Friday, June 10, 2016

PEMADU FRASA PADA KALIMAT

PEMADU FRASA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEium2US3LjpbLOpT02D6ooIJu-fQGxpgvfX_bh3OYLfEerg_eK0FvWmeRK-weoZ6iW8eEif6tavT0IFsDbi3aikRx0riA2mtK96ozJ3M54ZwZSAAmYxt_2kS6gT7xgbSWbbbns6JJO_yGfo/s1600/frasa+logo.jpg


PENDAHULUAN


Bahasa sebagai alat komunikasi merupakan sarana perumusan maksud, melahirkan perasaan, dan memungkinkan kita menciptakan kegiatan sesama manusia, .mengatur berbagai aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan rnasa depan kita. Bahasa sebagai alat komunikasi diperoleh manusia sejak lahir sampai usia sekolah, yang dikenal dengan istilah pemerolehan bahasa.
Pemerolehan   bahasa   merupakan   satu   proses   perkembangan   bahasa   manusia. Lazimnya   pemerolehan   bahasa   pertama   dikaitkan   dengan   perkembangan   bahasa  pada siswa manakala pemerolehan bahasa kedua bertumpu kepada  perkembangan bahasa   orang   dewasa   ( Language   Acquisition:   On-line ).   Perkembangan   bahasa pada siswa pula  bermaksud pemerolehan bahasa  ibu. Namun terdapat juga pandangan lain yang mengatakan bahawa terdapat dua proses yang   terlibat   dalam   pemerolehan   bahasa   dalam   kalangan   siswa   yaitu pemerolehan   bahasa   dan   pembelajaran   bahasa.   Dua   faktor   utama   yang   sering dikaitkan   dengan   pemerolehan   bahasa   ialah   faktor nurture   dan   faktor   nature . Namun   para   pengkaji   bahasa   dan  linguistik   tidak   menolak  kepentingan   tentang pengaruh   faktor-faktor   seperti   biologi   dan   persekitaran.   Kajian-kajian   telah dijalankan  untuk melihat sama  ada  manusia memang  sudah dilengkapi dengan alat biologi untuk kebolehan berbahasa  seperti yang didakwa oleh ahli linguistik  Noam Chomsky   dan   Lenneberg   ataupun   pemerolehan   berbahasa   ialah   hasil   daripada pemerolehan kognisi umum dan interaksi manusia dengan persekitarannya.
Chomsky yang kutip oleh Subyakto-Nababan1 mengatakan bahwa setiap manusia mernpunyai apa yang dinamakan falcuties of the mind, yakni semacam kapling-kapling intelektual dalam benak atau otak mereka dan salah satunya dijatahkan untuk pemakaian dan pemerolehan bahasa. Seorang yang normal akan memperoleh bahasa ibu dalam waktu singkat. Hai ini bukan karena anak memperoleh rangsangan saja, lalu si anak mengadakan respon, tetapi karena setiap anak yang iahir telah dilengkapi dengan seperangkat peralatan yang memperoleh bahasa ibu. Alat ini disebut dengan Language Acquisition Device (LAD) atau lebih dikenal dengan nama piranti pemerolehan bahasa.
Kemampuan kebahasaan pada seorang anak berjalan beriringan dengan perkembangan biologisnya. Setiap anak berupaya menyerap kaidah yang berlaku dalam masyarakat secara bertahap. Pada kemampuan berbahasa pada anak, akan menggunakan bahasa yang lebih sederhana dulu menuju ke kaidah bahasa yang lebih sulit.  Proses ujaran dapat merupakan kata, kelompok kata atau kalimat. Sebelum berujar, tentunya terlebih dahulu memalui proses di dalam otak, dalam proses ini, seorang manusia, menyusun kata dan kiadah apa saja yang akan digunakan yang nantinya dapat menjadi ujaran yang kita dengar. Ujaran tentunya selain bisa diujarkan melalui bicara, tentunya sebuah ujaran bisa dituliskan. tulisan yang dimaksud adalah susunan kat, kelompok kata, kelimat yang dituliskan. bisa dalam bentuk kata saja, kalimat, paragraph, atau bisa juga karangan. 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrYCI0Mr2CHSC0_B4eO9bISQmY6bliqvn4WNxcAQmept-cewzJkdnK0h9o7W772EEJO6trGs2jhEhhdMdibBMt2R_ph0X4g6RHx2GiqD3ovaU2eLbMe3YDldfG5ue1cPzBs1t0x-1t7U4/s1600/Frasa4_zps7bda4502.png


 PEMBAHASAN


1 Phares Marker
Untuk mengetahui apa itu phrase maker. Mari kita lihat contoh kalimat berikut.
                     S
                                                VP

 NP                     VP                                        NP
                                                           
 N             V                   N                  Pen                  N

Ibu       membeli          buku              di                     toko 

Pelabelan pada struktur diagram pohom yang terdapat dalam kalimat di atas yang disebut dengan phrase maker atau penanda frasa. Proses membuat phrase maker adalah suatu rekonstruksi linguistic yang dilakukan dengan memberikan label pada kata-kata yang digunakan dalam sebuah ujaran atau kalimat (Wahab, 2005:41).
Fungsi adanya phrase maker adalah 1) memberi kita informasi analisis pada bagian-bagian penyusun atas kalimat atau ujaran yang berisi bagian-bagian yang sama. Dan mana yang menjadi dominasi pada bagian yang didominasi. 2) Fhrase maker memberi kita representasi yang formal atas elemen-elemen penyusun ujaran atau kalimat. 

