa:
a)
Penjelasan tentang
apa, mengapa dan bagaimana tugas;
b)
Urutan prioritas
penyelesaian;
c)
Prosedur kerja;
d)
Sarana dan sumber
yang dapat dirnanfaatkan;
e)
Pihak-pihak yang
berkait dengan urusannya, baik langsung maupun tidak langsung; dan
f)
Bagaimana
melakukan penilaian terhadap penyelesaian tugas tersebut.
5)
Pengkoordinasian
Sistem koordinasi pada umumnya tidak efektif karena
muncul system birokrasi, dan krisis ini akan terjadi jika organisasi menjadi
terlalu besar dan rumit untuk dikelola. Akan tetapi, pada pokoknya
penggoordinasian menurut The Liang Gie (1983: 216) merupakan rangkaian
aktifitas yang menghubungkan, menyatu padukan dan menyalaraskan orang-orang dan
pekerjaan. Sedangkan Oteng Sutisna (1983: 199) merumuskan koordinasi ialah
mempersatukan sumbangan-sumbangan dari orang-orang, bahan, dan sumber-sumber
lain ke arah tercapainya maksud yang telah ditetapkan.
Koordinasi dapat diwujudkan dengan menggunakan cara-cara
antara lain:
a)
Konferensi atau
pertemuan lengkap yang mewakili unit kerja;
b)
Pertemuan berkala
untuk pejabat-pejabat tertentu;
c)
Pembentukan
panitia gabungan jika diperlukan;
d)
Pembentukan badan
kooordinasi staff untuk mengkoordinir kegiatan;
e)
Mewancarai bawahan
untuk mengetahui hal penting yang berkaitan dengan tugas dan tanggung jawabnya;
f)
Memorandum atau
instruksi berantai; dan
g)
Ada dan
tersedianya buku pedoman organisasi dan tata kerja.
6)
Pengangaran
Dianalogikan sebagai aspek penting dalam kebutuhan
sehari-hari, dimana manusia membutuhkan makanan untuk melakukan kegiatan,
begitulah pentingnya fungsi pembiayaan ini.
Pembiayaan adalah kegiatan yang berisi tentang dana dan
anggaran. Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola
anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari
perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu,
penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi
pembiayaan itu antara lain:
a)
Perencanaan tentang berapa biaya yang akan diperlukan,
b)
Dari mana dan bagaiamana itu dapat diperoleh/diusahakan,
c)
Bagaimana penggunaannya,
d)
Siapa yang akan melaksanakannya,
e)
Bagaiamana pembukuan dan pertanggung jawabannya, dan
f)
Bagaimana pengawasannya, dll.
7)
Pergerakan
Penggerakan atau istilah pembimbingan menurut the Liang
Gie merupakan aktifitas seorang manager dalam pemerintahan, menugaskan,
menjuruskan, mengarahkan, dan menuntun karyawan atau personnel organisasi untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Terry menjelaskan actuating merupakan usaha untuk menggerkan anggota kelompok
sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai
sasaran organisasi.
Adapun menurut Keith Davis (1972) menggerakan ialah
kemampuan membujuk orang-orang mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
dengan penuh semangat.
Unsur essensial dalam organisasi yaitu kebersamaan
langkah maupun gerak didasarkan instruksi yang jelas untuk mencapai suatu
tujuan.
Jadi pemimpin hanya mungkin melakukan pergerakan dengan
sebaik-baiknya apabila bawahannya menaruh kepercayaan dan penghargaan
terhadapnya. Jadi setiap pemimpin atau menejer yang ingin menjalankan
kepemimpinannya dengan efektif harus meningkatkan kualitas dirinyaagar menjadi
seorang pemimpin (leader) dengan
memiliki format authority, technical authority, dan personal authority yang memadai.
Di dalam menggerakkan sesuatu pastilah ada proses-proses
yang mungkin dapat membantu, namun hal itu tidak lepas dari objek yang kita
gerakkan tersebut, jadi tidak ada pedoman tertentu dalam penggerakkan, namun
berikut ini pedoman umum yg mungkin biasa dilakukan, yaitu:
a)
Motivasi kepada anak didik, bawahan, pegawai, dan
sebagainya;
b)
Komunikasi yang efektif;
c)
Mengembangkan partisipasi aktif dikalangan pekerja;
d)
Pemberian tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan pekerja;
dan
e)
Perbaikan iklim organisasi dan kondisi-kondisi pekerja.
8)
Pengawasan
Kegiatan pengawasan ini dilakukan agar prilaku personalia
organisasi mengarah ke tujuan organisasi, bukan semata-mata ke tujuan
individual; dan agar tidak terjadi penyimpangan yang berarti antara rencana
dengan pelaksanaan. Dengan demikian jelaslah controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Melalui pengawasan yang efektif,
roda organisasi, implementasi rencana, kebijakan, dan upaya pengendalian mutu
dapat dilaksanakan dengan lebih baik.