2 Gramatika Struktur Frasa
            Aturan atau cara yang dipakai untuk mengurai kalimat denga cara member penanda frasa itulah yang disebut dengan gramatika struktur frasa. Dari contoh kalimat di atas, penanda frsa memiliki beberapa symbol, misalnya S untuk kalimat yang merupakan symbol yang paling awal, dan NP, VP N atau V untuk symbol pembantunya (Wahab, 2005:41).
            Gramatika Struktur frasa memberikan informasi tentang pengelompokkan penanda yang masih berhierarki. Serta symbol mana yang lebih awal digunakan dan simbo yang mana yang tidak boleh mendahului symbol yang lain.
             
3 Macam-Macam Frasa
            Samsuri (2005), menyebutkan ada beberapa jenis frasa. Frasa-frasa itu dapat dijelaskan sebagai berikut.
      a.  Frasa Nomina (FN)
            Frasa Nomina yaitu kata-kata yang menunjukkan pengertian tentang orang, hewan dan barang atau hal hal yang abstrak. Frasa ini dibedakan menjadi pronominal dan nama.
Bentukan frasa nomina berupa N1 + N2 …. Nx. Ada beberapa macam frasa nomina:
  1. FN Penjelas macam atau nama
  2. FN Keterangan milik atau asal
  3. FN Keterangan Tempat
  4. FN Keterangan Hal mengenai apa pokok itu
  5. FN Penjelasan untuk siapa pokok itu
  6. FN Bahan untuk pokok
  7. FN bersifat Alat penggerak
  8. FN Penjelas untuk menerangkan persamaan bentuk, warna, atau salah satu sifat yang terkandung dalam nomina penjelas

Bentukan frasan nomina dengan N + V, ada beberapa macam FN dengan bentukan N + V, antara lain:
  1. FN tentang kegiatan pokok yang dijelaskan oleh verba sebagai penjelasnya.
  2. FN tentang untuk kegiatan apa pokok itu, yang dinyatakan oleh verba.
  3. FN tentang kegiatan apa yang dilakukan orang pada tempat yang dinyatakan oleh pokok.
  4. FN mengenai keadaan pokok yang dikenai kegiatan yang dinyatakan pokok.
Bentukan frasa nomina dengan bentukan N + A. frasa ini mempunyai jenis antara lain:
  1. FN yang berisi A sebagai penjelas yang member keterangan tentang pokok.
  2. FN yang berisi N + pronominal.

b.   Frasa Verba (FV)
      Secara umum frasa verba dapat dinyatakan dengan pertanyaa “ pokok sedang apa. Ada beberapa bentukan FV, antara lain:
  1. FV yang terbentuk dari V yang sederhana, semi lengkap dan lengkap
  2. FV dengan pokok ber+ Vp
  3. FV dengan pokok ter + Vp
  4. FV dengan pokok ke + VP + an
  5. FV dengan pokok meN + Vp, meN + Vp + I , meN + Vp + kan
  6. FV dengan bentukan V + FN

  1. Frasa Adjektifa (FA)
Frasa Ajektifa dapat dirumuskan dengan kalimat “ pokok bagaimana”. Ada beberapa bentukan FA, antara lain:
  1. FA dengan bentukan sangat + A
  2. FA dengan bentukan warna + A

  1. Frasa Numeralia (FNu)
Frasa numeralia dapat dirumuskan dengan pertanyaan “berapa pokok?”. Frasa ini digolongkan adan dua jenis yaitu yang bersifat alami dan yang bersifat ukuran.
  1. FNu alami yaitu FNu dengan bentukan Nu + (orang / ekor / buah).
  2. FNu ukuran, yaitu FNu dengan bentukan Nu + (depa / keranjang / pikul / kaleng / bungkus dan sebagainya)



  1. Frasa Preposisi (FP)
Frasa preposisi dapat dirumuskan dengan kalimat, 1) P mana pokok, dan 2) P apa / siapa pokok. Frasa ini dapat dibentuk dengan  bentukan dari p + FN.

  1. Bentuk Frasa Lain
·         Modalitas
·         Cara
·         Alat
·         Tempat
·         Waktu
·         Aspek
·         Suasana
 



Daftar Pustaka

Dardjowidjojo, Soenjono. 2008. Psikolinguistik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Arifin, Zainal. 1989. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa.

Wahab, Abdul. 2005. Butir-Butir Linguistik. Surabaya: Airlangga University Press.

Samsuri. 1982. Analisis Bahasa. Jakarta Pusat: Erlangga.
             .1985. Tata Kalimat Bahasa Indonesia. Jakarta Pusat: Sastra Hudaya

Brown, Douglas. 2008. Prinsip dan Pembelajaran Bahasa. Jakarta: Person Education.

Ellis, Rod. 1994. The Study of Sekond Language Acquistion. New York: Oxfor University Press.

Language Acquisition. (On-line). Available: http://earthrenewal.org/second language.htm

Language Acquisition. (On-line). Available: http://www.ecs.soton.ac.uk/~harnad/ Papers/Py104/pinker.langacq.html

Language acquisition. (On-line). Available: http://en.wikipedia.org/wiki/ Languageacquisition


 

No comments:

Post a Comment