Pengertian pengawasan yang lebih sederhana dikemukakan
oleh Johnson (1973: 74) yaitu sebagai fungsi sistem yang melakukan penyesuaian
terhadap rencana, mengusahakan agar penyimpangan-penyimpangan tujuan system
hanya dalam batas-batas yang dapat ditoleransi. Dengan denikian dapat
ditegaskan bahwa sasaran pengawasan adalah prilaku individu sebagai orang-orang
yang memproses lancarnya kegiatan pembelajaran dan tidak terjadi penyimpangan.
Pengertian ini mengacu pada dua hal yaitu performan personel dalam memproses
obyek dan hasil pendidikan.
Menurut Terry (2003: 18) ada berbagai cara untuk
mengadakan perbaikan, termasuk mengubah rencana dan bahkan tujuannya, mengatur
kembali tugas-tugas atau mengubah wewenang, tetapi seluruh perubahan tersebut
dilakukan melalui manusiawi.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
melaksanakan pengawasan menurut Massie (1973) ialah:
a)
Tertuju kepada strategis sebagai kunci sasaran yang
menentukan keberhasilan;
b)
Pengawasan menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam
mencapai tujuan;
c)
Flexible dan responsive
terhadap perubahan –perubahan kondisi dan lingkungan;
d)
Cocok dengan organisasi pendidikan, misanya organisasi
sebagai system terbuka;
e)
Merupakan control diri sendiri;
f)
Bersifat langsung yaitu pelaksanaan control ditempat
pekerja; dan
g)
Memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para
personnel pendidikan.
Pengawasan yang baik adalah yang dapat memanfaatkan
profesi dan karier manusia (personnel)
secara optimal yaitu:
a)
Mengikutsertan mereka menentukan sasaran;
b)
Menciptakan iklim yang mendorong pengembangan diri; dan
c)
Membuat mereka responsive
dengan semangat yang menantang. Untuk itu perlu ada suatu system penilaian yang
sistematis dan tepat yang dapat memberi gambaran seberapa singkat kualitas yang
diperolah.
9)
Penilaian
Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah
aktivitas untuk meneliti dan mengetahui sampai di mana pelaksanaan yang
dilakukan di dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai dengan
rencana atau program yang telah di tetapkan dalam rangka pencapaian tujuan
pendidikan. Evaluasi mengetahui berhasil atau tidaknya suatu program,
diperlukan adanya penilaian atau evaluasi. Tiap penilaian berpegang pada
rencana tujuan yang hendak dicapainya, atau dengan kata lain setiap tujuan
merupakan kriteria penilaian.
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan, tidak didirikan
orang untuk memperoleh penghasilan, melainkan untuk memelihara dan memajukan
kebudayaan. Dengan demikian penilaiaan tentang efisiensi pendidikan bukanlah
untuk menentukan untung rugi secara finansial. Berhasil atau tidak berhasil
pendidikan harus dinilai dari sudut keuntungan–keuntungan atau kerugian
masyarakat.
Secara lebih rinci maksud penilaian (evaluasi) adalah :
a)
Memperoleh dasar
bagi pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja, pekejaan tersebut
berhasil;
b)
Menjamin cara
bekerja yang efektif dan efisien;
c)
Memperoleh
fakta-fakta tentang kesukaran-kesukaran dan untuk menghindari situasi yang
dapat merusak; dan
d)
Memajukan
kesanggupan para personel dalam mengembangkan organisasi.
Perlu ditekankan di sini bahwa fungsi-fungsi pokok yang
telah dibicarakan di atas satu sama lain sangat erat hubungannya, dan
kesemuanya merupakan suatu proses keseluruhan yang tidak terpisahkan satu sama
lain dan merupakan rangkaian kegiatan yang kontinyu.
Di dalam fungsi penilaian ini terlihat kegiatan-kegiatan
monitoring, kontrol, dan supervisi. Monitoring
dilakukan selama berlangsung proses pelaksanaan pekerjaannya untuk memperoleh
informasi tentang pelaksanaan. Demikian kita lihat bahwa penilaian, monitoring, kontrol dan supervisi
berkaitan sangat erat dan mempunyai tujuan yang sama ialah untuk lebih
memperbaiki pelaksanaan program suatu organisasi atau lembaga.
Penilaian tidak hanya mengenai hasil atau tujuan akhir
seperti telah direncanakan semula. Penilaian semacam ini dalam rangka sistim
instruksional disebut evaluasi sumatif. Penilaian juga dilakukan selama
berlangsungnya proses kegiatan penilaian ini disebut formative evaluation.
Pendek kata, penilaian itu harus dilakukan secara berkesinambungan dan mengenai
segi kehidupan organisasi atau lembaga.
ADMINISTRATOR
Administrasi merupakan upaya untuk
mengendalikan segala SDM dan SDA untuk memperoleh tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Oleh karena itu, memerlukan cara berfikir yang rasional. Cara
berfikir tersebut diperlukan karena administrasi adalah ilmu yang nyata dan
hadir di kehidupan manusia. Seorang administrator memerlukan cara berfikir
secara rasional. Cara berfikir rasional dapat dikatakan merupakan cara berfikir
manusia yang ke-enam, atau berfikir secara intelek (Prajudi, 1982: 10).
Cara Berfikir Rasional
Secara normal manusia mempergunakan
lima macam cara berfikir dalam kehidupannya sehari-hari. Kelima cara tersebut,
yakni:
a.
Ngelamun/Austik
Cara
ini yakni kita mengalami atau melihat di dalam alam pikiran (mind) kita. Ini merupakan suatu
rangkaian gambaran ide yang tidak lengkap dan samar-samar. Ngelamun merupakan
manifestasi daripada angan-angan atau keinginan yang terpendam yang selalu ada di setiap manusia.
b.
Mengingat
Cara
ini dipakai dengan jalan mengingat kembali apa yang telah kita kerjakan atau
lakukan. Misalnya pada saat kehilangan kunci motor, dan kita berfikir dengan
mencoba mengingat dimana kita terakhir mempergunakan dan menaruhnya.
c.
Imajinatif
Cara
ini dilakukan bilamana kita misalnya sedang memikirkan mau membelikan kado
untuk menyenangkan orang lain.
d.
Taktis/Mengkali
Cara
berfikir yang kita lakukan bilamana misalnya kita hendak memetik mangga di
pohonnya yang tinggi, atau cara untuk mengalahkan lawan di pertandingan bola.
e.
Percaya
Cara
berfikir kita gunakan bilamana misalnya kita sedang berbincang dengan teman
kita, dan mempercayainya pendapatnya tentang suatu pokok permasalahan.
Adminisitrator
Administrasi ada karena disebabkan
adanya administrator yakni seseorang yang menggerakan sistem administrasi. Cara
administrator menjalankan administrasinya dengan (a) mengembangkan organisasi,
(b) mengembankan sistem informasi,
dan (c) mengembangkan sistem manajemen. Administrator
adalah orang yang member tugas, kewenangan dan pengarahan-pengaragan (Prajudi,
1982: 71). Adapun tugas dari administrator antara lain:
a.
Menguasai dan menghayati badan usaha yang dipimpin.
b.
Merumuskan lebih lanjut segala apa yang menjadi kehendak
dan keputusan pimpinan.
c.
Memelihara dan mengambangkan organisasi yang dipercayakan
kepadanya setapat-tepatnya.
d.
Mengembangkan dan memelihara sistem informasi yang secara
tepat, termasuk sistem pembukuan, kearsipan, dokumentasi dan komunikasi.
e.
Memelihara dan mengembangkan sistem manajemen dengan
tepat.
f.
Melaksankan tugas sesuai tujuan dan maksud dari badan
usaha yang dipimpinnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Burhanudin,
Yusak. 2005. Administrasi Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Daryanto. 2001. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta,
_______. 1998. Administrasi Pendidikan.
Jakarta: Rineka Cipta,
Engkoswara,
dan Komariah, Aan. 2011. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
Gunawan, Ary. 1996. Administrasi
Sekolah:administrasi Pendidikan mikro. Jakarta:Rineka cipta.
Maulida,fella. 2012. Menejemen Sekolah. (diakses tanggal 28/11).
http://manajemensekolah24.blogspot.com/2012/10/manajemen-peserta-didik.
Nawawi, Hadari. 1997. Administrasi
Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung
Ngalim, Purwanto, M. 2010. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Putra,
Eka. 2012. Pengambilan Keputusan dan
Sistem Informasi. online:
www.belbuk.com/pengambilan-keputusan-dan-sistem-informasi-p-154.html (diakses pada tanggal 15 November 2013 pukul
12.00 WIB).
Rahman,Fandi.
2013. Bahaya Narkoba Bagi Remaja.
(diakses tanggal 28/22). http://www.tugasku4u.com/2013/05/makalah-bahaya-narkoba-bagi-remaja.
Riswanda.
2012. Sistem Informasi dan Pengambilan
Keputusan. online:
sweetmanggo.blogspot.com/2008/12/sistem-informasi-dan-pengambilan.html (diakses
pada tanggal 15 November 2013 pukul 12.00 WIB).
Sagala,
Syaiful, 2005.
Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Siagian
Sondang, P.
1992 Kerangka Dasar Ilmu Administrasi. Jakarta: PT Rineka
No comments:
Post a Comment